Share

Bab 92

Setelah pertengkaran dengan Raka. Aoran langsung pergi dan meninggalkan Parto di penjara. Aoran menyetir dengan kecepatan tinggi, dengan amarah yang masih ada di benaknya, dia seakan tidak memikirkan keselamatannya.

Setibanya dirumah, Aoran melampiaskan kemarahannya, melempar jasnya ke atas sofa di ruang tengah, teriaknya keras di keheningan rumah. Matanya berkaca-kaca, tangannya masih tetap mengepal, jiwanya masih ingin memukul Raka. Baginya tidak cukup hanya berteriak. dia butuh sesuatu yang dapat menenangkan pikirannya.

Aoran melangkah dari ruang tengah ke ruangan pribadinya. Ruangan dimana hanya Aoran yang bisa masuk, di dalam ruangan pribadinya tersimpan banyak jenis minuman keras, dia mengambil sebotol minuman. Aoran membuka penutup botolnya.

Glekk.

Dengan sekali teguk, wine yang di botol habis. Kembali mengingat kata Batara, bahwa dirinya tidak pantas menjadi seorang ayah.

Prank.

Botol dilempar. "Aaaa." Teriaknya keras, pandangannya menengadah keatas langit-langit, sembari men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status