Gio yang terus berjalan ke belakang. menatap ayahnya dengan tajam. Sorot marah, kecewa dan patah hati memenuhi matanya. "Aku benar-benar nggak menyangka ayah sekejam ini padaku," ulangnya dengan wajah yang dipenuhi rasa kekecewaan yang teramat dalam. "Aku tidak kejam, Gio. Tapi aku mengajarimu konsekuensi," jawab ayahnya dengan suara tenang. Namun, Gio menggeleng dengan mata berkaca-kaca. "Tidak. Ini bukanlah karena Ayah mengajari aku konsekuensi, tapi Ayah memang selalu kejam padaku. Ayah ... tidak pernah menganggap aku anak. Memang selalu begini, bukan?" ucapnya lirih, menatap pusaran lubang portal tersebut dengan eskpresi jijik. Mendengar ucapan Gio tersebut, syahnya menutup lubang portal dan bertanya dengan ekspresi serius. "Apa yang kau bilang ini, Gio?" Gio hanya tertawa sumbang mendengar pertanyaan ayahnya, dengan menghela napas panjang, Gio menjawab. "Aku benar, bukan? Ayah malu punya anak seperti aku. Karena apa? Aku yang tidak pernah menurut aturan? Merepotkan? Atau
Last Updated : 2025-02-14 Read more