Home / CEO / Gadis Desa Milik CEO Arogan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Gadis Desa Milik CEO Arogan: Chapter 71 - Chapter 80

101 Chapters

Bab 71

Robin merasa gelisah dan resah ditempat kerja karena memikirkan Ardella tidak pulang semalam dan berada ditempat Anasya membuat Robin tak bisa tidur, karena itu Robin berencana membawakan makan siang untuk Ardella dan ikut makan siang di kampus.Robin dengan semangat bekerja. "Kak, hari ini aku ingin makan siang lebih dulu." Ucap Robin pada Raka.Raka melihat wajah Robin serius. "Tumben, emangnya kamu mau kemana?" Tanya Raka."Ke kampus kak, ketemu Ardella sekalian mengantar makan siang." Ucap Robin senyum.Atas izin Raka Robin pulang terlebih dahulu, sebelum ke kampus Robin menyiapkan bekal makan siang untuk dibawanya ke kampus.Di tempat lain, Ardella dan kedua temannya itu sedang berbincang-bincang.Tringgg,,,. ponsel Anasya berbunyi, sebuah panggilan masuk dari Aoran.Kebetulan sekali Aoran belum pulang dan menunggu Anasya di gerbang kampus.Anasya yang mengangkat ponselnya. "Hallo kak." Ucap Anasya sambil berjalan bersama Ardella dan Nina."Dimana?" Tanya Aoran lewat seberang
Read more

Bab 72

"Ayo, kita bicara diluar." Ucap Robin mengajak Aoran keluar.Aoran mengikuti Robin beranjak keluar. Sesampainya diluar Robin langsung melayangkan tinjunya.Brukk,,, Aoran terjatuh ke lantai."Jangan dekati Ardella!" Ucap Robin meraih kembali tubuh Aoran.Mendengar ucapan Robin, Aoran merasa tidak senang dan menepis tangan Robin darinnya.Raut wajah Aoran berubah menjadi kesal. "Apa hakmu menyuruhku untuk menjauh darinya. Bukankah dia Dyra, kenapa kamu terus memanggilnya sebutan Ardella." Ucap Aoran dengan nada dingin.Robin dengan spontan. "Aku pacarnya, aku berhak melindungi Ardella dari laki-laki sepertimu." Ucap Robin memperingatkan Aoran."Pacar. Ckk jadi benar kalian saling menyukai,” decak Aoran kesal. "Aku dan Ardella sepasang kekasih, bahkan kami telah berjanji untuk bersama." Ucap Robin menjelaskan lebih dalam hubungannya dengan Ardella.Seketika itu ingatan Aoran kembali pada Ayu yang mengatakan bahwa Dyra mencintai Robin tapi karena ingin ke kota, Dyra sengaja mendekatinya
Read more

Bab 73

Keesokan harinya.Ayu kembali dari desa, dengan wajah berseri-seri Ayu ingin menyampaikan pada calon suaminya bahwa persiapan pernikahan di desa hampir selesai. Ayu masuk ke dalam rumah lalu menaiki anak tangga, dia membuka kamar Aoran, anehnya kamar masih gelap.Melihat ruangan kamar yang tampak suram, Ayu beranjak mendekat ke jendela, membukakan tirai kamar, cahaya masuk kedalam kamar Aoran menerangi seisi kamar membuat suasana kamar terlihat hidup. Ayu melihat Aoran masih tertidur lelap tidak tega membangunkannya, di ruangan itu banyak botol minum berserakan, Ayu membersihkan kamar lalu mengecup pipi Aoran.“Sebentar lagi kamu akan menjadi milikku,” ucap Ayu Mengelus pipi Aoran. Kemudian Ayu beranjak keluar menuju dapur, Ayu menyiapkan sarapan pagi.Aoran terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa sakit, ingatan Aoran kembali mengingat kejadian kemarin, saat menyentuh kepalanya yang terasa sakit. Aoran beranjak dari tempat tidurnya, membersihkan diri dan berpakaian rapi. Langkah
Read more

Bab 74

Dua minggu kemudian.Ardella yang tengah disibukkan dengan tugas kuliah hampir lupa dengan kejadian pertemuannya dengan Aoran.Jadwal Nina dan Anasya yang tak sama dengan jadwalnya membuat Ardella harus sendirian tanpa kedua temannya itu. Kelas pagi telah selesai, Ardella yang tidak masuk kelas sore rencana mau langsung balik ke rumah. Berjalan menyusuri lorong-lorong ruangan dengan membawa buku di tangannya.Perut Ardella yang mulai keroncongan. "Mending makan siang dirumah aja." Ucap Ardella saat ingin makan di kantin kampus.Saat menginjakkan kakinya di taman kampus, Ardella melihat sosok yang seperti dikenalnya sedang berdiri.Bukannya itu kakaknya Anasya, ngapain dia disini, jangan-jangan mau bertingkah aneh lagi. Ah aku jalan terus atau belok nih. Ardella membatin.Masih melihat Aoran yang tampak sibuk dengan ponsel genggamnya, Ardella berbalik arah.Aoran yang melihat tingkah Ardella. "Heii." Hentak Aoran keras.Deg,,, Ardella yang terkejut berhenti mematung.Aduh bagaimana nih
Read more

Bab 75

Hari demi hari telah berlalu. Hari kemarin bukanlah hari kita lagi melainkan hari ini, setiap hari yang kita jalani selalu berbeda. Berjalannya waktu tidak terasa Ardella harus menjalani magang.Di perpustakaan.Ardella yang letih lesu menuju mendekat pada Anasya dan Nina yang sedang membaca jurnal."Aku ditolak lagi." Ucap Ardella lesu bertelengkup diatas meja."Serius. Ditolak lagi." Ucap Anasya."Ardella yang sabar ya." Ucap Nina. "Coba deh cari perusahaan yang lain." Menyemangati Ardella."Tapi kok bisa ya, lamaran kamu ditolak terus." Ucap Anasaya. "Aku dan Nina langsung diterima saat pertama kali mengajukan surat lamaran magang, kenapa kamu sampai sekarang masih ditolak, kalau dipikirkan kualifikasi kamu cukup mantap. Salahnya dimana." Ucap Anasya sambil berpikir."Gk tahu ne, kepalaku mumet, waktunya tinggal seminggu lagi." Ucap Ardella kembali.Ardella yang harus menjalani magang melamar ke setiap perusahaan, tapi dari semua lamarannya Ardella ditolak, bahkan tidak sampai se
Read more

Bab 76

Keesokan harinya.Robin yang telah menunggu Ardella diluar rumah. Ardella dengan pakaian rapi gaya ala kantoran datang menemui Robin."Rob, gimana penampilanku." Tanya Ardella.Bagaimanapun penampilan Ardella jelas saja Robin akan merasa Ardella cantik. "Cantik." Senyum Robin memuji."Sungguh." Ardella merasa percaya diri."Iya, apa gunanya berbohong." Ucap Robin kembali.Ardella tersenyum melihat Robin menatapnya. "Aku sayang Robin." Ucap Ardella.Robin terkejut dengan pujian yang dilemparkan oleh Ardella. "Aku lebih sayang kamu." Ucap Robin menyentuh pipi Ardella.Ardella dan Robin menjalani hubungan yang sederhana, menjadi sepasang kekasih bukan harus berarti kencan, membelikan hadiah mahal dan selalu mengucapkan kata-kata cinta. Bagi Robin menunjukkan cintanya untuk Ardella cukup dengan perhatian, menjaga dan menjadi teman baik yang selalu ada untuk Ardella.Chiuuuu,,,.Ardella telah sampai ditempat tujuan. Ardella mulai sedikit gugup dengan hari pertamanya kerja."Aku gugup bange
Read more

Bab 77

Selesai makan Ardella mencuci tangannya. Masih mengeringkan tangannya, Ardella Kembali memikirkan perkataan Rama. Setelah dipikirkan sifatnya memang sedikit aneh, tatapannya juga sering berubah, kadang hangat, kadang dingin dan kadang terlihat mesum. Ardella membatin. "Huh, sudahlah, kenapa harus aku pikirin, tugasku disini hanya bekerja." Gumam Ardella kembali. Aoran yang telah kembali dari makan siang tidak mendapati Ardella di dalam ruang kerjanya. "Kemana dia?" Aoran melihat ke sekeliling. "Mana saya tahu Bos, kita kan makan bareng. " Saut Parto. Aoran menatap Parto dengan kesal dan mengerutkan dahinya. "Akan saya cari Bos." Parto bergegas keluar saat melihat ekspresi Aoran. Aoran merasa tidak sabar hanya dengan menunggu, dia keluar berjalan mencari keberadaan Ardella. Dilihatnya Ardella yang sedang berjalan dengan santai. "Huh, sekarang seperti dia terlihat seperti bosnya, dan aku sekretarisnya." Ucap Aoran berbicara sendiri. Ardella yang juga melihat Aoran ber
Read more

Bab 78

Kembali ke Edward yang melihat Ardella menggendong Erwin, dia merasa sedih. Lari meninggalkan Ardella, Edward kemudian mengambek menutup wajahnya dengan bantal yang ada di sofa.Ardella mendekat pada Edward, dilihatnya Edward menangis. "Edward kenapa menangis sayang." Tanya Ardella menurunkan Erwin.Edward yang tidak mau berbicara, memalingkan wajah kecilnya dan memegang erat bantal yang menutupi wajahnya. Ardella tersenyum melihat tingkah Edward ngambek dengan lucu. Ardella mengangkat Edward ke pelukannya, begitu juga dengan Erwin. Sama-sama dipelukannya Ardella memeluk keduanya."Keponakan tante udah besar rupanya." Elus Ardella dengan lembut.Sering kali Edward selalu membuat Erwin menangis, misalnya bertengkar karena memperebutkan mainan, bahkan untuk memperebutkan perhatian Ardella juga sering dilakukan Edward.Ardella melihat wajah Edward menatap Erwin dengan dingin. " Sebagai kakak Edward harus mengalah pada Erwin." Ucap Ardella lembut melihat kearah mata Edward.Anak kecil ya
Read more

Bab 79

"Kubilang jangan mendekat." Teriak Ardella lebih keras.Aoran terkejut melihat Ardella berteriak padanya. "Kamu pikir siapa dirimu, beraninya berteriak padaku." Aoran yang tidak mengerti kondisi Ardella."Bukan begitu Bos." Saut Ardella dengan canggung.Berjalan dengan wajah dingin, tangannya berada di sakunya. "Jadi apa alasannya, sepertinya semakin hari kamu semakin tidak tahu posisimu." Aoran lebih mendekati Ardella.Rasa tidak nyaman serta jawaban yang tidak bisa diucapkan oleh Ardella. "Aku lagi." Saut Ardella masih ragu mengatakannya.Aoran melihat wajah Ardella sedikit pucat, tangannya yang masih menyentuh dibagian perutnya, matanya yang sedari tadi tidak berani menatapnya, ucapan Ardella sedikit bergetar dan tingkahnya yang tidak mau beranjak dari kursi.Mengerti kondisi Ardella, Aoran seketika wajah kesal berubah menjadi senyum tipis melihat wajah Ardella yang tampak malu. "Mungkinkah kamu sedang datang bulan?" Tanya Aoran."Harus sejelas itukah dia mengucapkannya." Gumam A
Read more

Bab 80

"Ada lalat di nasinya. Untung kamu masih belum sempat makan, berterima kasihlah padaku karena mengusir lalatnya dari dalam nasi." Saut Aoran mencari alasan.Perkataan Aoran rasanya tidak benar. "Robin selalu membuatkan makanan bersih, tidak mungkin ada lalat dinasi." Ucap Ardella mencari-cari lalat yang dimaksud Aoran.Aoran kesal sekali mendengar nama Robin. "Apa kamu berpikir aku berbohong hanya karena itu, lagian apa untungnya aku berbohong padamu. Membuatku kesal saja." Aoran meletakkan sendoknya, suara beratnya terasa marah."Lupakan saja, aku tidak ingin makan." Saut Ardella menutup kembali bekalnya.Ardella memalingkan wajahnya dari Aoran. "Dari tadi dia membuatku jengkel." Gumamnya pelan.Dengan melanjutkan makan, Aoran mengabaikan Ardella, tidak peduli dengan Ardella yang tidak mau makan, liriknya Ardella yang menggerutu tentang dirinya. Ketika perutnya telah terisi dan kenyang, Aoran meletakkan sendoknya kemudiaan mengambil segelas wine yang tidak jauh dari piringnya. Ardel
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status