Semua Bab Terperangkap Gairah Dokter Tampan: Bab 431 - Bab 440

469 Bab

431. Izinkan Aku Menghisap Buah Dadamu

Malam semakin larut, Luana yang sudah agak tenang dengan rasa terkejut yang menimpanya, memeluk Kyle dengan erat. Kini mereka saling berbaring berhadapan, di ranjang luana yang terasa sempit jika digunakan untuk dua orang. Hujan di luar sudah mereda sehingga cuaca terasa sangat tenang, saking tenangnya sampai Luanaa bisa mendengar suara detak jantung Kyle di telinganya. Luana mendongak, menatap Kyle yang dengan tenang mengelus punggung gadis itu. "Tuan, terima kasih banyak, Anda benar-benar banyak membantu saya selama ini," ujarnya pelan dengan rasa haru yang menyeruak setiap kali ingat tindakannya saat SMA kepada pria ini. "Kamu ini ngomong apa, tentu saja aku akan membantu kamu kapan saja, Luana." Kyle menjawab dengan enteng seakan itu bukan apa-apa, hal itu semakin membuat Luana merasa sesak di hatinya. "Anda membuat saya merasa semakin bersalah, kenapa Anda sebaik ini, Tuan? Apakah karena sekarang Anda amnesia sehingga tidak ingat apa yang telah saya lakukan pada And
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

432. Erangan Panas

"Kenapa nggak kita lanjutkan saja yang tadi sempat terputus, Luana?" Kyle berbisik di telinga gadis itu sampai membuat bulu kuduk Luana meremang. "M-memangnya ... Anda bisa keluar lagi?" Pertanyaan polos dari Luana, tentu saja dijawab Kyle dengan tawa terbahak-bahak. "Kalau kamu?" Pria itu malah dengan sengaja bertanya balik untuk membuat Luana semakin malu. Luana yang menatap wajahnya dengan pipi merona merah seperti tomat matang, mengerjapkan mata berkali-kali seperti orang bodoh. "Bisa apa enggak?" rayu Kyle sambil meremas buah dada gadis itu, yang ternyata tidak tertutup bra. "B-bisa, mungkin." Menunduk, Luana dengan suara gemetar menjawab. Kyle semakin tertawa kencang mendengar jawaban polos dari gadis itu. "Kok mungkin, Lun?" Kyle bertanya dengan nada menggoda. Kesal karena terus digoda oleh Kyle, Luana kini memelototi pria tampan yang jakunnya paling macho dan seksi di dunia tersebut. Luana tidak melebih-lebihkan saat bilang bahwa jakun milik Kyle ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

433. Meragukan Kekuatanku?

Setelah puas menggoda Luana, Kyle memeluk gadis itu lagi dengan erat karena tidak menyangka ternyata perjalanan mereka yang sangat panjang dan berliku akhirnya sampai sini. Sebentar lagi keduanya akan berpacaran seperti keinginan saat SMA, lalu menikah, mempunyai anak dan pasti hidup bahagia. Meski yang bagian mempunyai anak itu sedikit ada kendala tapi semuanya pasti bisa terlewati dengan baik. Luana yang melihat bos nya belum juga ada tanda-tanda mau pulang padahal malam sudah larut, bertanya. "Tuan, Anda malam ini tidur di sini, kan?" "Nggak." Kyle menggeleng yang seketika membuat gadis itu merasa kecewa. "Sungguh?" Lirih, Luana bertanya. Dia tiba-tiba tidak ingin berpisah dulu dengan pria ini, biasanya setelah bertemu seperti ini maka besok atau besoknya akan susah bertemu. Apalagi Kyle berkata bahwa dia akan pergi ke dunia vampir untuk mengurusi perbuatan Gio ini. Kyle yang melihat ekspresi sendu di wajah Luana, menyentil ujung hidung gadis itu dengan telunjuknya se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

434. Situasi Genting

Kyle hanya tersenyum tenang melihat ambisi Ben yang membara untuk membunuhnya. Pria itu berdiri dengan ekspresi santai tapi angkuh dan satu tangan dimasukkan saku celana. Memandang Ben seakan manusia setengah vampir di depannya itu hanyalah kotoran yang menggangu pemandangan. Merasa direndahkan oleh bosnya, Ben mengepalkan kedua tangannya erat-erat dan balas menatap bos nya dengan kemarahan membara. Dia jauh lebih kuat, kenapa dia harus terima diperlakukan hina seperti ini?! Menggeram pelan, Ben pun berbicara. "Jadi, kenapa tidak kita buktikan saja rumor itu benar atau tidak, Tuan Muda?" Dia bertanya melalui sela-sela giginya yang terkatup rapat, sudah tak tahan untuk mematahkan leher pria yang benar-benar sombong, di depannya itu. Marina dan Rey yang juga terpengaruh rumor, diam-diam menunggu apakah benar jika Ben dan Kyle saling bertarung, maka Ben lah pemenangnya. "Hmmmm." Kyle hanya membalas tantangan Ben tersebut dengan berdehem pelan, melihat ke arah jam tangannya seper
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

435. Dihalangi!

"Rion." Kyle menurunkan pisau dari leher Ben dan memanggil Rion. "Ya, Tuanku?" Rion menjawab panggilan Kyle dengan rasa hormat yang berlebihan, sejujurnya pria itu khawatir kalau Kyle akan benar-benar membunuh Ben tadi, juga takjub akan kekuatan miliknya yang seperti berkali-kali lipat saat ini. Ben yang terlepas dari kematian, terduduk di lantai dengan wajah pucat, hampir tersungkur ke depan kalau tidak ditolong oleh Marina dan Rey. "Kalau itu Luana, suruh menunggu sebentar." Kyle mengeluarkan titah dengan dingin. Perintah dari Kyle tersebut dijawab rion dengan anggukan patuh dansegera berjalan ke luar ruangan untuk melihat siapa yang mengunjungi Kyle di jam tak biasa seperti ini. Ini hampir tengah malam dan Kyle sangat jarang menerima tamu di penthouse miliknya ini. Setelah kepergian Rion, Kyle memandang empat orang tersebut satupersatu dengan kedua tanga menyilang di dada. "Aku ingin bertanya beberapa hal kepada kalian,' ucapnya dengan suara dingin. Marina, Ben dan Rey
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

436. Cium Bibirku

"Kyleeee!!!" Luana, gadis itu menatap tajam kepada Kyle dengan napas memburu. "Jangan bilang kamu mau bunuh orang lagi? Nggak boleh!" serunya dengan suara mencicit. Gadis mungil itu berjalan cepat menuju Kyke dan menarik kedua tangannya turun dengan gerakan kasar. "Jangan suka sembarangan bunuh orang, Kyleeee!" serunya dengan nada mengancam. Agar cahaya merah di kedua tangannya itu tidak melukai Luana yang kini ada di hadapannya, Kyle akhirnya segera melenyapkannya dari pandangan. Pria itu juga menatap tajam pada Rion yang berdiri dengan muka pucat di depan pintu. "T-Tuan, maaf, saya sudah mencoba menghalangi dia masuk ke sini tapi—" "Jangan marahin Rion!" potong Luana dengan galak, sehingga Kyle akhirnya memilih tersenyum sambil mengangkat kedua tangan sebagai tanda menyerah. "Baiklah, Luana. Baik." Kyle menjawab dengan jinak. Melihat senyum mempesona di wajah Kyle, Luana yang tadinya begitu khawatir akan melihat tiga orang kehilangan nyawa, menghela napas panj
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

437. Ciuman Perpisahan

"Tapi.... "Luana menatap Kyle dipenuhi dilema, dia tentu tidak keberatan menghadiahi kecupan bibir sebelum pria itu berangkat ke medan perang, tapitentunya tidak dengan disaksikan oleh banyak orang seperti ini.Namun, meminta Kyle pindah tempat adalah hal yang semakin merepotkan yang lain karena portal menuju dunia vampir sudah terbuka.Sementara itu, Kyle yang melihat kegamangan di wajah Luana, mengibaskan tangannya dengan acuh tak acuh saat melirik ke arah lima anak buahnya. "Kenapa kamu memedulikan mereka, Luana? Aku saja nggak peduli mereka mau lihat apa enggakterpenting adalah, kamu mau apa enggak menghadiahi aku bibirmu sebagai salam perpisahan dan tanda keberuntungan?"Pertanyaan tenang dari Kyle membuat wajah Luana semakin memerah karena malu, sekaligus gelisah.Kyle menyentuh dagu gadis itu dengan tatapan menggoda sekaligus memohon yang membuat Luana tidak bisa berkutik lagi. "T-tentu saja aku mau, Kyle."Luana menjawab seraya menundukkan wajahnya, tak sanggup lagi menj
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

438. Perang?

Enam orang dari pihak Kyle dan lima orang dari pihak ayah Gio.Para vampir itu terlihat begitu marah ketika mengetahui bahwa Kyle telah menghancurkan setengah mansion milik pemimpin mereka.Tiga di antara mereka bahkan sudah bersiap maju ke depan untuk menyerang Kyle sebagai tindakan balasan.Sigap, Ben dan yang lain segera maju ke depan berdiri di sisi kanan dan kiri Kyle. Kyle menyeringai pelan melihat para vampir yang siap menghadapi kematian mereka tersebut dan mengeluarkan kembali pedang miliknya dari sarung pedang.Pedang itu seketika berpendar merah menyala, siap membelah siapa pun yang menghadangnya."Tunggu, tunggu."Raphael, sang peminmpin klan vampir segera maju ke depan seraya mengangkat satu tangan sebagai tanda kepada para bawahannya untuk menahan diri."Apakah ini deklarasi perang terbuka, Kyle?" tanya Raphael dengan suara tenang, di balik suara tenangnya tersebut sebenarnya memendam rasa kekhawatiran saat melihat kekuatan Kyle yang seperti berada dalam puncaknya."Kal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

439. Kurung Gio!

"Kyle, tenang. Aku tidak sedang menyindir atau pun meremehkanmu, Gerald. Aku benar-benar tidak paham apa maksud ucapanmu." Raphael mulai kehilangan ketenangannya, dia tidak mengira sikap tenangmya tersebut di salah artikan oleh Kyle. Sudut matanya melirik kekacauan yang diciptakan oleh Kyle, putra Ivander itu ternyata penuh semangat seperti ayahnya. Raphael harus mencari cara untuk mencegah pertempuran ini, sesuai janjinya kepada Ivander yang telah menyelamatkan nyawanya. "Jangan pura-pura pikun agar aku memaafkan tindakanmu," sergah Kyle dengan suara tajam, sedang Raphael menarik napas panjang. "Apa, sih, maksudmu ini, Kyle?" tanyanya dengan hati-hati. "Rion, berikan padanya barang itu," ujar Kyle dingin memberi perintah kepada Rion yang berjalan maju dan menyerahkan sebuah kotak beludru kepada Raphael. "Kamu dengan tidak tahu malunya.memberikan barang palsu seperti ini padaku saat aku sedang butuh kekuatan bahkan mengirim anakmu ke sana, benar-benar tak bisa dimaafkan, Pak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

440. Obsesi

"Gio, dengarkan ayahmu ini."Raphael mendekat dan duduk berjongkok di depan Gio yang terduduk di tanah dengan rambut acak-acakan."Jangan lakukan apa pun hal yang tak bermoral seperti itu. Aku akan mengurung dirimu di bukit kematian sampai satu dekade untuk merenungkan nasibmu dan membebaskan gadis itu dari pengaruhmu, sesuai permintaan Kyle."Keputusan yang dilontarkan ayahnya tersebut membuat kedua mata Gio terbelalak lebar dengan sorot tak terima.Dia menggeleng kuat-kuat dengan kemarahan yang memenuhi dadanya."Apa?! Ayah, ini nggak adil, Ayah!" serunya dengan sedikit menggeram, kedua tangan vampir muda terkepal dan dia meninjukannya ke tanah sampai bumi bergetar.Gio menatap ayahnya dengan mata menyipit dan dada bergerak naik turun, rahangnya mengeras dengan eskpresi marah.Raphael, yang melihat putranyamenolak keras-keras keputusannyatersebut, menghela napas panjang."Tidak adil apa? Aku sudah mendengar semuanya dari Evan, kau seperti biasa awalnya iseng, bukan? Lalu ternyata,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
424344454647
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status