Tes, tes, tes.Air mata Aoran terjatuh, air mata yang tidak ingin ditunjukkan pada Ardella. "Anakku, anakku, anakku." Ucap Aoran dalam benaknya. Dengan kesedihannya dia tidak dapat menahan lagi. Tatapannya berubah menjadi kesedihan, kelopak mata yang sedari tadi terangkat tiba-tiba menurun. Ardella tertegun melihat sosok Aoran yang ada di hadapannya, serasa satu orang dua kepribadian.Aoran masih menatap Ardella, tangannya mencekam bagian bibir Ardella. "Dia pernah mengatakan bahwa aku dengannya punya anak ." Ardella bertanya dalam pikirannya. Ingatannya juga kembali kepada Anasya, bahwa Aoran salah orang. Dengan begini Ardella yakin bahwa Aoran masih menganggap dia sebagai wanita yang dia cari.Apa gunanya aku mengatakannya, sekarang kamu bahkan tidak mengingatnya. Sampai ingatanmu kembali, aku tidak akan mengatakannya, biarlah kamu sendiri yang mencari tahu. Aku akan tunggu sampai ingatanmu kembali Ardella, dan lihat apa yang akan kamu perbuat setelahnya.Ardella terpaku kembali,
Baca selengkapnya