"Mas, ingat aku istri kamu. Ibu dari putra kesayangan kamu," sahut Lusi berusaha meluluhkan hati sang suami. "Mulai detik ini kamu bukan istriku lagi, Lusi," putus Haris dengan lantang, "detik ini juga aku ceraikan kamu!"Tubuh Lusi membeku mendengar kata yang terlontar dari mulutnya Haris. " Mas, tolong jangan main-main dengan kata cerai," mohonnya sambil kembali memasang wajah nelangsa. Dia bahkan sengaja mengucek matanya agar terasa perih, lalu mengeluarkan air mata. "Aku nggak main-main, Lusi, detik ini kamu sudah bukan istri aku lagi. Leon dan Livia adalah saksinya.""Mas--""Pergi dari sini dan bawa semua barang-barang kamu jangan sampai ada yang ketinggalan!" usir Haris tidak terbantahkan. Lusi mengusap sudut matanya yang sedikit basah itu. "Oke, aku akan pergi dari rumah ini, tapi Al ikut dengan aku," ancamnya tegas. "Berani kamu membawa Al dari rumah ini, maka siap-siap kamu gak akan bisa melihat hari esok." Haris balas mengancam. "Mas Haris, kamu memang boleh punya uan
Baca selengkapnya