Home / CEO / Istri Dadakan CEO Rupawan / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Istri Dadakan CEO Rupawan : Chapter 141 - Chapter 150

189 Chapters

Bab 141 Mantan Pacar

Freya yang sudah berada di dalam pesawat, sekilas ia menatap ke arah jendela. Rasanya ia begitu berat untuk meninggalkan tempat tanah kelahirannya, tapi rasa kecewa dan sakit hatinya oleh pria yang sangat ia cintainya, membuat Freya bertekad untuk melupakan semua tentang pernikahannya bersama Dave. "Selamat tinggal mas, semoga kamu bahagia dengan wanita itu," lirih Freya dalam hati, sembari menyusut air mata yang tak terasa mengalir deras. Setelah para penumpang duduk dengan aman, kini pesawat yang Freya tumpangi itu pun mulai take of. Ansel yang merasa tidak nyaman bocah kecil yang lucu itu terlihat merengek mencari Dady yang selalu ia rindukan setelah beberapa hari ini tidak bertemu dengannya. "Momy, Ansel pingin ketemu Dady huuuu..." tangis Ansel. Meskipun Freya sebenarnya tak tega melihat putranya terpisah dari Dave, tapi baginya kesalahan Dave tidak bisa ia tolerir lagi. "Iya, sayang. Nanti Daddy pasti akan pulang ya, sekarang tidur dulu ya," bujuk Freya yang membelai lembut
Read more

Bab 142 Dia Lebih Baik

Dave terduduk di kursi kebesarannya, lelaki tampan itu terlihat sangat sedih saat melihat foto sang istri dan putranya yang sangat ia rindukan setelah satu tahun ini berlalu. "Freya! sebenarnya kamu di mana? kenapa kamu bisa sampai pergi? apakah kamu tidak bisa memaafkan aku," gumam Dave yang bertanya-tanya dalam hati dengan perasaan yang sangat sedih. Semenjak Freya pergi, Dave terlihat sangat tidak bersemangat. Ia baru sadar jika pernikahannya itu sangatlah berati melebihi dari apa pun juga, kehangatan rumah sederhana yang dulu sering ia rasakan malah sekarang hatinya merasa sangat hampa. Leo yang baru datang membawa beberapa file penting kini, ia segera mengetuk pintu. Tok..tok.."Masuklah."Setelah mendapatkan ijin dari sang bos, kini Leo segera masuk dan menghampiri. "Tuan, ada beberapa berkas yang harus anda tandatangani," ucap Leo sembari menyodorkan file-file yang ada di tangannya itu. Tanpa membuang waktu lagi, Dave kini menandatangani semua berkas itu. Namun ia juga tid
Read more

Bab 143 Dinner

Sesampainya di sebuah restoran besar dan mewah di Paris, Freya dan Raka duduk saling berhadapan dalam satu meja yang sama. Lelaki yang pernah menjadi pacarnya Freya kini ia masih ingat jelas makanan dan minuman yang sukainya. "Freya! makanlah ini adalah hamburger kesukaanmu," ujar Raka menawarkan.Freya terkejut saat Raka masih ingat dengan makanan yang sangat ia sukai itu dari sejak mereka kuliah dan berpacaran dulu. Tentu saja Freya merasa tidak enak hati dan merasa canggung. "Mas Raka, kenapa kamu masih ingat apa yang aku sukai padahal ini sudah lama sekali?" "Hm, Freya kita ini adalah teman kuliah sebelum kita pacaran dulu, jadi aku masih ingat jelas semua tentangmu. Maaf jika hari itu aku pergi tanpa berpamitan padamu, dan aku tahu jika kamu dan Dave sudah menikah dan sangat di sayangkan sekali. " Raka sangat kecewa. Tapi Freya yang sudah tidak ingin lagi membahas tentang Dave, kini ia pun mulai beranjak dari tempat duduk dan memutuskan untuk kembali ke butiknya. "Aku sudah
Read more

Bab 144 Rindu Daddy

Setelah makan malam bersama, Raka akhirnya mengantarkan Freya untuk pulang ke apartemennya. Meskipun lelaki itu belum berhasil mengambil hati Freya untuk menjadikanya seorang kekasih dan juga menawarkan pekerjaan di perusahaannya. Tapi ia tetap untuk bersabar mengejarnya lagi. "Mas Raka, aku ingin mengucapkan terima kasih karena hari ini kamu sudah mentraktirku. Dan aku juga sangat berterima kasih karena kamu juga aku bisa membuka butik yang selama ini aku inginkan," ungkap Freya, saat ia keluar dari mobil. "Kamu tidak usah berterima kasih Freya, aku sangat senang karena bisa membantumu. Tapi sayang sekali kamu belum berminat untuk bergabung di perusahaanku," lirih Raka. Freya menghela nafas panjangnya, lalu berusaha untuk menjelaskan beberapa alasannya yang belum ingin kembali bekerja pada perusahaan lagi. Karena saat ini dia hanya nyaman dan fokus dengan usaha baru yang telah ia rintis. "Mas Raka, aku sangat menghargai niat baikmu, tapi untuk saat ini aku benar-benar belum ingin
Read more

Bab 145 Rencana Tuan Steven

Dave yang baru pulang dari kantor, kini ia di sudah di tunggu oleh ayahnya yang dari tadi sudah sangat kesal dan marah, mengingat Luna yang mengadu tentang sikap putranya. "Dave! berhenti kamu," bentak pria paruh baya itu dengan nada tinggi. Seketika Dave menghentikan langkahnya, saat berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Dengan nafas kasar lelaki tampan itu memutar badan dan menatap sang ayah yang tengah duduk di sofa. "Ada apa lagi ayah? aku sangat lelah. Jika ada sesuatu yang ingin di katakan besok saja," Dave tanpa ragu menegaskan jika saat ini dirinya sedang tidak mau di ganggu oleh siapa pun. "Dasar anak tidak berbakti, atas dasar apa kau berani berbicara seperti itu pada ayahmu? ingat Dave kamu sudah bertunangan dengan Luna selama satu tahun. Dan sekarang sudah waktunya kalian menikah dan memberikan ayah seorang cucu untuk menjadi pewaris keluarga kita," tegas Steven dengan penuh penekanan. Dave tidak menghiraukan perkataan sang ayah, dia tetap pada pendiriannya jika dia
Read more

Bab 146 Menjadi Pendamping Wanita

Keesokan hari, Leo menghadap pada bosnya untuk menyampaikan sebuah undangan penting dari kolega bisnisnya, yang akan mengadakan sebuah pesta yang cukup besar, yang hanya di hadiri oleh para pebisnis sekelasnya. "Tuan, anda hal yang ingin saya sampaikan pada anda," ujar Leo dengan perasaan yang tidak enak hati, saat melihat bosnya tengah menatap bingkai foto istri dan putranya. Dave menyimpan foto Freya dan Ansel sejenak, lalu ia menatap orang kepercayaan yang ada di depannya itu. "Katakanlah, ada apa?" Tanya Dave dengan tatapan yang penuh selidik. "Ada sebuah undangan pesta untuk anda tuan, dan semua pengusaha Fashion di perkirakan akan hadir di sana," Jelas Leo memberitahukan. Setelah Freya pergi dari perusahaan dan hidupnya, lelaki tampan itu seolah kehilangan semangat dalam hidupnya, seolah ia sudah tak peduli akan kekuasaannya lagi. "Aku tidak akan pergi, kau buang saja kartu undangan itu," Perintah Dave dengan nada tinggi sembari menatap pemandangan dari luar jendela. Leo m
Read more

Bab 147 Merasa Beruntung

Keesokan malam, Freya sudah bersiap-siap untuk pergi ke pesta untuk menemui Raka, tapi ketika ia tengah duduk di meja rias tiba-tiba saja Ansel yang belum tidur kini bocah kecil itu tampak berjalan menghampiri momynya. "Momy!" panggil Ansel dengan wajah imut yang tengah menatap sang momy. Freya terkejut saat melihat jagoan kecilnya yang perlahan sudah mulai tumbuh besar, sekarang sudah bisa berbicara dengan pintar. Bahkan Ansel tidak pernah absen untuk bertanya dengan keberadaan Daddynya lagi. "Momy Ansel ingin ketemu Daddy.""Iya jagoan kecil? kenapa belum tidur, padahal sudah malam loh?" Freya bertanya sembari mencubit kecil pipi gembul Ansel. "Ansel Lindu Dady momy, kapan Daddy pulangnya? dali dulu kenapa gak pulang-pulang," lirih Ansel yang bersandar di tubuh sang momy.. Seketika Freya terdiam, saat putra kesayangannya selalu bertanya tentang keberadaan Dave, pria yang sangat ingin ia lupakan dalam hidupnya. "Sayang momy, momy juga belum tahu kapan Dady pulang, sekarang lebi
Read more

Bab 148 Sebuah Kebetulan

Tepat jam delapan malam, akhirnya Freya dan Raka akhirnya sempai di sebuah pesta mewah dan bergengsi itu yang banyak di hadiri oleh beberapa pengusaha ternama saja. "Ayo Freya," ajak Raka menyodorkan lengannya, Freya yang sebenarnya merasa canggung terpaksa harus menerima tawaran baik Raka. Setelah keduanya turun dari mobil, kini mereka berjalan bersama menuju pintu utama gedung. Semua para tamu mulai berlalu lalang menghadiri pesta. Rasanya Freya terlihat seperti enggan berada di pesta mewah seperti itu. Karena selalu menjadi trauma tersendiri baginya. Setelah pernah di jebak oleh Khatrine, ia juga masih sedikit sesak di dalam hati, di saat indentitas pria yang mulai ia cintai harus Terbongkar dan ia lihat sendiri kebenaran melalui orang lain. Melihat Freya yang hanya banyak diam tidak banyak bicara seperti sebelumnya membuat Raka sedikit cemas. Karena terlihat wanita yang ada di sampingnya tidak nyaman."Freya! kenapa malah bengong? ayo kita masuk? aku harus menemui beberapa rekan
Read more

Bab 149 Kau Masih Istriku

Luna kembali menghampiri Dave, ia sangat mengalihkan pandangan Dave agar tidak melihat Freya yang berada di dekat mereka. "Mas Dave! bagaimana kalau kita pulang sekarang? bukankah kamu dari awal tidak ingin datang," ajak Luna. "Luna! apa yang kamu lakukan, diamlah apa kau tidak lihat banyak kolega-kolegaku," bentak Dave menepis tangan Luna. Hingga membuat Luna sangat kesal. "Tapi mas aku ingin pulang," rengek Luna. Dave tidak menggubris perkataan Luna, ia masih fokus berbicara beberapa hal penting tentang proyek fashionnya. Bahkan untuk menyempurnakan proyek besar kerja sama mereka, salah satu klien Dave sengaja mengusulkan anggota baru untuk mereka, agar proyek mereka lebih sempurna lagi. "Tuan Dave, sebenarnya ada seorang investor baru yang ingin ikut bergabung dengan kita, dia adalah tuan Raka, saya akan panggilan dulu," ujar salah satu Klien, yang bergegas mencari Raka. Namun baru saja pria itu berjalan beberapa langkah, Raka dan Freya kebetulan berjalan ke arah Dave yang ten
Read more

Bab 150 Beri Aku Kesempatan

"Tidak! aku sudah mengirimkan surat gugatan cerai padamu, dan mulai saat itu kita sudah tidak memiliki hubungan apa pun juga," sergah Freya, yang mencoba untuk menghindar dari Dave. Namun baru saja Freya ingin pergi, Dave malah menekan tubuhnya lebih erat lagi, hingga membuatnya tak berdaya di dalam kendali kurungan kedua lengan Dave. "Aku tidak akan membiarkan kamu pergi, kamu masih istriku Freya, aku mohon maafkan aku dan tolong berikan aku kesempatan untuk menebuskan semua kesalahan padamu," bisik Dave menatap dalam sang istri, dengan jarak mereka yang mengikis dekat. Hingga membuat keduanya merasakan nafas hangat satu sama lain. "Kau! aku sudah tidak bisa memberikan kamu kesempatan lagi tuan Dave," tegas Freya.Dave menggelengkan kepala, sembari tersenyum getir saat melihat Freya yang seolah tidak ingin memberinya kesempatan. "Kenapa? aku tahu aku salah, tapi kita sudah mempunyai seorang putra Freya, jadi aku mohon jangan egois, aku ingin kita kembali berkumpul seperti dulu lag
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status