Semua Bab Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar: Bab 231 - Bab 240

259 Bab

231. Mencari Perhatian

Hati kian terasa kacau. Valerie jadi mempertanyakan kepercayaannya pada Leo. Seharusnya dinas luar hanya sehari, tetapi bertambah jadi tiga hari. Apakah itu dibuat-buat agar Leo dan Vania bisa menghabiskan waktu bersama?Valerie semakin gelisah. Kian blingsatan ketika Leo tidak menghubunginya. Dulu tak masalah jika Leo hanya menelepon sekali atau paling banyak dua kali. Tapi sekarang, tidak di telepon dalam setengah jam saja membuatnya tak karuan.‘’Mami kenapa, sih, Mi? Kok nggak mau diam gitu kayak cacing kepanasan?’’ Fokus Rian jadi terbagi melihat Valerie mondar-mandir. PR yang harusnya siap dalam sepuluh menit tetapi sudah setengah jam tidak kunjung usai akibat memperhatikan sang ibu.‘’Papi ada nelepon?’’‘’Bukannya papi barusan nelepon?’’ ‘’Itu kan satu jam yang lalu, Rian. Cepet hubungi papi. Bilang kalau mami sakit,’’ ujarnya penuh penekanan.Rian menaikkan satu alisnya karena menurutnya Valerie sehat walafiat. Tetapi, tetap saja dirinya menurut dan menyambangi nakas tempat
Baca selengkapnya

232. Masa Lalu Menyakitkan

‘’Hah, HOTEL? KAMU SERIUSAN? LEO DAN VANIA?’’ Bukan tanpa alasan Sandra mengeraskan dan menekankan suaranya.Sandra membelakangi Gavi tetapi wanita itu tahu jika ada sepasang mata yang mengamati. Oh, syukurlah. Mudah-mudahan saja ini menjadi klimaks kebencian Gavi pada Vania.Gavi baru saja pulang, mendengar atau tidak awalnya, nama Vania berhasil menarik perhatian Gavi.‘’Kasihan banget kamu harus gantiin tugas Vania yang lagi CHECK IN. Ck!’’Ketika menoleh ke belakang, wajah Gavi merah padam namun tetap diam mendengarkan. Sandra pun buru-buru mengakhiri pura-pura sigap untuk melayani suaminya yang pulang bekerja. ‘’Ya sudah kamu hati-hati, ya. Suami aku pulang.’’‘’Gav, kamu nggak dengar apa-apa, kan?’’ serunya seraya meletakkan ponsel ke meja. Kemudian mencium tangan dan juga pipi sang suami.‘’Aku baru sampai. Tadi telponan sama siapa?’’ Gavi pun sama dramanya, berpura-pura, pakai acara bertanya.‘’Sama Sandra.’’Deg.‘’Eh, maksudku Elsa. Astaga, aku sampai salah menyebut nama
Baca selengkapnya

233. Dendam Yang Tumbuh

‘’Mana Leo?’’Vania tidak menyangka lama tidak berkabar Gavi datang malah marah-marah.‘’Kamu sembunyikan dia di mana?’’ Gavi beralih menyingkap selimut. Tapi, kosong. Tidak ada siapapun.‘’Aku ke sini untuk bekerja bukan tidur dengan suami orang!’’ tegas Vania masih di depan pintu.Jika Gavi melakukan kekerasan kembali Vania akan segera kabur dan berteriak kencang.Pikirannya sudah mengarah ke sana karena gelagat Gavi seperti monster yang diberi nyawa. Tampak bengis dan mengerikan.‘’Kau tidak berhak bicara seperti itu, Pelacur!’’‘’Aku tidak seperti istri sirimu!’’ Vania tidak akan tinggal diam lagi bila direndahkan. Terlebih mengatai seenaknya pelacur. Bisa-bisa Devano Mahendra akan bangkit dari kubur bila tahu anaknya memang berprofesi seperti itu dan bukannya sekretaris.‘’Berani-beraninya—’’‘’Tujuanmu apa kemari?’’ Vania memotong gerakan Gavi yang terlihat ingin melakukan kekerasan.‘’Aku akan membawamu pulang! Kemasi barangmu sekarang!’’‘’Jangan lupa kalau aku tidak mendapa
Baca selengkapnya

234. Akta Cerai

Karena kejadian tersebut, Rendi pun memutuskan untuk tidak memperpanjang menginap di hotel. Mereka pulang dengan urusan bisnis yang sebenarnya sudah selesai dua hari lalu.Kekhawatiran Valerie, Leo lah yang melakukannya demi Vania. Padahal sebenarnya adalah Rendi, demi bisa berdua dengan Elsa.Leo terpaksa mengikut saja demi Valerie tidak curiga juga Delia dan Alin tidak banyak tanya jika dirinya pulang duluan namun Rendi tidak.Sedangkan Vania, tidak tahu apa-apa karena lebih sering di kamar karena Leo tidak melibatkannya dalam pertemuan.‘’Mama!’’Gia begitu senang Vania sudah kembali. Anak dan ibu itu berpelukan hangat melepas rindu. Semangat hidup Vania tinggal Gia. Anak itu yang Vania bela mati-matian untuk dibahagiakan. Tidak peduli apa yang dirasakannya meski pertemuan dengan Gavi seperti ditusuk belati, namun Vania berusaha tegar menutupinya.Gia harus hidup di rumah yang selalu tersenyum untuk putri kecilnya walau tidaklah utuh. Itu lebih baik dari pada punya ayah tapi lupa
Baca selengkapnya

235. Peluang Bersama

‘’Tapi papa, papanya Rian bukan papanya Gia.’’‘’Rian punya dua papa. Satunya Papa Nathan. Juga dua mama. Mama Lili dan dan Mami Valerie. Kalau Rian punya begitu banyak. Kenapa Gia tidak?’’Gia sudah punya mama lain sebenarnya. Tetapi Gia tidak mau karena menurutnya Sandra adalah wanita jahat. Tidak seperti Alia, sahabatnya. Memiliki Valerie dan Lili yang baik seperti ibu peri.‘’Apa papa tidak cukup baik menjadi papanya Gia?’’‘’Papa baik. Gia sayang papa.’’ Gia kian mengeratkan pelukannya dengan air mata terus membanjiri.Dirinya begitu rindu sosok ayah, yang selalu bermain bersamanya. Menggendong dan menciuminya. Tetapi, sosok itu sudah lama tidak ada.Terkadang ingin bertanya pada sang mama kenapa Gavi tidak mencarinya? Apa tidak rindu dengannya?Namun urung karena tahu Gavi sudah tidak mencintainya maupun sang mama.Bukan tanpa alasan Gia berpikiran seperti itu. Sebabnya adalah…Beberapa bulan sebelum kepindahannya…‘’Gia, papa sayang banget sama Tante Sandra dan calon adik Gia
Baca selengkapnya

236. Meninggalkan Rumah

Tidak ada hujan tidak ada petir, khawatir dan cemburu bercampur menjadi satu.Valerie masuk ke kamarnya mengemasi semua barang-barang. Memesan tiket pulang ke Kalimantan.Rian yang mengabarkan hal itu pada Leo pun segera datang dan melihat kebenaran ucapan putranya.‘’Sayang, kamu kamu kemana?’’ Leo dan Rian saling menatap.Keduanya bingung. Tapi tidak berusaha menghentikan yang dilakukan Valerie.Rencana awal mereka menetap selamanya di rumah Vira. Rian pun sampai pindah sekolah. Tetapi setelah melihat Valerie mengumpulkan pakaian ke dalam koper, membuat mereka yakin jika Valerie berubah pikiran.Tapi, kenapa harus mendadak?‘’Mami nggak serius, kan?’’Gerakan Valerie berhenti. ‘’Apa mami terlihat sedang main-main?’’ Lalu kembali ke lemari, mengambil yang tersisa.‘’Kamu kenapa, Sayang? Apa ada yang mengganggumu?’’ Sepuluh menit lalu masih baik-baik saja dan sekarang Valerie berubah drastis. Tidak mungkin tidak ada apa-apanya.‘’Iya. Aku terganggu! Makanya aku mau kita pergi sekar
Baca selengkapnya

237. Tertangkap Basah

‘’Balik lagi kamu ke rumah ini, Val.’’Rumah yang menjadi saksi pecahnya peperangan. Rumah tempat Leo menyimpan Valerie dari Vania.‘’Mau bagaimana lagi? Dari pada aku sesak napas di rumah mama.’’ Baginya tempat ini seperti rumah perlindungan. Valerie merasa aman dan tidak memiliki ketakutan apapun.‘’Aneh. Di rumah di jauhin tapi di kantor, kan, mereka ketemu lagi.’’Valerie tahu akan begitu terang-terangan jika dipisahkan di rumah tapi di kantor juga. Karena itu Valerie akan menyelesaikannya satu persatu, dengan kepala dingin.‘’Bisa kita jangan bahas kakakku…’’‘’Val, bentar.’’Delia mengankat tangannya lalu tertegun melihat layar telepon. ‘’Kenapa nggak diangkat?’’‘’Dari panti asuhan. Kenapa, ya?’’ Bertahun-tahun lamanya setelah mengadopsi Raffi dan Rico, baru ini Delia mendapat telepon dari panti.‘’Angkat saja. Mana tau penting.’’‘’Halo.’’ Akhirnya Delia mengangkat dengan rasa penasaran.‘’Orang tua si kembar terlihat di panti? Kapan?’’‘’....’’‘’Jangan pernah berikan ident
Baca selengkapnya

238. Dua Perselingkuhan Dalam Satu Kantor

‘’Van, tolong bawa berkas terkait pembelian batu bara kemarin.’’‘’Baik, Pak.’’Gagang telepon kembali ke tempatnya, Vania pun juga sibuk mencari file ketika mereka keluar kota kemarin.Elsa yang mejanya memang berseberangan dengan Vania pun mencuri perhatiannya.Elsa membuka satu kancing kemeja, sedikit melebarkan kerah sehingga belahannya mengintip. Vania menggeleng-geleng. Timbul rasa kasihan dengan istri-istri Rendi, tetapi, dirinya tidak berani mengungkapkannya. Terutama pada Alin.Maafkan aku, Kak. Aku tidak ingin jadi penyebab rusaknya rumah tangga seseorang.Bungkam memang tidak lebih baik, tetapi membongkarnya pun akan sama saja.Vania sudah merasakan perihnya hati diduakan, Alin pun juga sudah mengalami dan akan mendapatkan sakit hati lagi jika sampai tau tentang Elsa.‘’Van!’’Tersadar Vania dari lamunan nya. Tetapi matanya masih melihat ke dalam ruangan Rendi. Ketika ke luar kota kemarin pun, Elsa sekamar dengan Rendi dan Leo juga tahu. Harapan Vania semoga Tuhan member
Baca selengkapnya

239. Tuduhan Berdasarkan Spekulasi

Ini adalah kejutan yang luar biasa.Rencana Rendi memberikan syok terapi bagi semua orang.Semua mata tertuju pada Rendi yang dengan bangganya merangkul pinggang Elsa.Aku peringatkan. Berhenti bekerja dengan Leo dan pulang ke rumah. Waktumu tiga hari Vania.Pesan dari Gavi mengalihkan Vania dari drama di depannya.Memangnya apa yang bisa dilakukan Gavi jika tiga hari itu berakhir?Vania tidak lagi serumah, di kantor pun juga Gavi tak akan berani berbuat nekat. Vania pun menganggap pesan itu seperti angin lalu.Karena ada yang jauh lebih penting yaitu hubungannya dengan Valerie.‘’Bajingan! Berengsek kalian!’’Prang!Kini cermin di tembok menjadi korban. Yang dilempar Delia dengan bingkai foto keluarga.‘’Elsa sudah hamil empat bulan, mas tidak mungkin meninggalkan…’’‘’Apa?’’Itu berarti usia kandungan Elsa sama seperti Sandra. Vania menganga akan kebetulan itu.‘’Aku dan Alin tidak akan sudi kamu punya istri lagi!’’ teriak Delia sebelum meninggalkan ruangan. Disusul oleh Valerie kem
Baca selengkapnya

240. Putus Persaudaraan

‘’Aku tahu Gia butuh sosok ayah. Tapi bisa, kan, kamu cari laki-laki lain di luar sana?’’Terpojok tak berdaya.Vania memang senang Gia mendapatkan pengganti Gavi, tetapi, Vania tidak berharap lebih. Kasarnya hanya sebatas menumpang kasih sayang. Antara ayah dan anak.Tidak ada hubungan dengannya.‘’Apa yang bisa mbak lakukan agar kamu tidak seperti ini lagi?’’ tanya Vania ditengah tangisnya.Rasa iba hilang tersapu emosi. Menyisakan segunung kebencian dan entah bagaimana menghilangkannya.Valerie pun tidak tahu Vania harus apa. Dirinya hanya tidak mau Leo dan Vania bertemu lagi. Titik.‘’Kalau kamu punya rasa malu, tinggalkan pekerjaan sebagai sekretaris suamiku!’’‘’Ada lagi?’’Padahal hanya dua kata, tetapi seakan menantangnya. Kedua tangan Valerie mengepal bersama napas memburu. ‘’Ada lagi? Menurutmu aku sampai seperti ini karena hal lain?!’’ sentaknya.‘’Bukan itu, Val. Kamu membahas Gia, mungkin kamu akan senang bila anakku tidak lagi memanggil Mas Leo papa.’’Walau tidak diut
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status