Home / CEO / Istri Dadakan CEO Rupawan / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Istri Dadakan CEO Rupawan : Chapter 131 - Chapter 140

189 Chapters

Bab 131 Ide Licik Khatrine

Khatrine terlihat begitu agresif, ia memghampiri Ervan yang sedang memeriksa benerapa file di kursi kebesarannya. "Tuan, kau akhir-akhir ini sibuk sekali." Khatrine sengaja memulai topik pembicaraan di antara mereka berdua. Ervan yang sedang sibuk membaca beberapa berkas penting perusahaannya, kini ia menjeda aktifitasmya dan menatap khatrine dengan sorot mata elangnya. "Tentu saja aku sangat sibuk, karena banyak proyek yang harus aku segera laksanakan, terlebih lagi saat kamu gagal menjadi ku juara utama di paris, membuat produksi rancangan fashionku anjlok saja, sudahlah kau lebih baik tidak usah menganguku," Ervan sangat kesal, dan sengaja mengusir Khatrine. Tentu saja Khatrine tidak menyerah begitu saja, untuk membuat Ervan peduli lagi padanya. "Tuan Ervan, aku punya ide bagus untuk perusahaanmu." Seketika Ervan terdiam, lalu menatap khatrine dengan kening yang terkerut. "Maksudmu ide apa khatrine, katakan yang jelas. Aku tidak mengerti." Ervan meminta Khatrine untuk mempe
Read more

Bab 132 Wanita Yang Sepadan

Beberapa hari kemudian, setelah kondisi Freya pulih ia memutuskan untuk pulang ke rumah ayahnya, bahkan Ansel dan bi Marni juga ikut dengannya. "Nyonya, apa anda yakin tidak ingin pulang ke rumah nyonya lagi?" tanya Bi Marni yang terlihat begitu sedih, karena melihat kedua majikannya yang tengah bertengkar. Mendengar perkataan bi Marni, membuat Freya sedikit malas untuk membahas tentang rumahnya yang membuat dirinya teringat akan sosok Damian, yang selama ini hanyalah sebuah kepalsuan. "Tidak bi, mulai hari ini bibi tidak usah lagi membahas tentang rumah itu lagi. Karena sudah ingin mengingat apa pun tentang rumah itu," Tegas Freya, lalu mulai memasukan beberapa barang yang ia bawa. "Lalu, bagaimana dengan tuan jika mencari nyonya nanti dan den Ansel tidak ada?" BI Marni melontarkan pertanyaan untuk yang kedua kalinya. Wajah Freya seketika berubah menjadi muram saat BI Marni, terus membahas tentang sesuatu yang berhubungan dengan Dave. Karena bagi Freya sesuatu yang telah membuatn
Read more

Bab 133 Ancaman Freya

Setibanya di rumah sang ayah, Freya di sambut hangat oleh tuan Hermawan, tapi berbeda halnya dengan ibu dan kakak tirinya yang seolah tidak suka, jika dirinya pulang ke rumah ayahnya sendiri. "Freya! Ayah harap kamu betah tinggal di rumah ini lagi," imbuh tuan Hermawan, yang begitu merasa bersalah atas apa yang telah menimpa pernikahan putrinya. "Iya yah, sebelumnya aku ingin minta maaf karena Freya akan merepotkan ayah beberapa hari di sini," Freya menidurkan Ansel dengan pelan di atas tempat tidur. Mendengar perkataan putrinya, pria paruh baya itu sedikit terheran, lalu ia mulai bertanya secara apa maksud pekataan putrinya itu. "Sementara? Maksudmu sementara bagaimana Freya? Ayah tidak keberatan jika kamu tinggal di sini untuk selamanya juga." Ketika tuan Hermawan sedang berbicara serius dengan putri kesayangannya. Tiba-tiba saja Maragaretha istrinya datang, dengan menatap tidak suka pada Freya. Bahkan wanita itu sengaja untuk menyindir. "Ayah, Freya itu sudah besar. Dan lagi
Read more

Bab 134 Surat Gugatan Cerai

"Aaakkkh, dasar jalang sialan! Berani sekali dia mengancam aku. Lihat saja nanti aku akan membalas kesombonganmu itu," umpat Melisa yang sangat marah besar saat mengingat Freya yang tadi mengancamnya. Hingga membuat Melisa tak berdaya dan kehabisan kata-kata. Margaretha yang tak sengaja mendengar barang-barang yang terjatuh di kamar putrinya, kini wanita paruh baya itu pun begitu penasaran hingga masuk ke dalam ruangan kamar dan..."Ya ampun Melisa, apa-apaan kamu? kenapa kamar berantakan seperti kapal pecah seperti ini?" tanya Margaretha keheranan dan tak habis pikir, entah setan apa yang merasuki putrinya hingga memecahkan semua barang-barang di kamarnya. Melisa mengerucutkan bibir, saat sang ibu melontarkan pertanyaan kepadanya. Lalu ia meluapkan kekesalan yang menyelimuti dirinya saat ini. "Melisa! katakan pada ibu apa yang membuatmu marah seperti ini?" tanya Margaretha menatap putrinya dengan mode wajah serius. "Bu, jalang itu sangat menyebalkan. Berani-berani sekali dia meng
Read more

Bab 135 Hanya Sebuah Bidak Catur

Ketika Freya sedang berbicara serius dengan ayahnya, tiba-tiba saja seseorang menekan bel pintu rumah mereka. Sampai akhirnya Margaretha yang tengah asik menonton televisi pun terpaksa harus membuka pintu. "Ck, siapa sih malam-malam begini yang datang ganggu orang saja lagi santai," gerutu Margaretha menggeleng-gelengkan kepala. Lalu segera membuka pintu yang sudah terlihat tidak sabar itu. Ting..tong.."Hey sabar," Margaretha sedikit kesal, lalu pintu terbuka dan wanita paruh baya itu sangat terkejut saat melihat sosok pengusaha muda yang sedang ramai saat ini tengah di bicarakan di semua siaran berita. "Tu-tuan Dave Alexander," Pekik Margaretha terkejut, sungguh suatu kehormatan bagi Margaretha kedatangan tamu yang sangat terkenal kaya raya. Melisa yang begitu penasaran siapa yang datang, dengan cepatnya ia menghampiri ibunya yang malah mematung di depan pintu. "Ibu, siapa yang datang?" tanya Melisa penasaran, lalu ikut melihat. Dan tentu saja sosok pria yang berada di depan mer
Read more

Bab 136 Mengambil Hati

Leo segera membukakan pintu mobil, setelah sang tuan kembali. Lelaki itu sedikit penasaran hal apa yang membuat bosnya itu terlihat sangat muram, meskipun ragu tapi ia berusaha memberanikan diri untuk bertanya. "Tuan, apakah kita akan kembali ke perusahaan atau ke rumah?" tanya Leo sembari membungkukkan badan dengan penuh hormat. Dave yang hatinya masih kacau pun hanya menggelengkan kepala pelan, karena ia tak habis pikir akan gagal membawa istri dan putranya untuk ikut pulang bersamanya. "Kita kembali ke rumah saja, aku butuh waktu untuk beristirahat," titah Dave dengan nada sedikit meninggi. "Baik tuan," sahut Leo yang mematuhi perintah sang bos, lalu melajukan mobilnya. Di sepanjang jalan Dave mulai berpikir, dengan cara apa lagi dia harus mencoba untuk membujuk Freya, sebuah ide pun muncul. Hingga membuat Dave mengutarakan perintahnya. "Leo, aku ingin kau melakukan sesuatu untukku," kata Dave dengan mode wajah seriusnya. Leo terdiam lalu ia meminta bosnya untuk mengatakan tu
Read more

Bab 137 Pura-Pura Polos

Ketika Dave baru sampai di rumah, tuan Steven dan tuan Edward begitu antusias. Setelah dari tadi mereka membahas tentang rencana pernikahan yang akan mereka gelar. "Dave! akhirnya kamu pulang juga. Lihatlah om Edward sengaja datang ke rumah kita untuk membahas pesta pernikahan kalian duduklah," kata tuan Steven, yang terus menekan putranya. Tentu saja Dave yang saat ini sedang kesal dan pusing, langsung menolak. Tanpa memikirkan apa pun lagi. "Tidak ayah, aku tidak ingin menikah dengan Luna, masalah pasangan tolong jangan campuri urusanku, karena aku berhak untuk memilihnya sendiri," sergah Dave dengan emosi yang meluap-luap, lalu berjalan menaiki tangga menuju ke arah kamarnya. Ketiga orang itu tercengang, saat Dave menolak pernikahan yang sudah di rencanakan dari beberapa bulan yang lalu. Melihat sikap Dave yang membanggakan membuat tuan Steven tidak enak hati dan segera meminta maaf pada sahabatnya itu. "Edward! Luna, maafkan sikap Dave yang tidak sopan di depan kalian. Aku ak
Read more

Bab 138 Aku Bukan Wanita Bodoh Lagi

Setelah Luna keluar dari kamar Dave, tuan Steven dan tuan Edward segera menghampiri lalu mencecarnya dengan beberapa pertanyaan. "Luna! bagaimana kamu sudah berhasil membujuk Dave?" tanya kedua paruh baya yang begitu berharap. Mendengar pertanyaan ayah dan calon mertuanya, membuat Luna sedikit badmood apa lagi setelah Dave tadi mengusirnya dengan sangat kasar. "Maaf om, ayah. Luna tadi belum berhasil tapi Luna akan berusaha lagi besok." Jawab Luna dengan nada rendah dan terlihat sangat sedih. "Tidak papa, Luna. Om percaya padamu Jika kamu akan berhasil mengambil hati Dave, hanya butuh kesabaran saja," imbuh tuan Steven dengan penuh keyakinan. Luna hanya mengangguk patuh, ia berusaha untuk tetap tenang walaupun sebenarnya hatinya sangat kesal bukan main. Apa lagi mengingat Dave yang begitu sering membahas tentang Freya di depannya. Tuan Edward mengerutkan kening, saat melihat putrinya yang terlihat sangat kesal. Dia sangat paham dengan watak putri kandungnya. "Sepertinya Luna ma
Read more

Bab 138 Penyesalan Dave

Keesokan harinya, Freya sudah bersiap-siap mengemas beberapa barang dan bajunya bersama Ansel, karena sebentar lagi dia akan pergi ke luar negeri untuk menenangkan diri setelah dia mengetahui semua kebohongan Dave yang sudah membuatnya kecewa. Melihat putrinya yang masih menyiapkan beberapa barang ke dalam koper. Tuan Hermawan memghampiri putrinya sembari menatap nanar. "Freya! Apa kamu yakin akan pergi dari rumah ayah? Kenapa kamu tidak tinggal di sini untuk selamanya saja?" Tanya Hermawan dengan nada lirih. Seketika Freya menjeda aktifitasnya, lalu menatap sang ayah dengan netra yang berkaca-kaca. "Iya ayah, Freya sudah yakin jika dengan keputusan ini. Jika aku terus berada di sini, maka akan sulit untuk aku melupakan semuanya yang telah di lakukan oleh mas Dave kepadaku," ungkap Freya yang begitu terasa pedih. "Ya sudah, apa pun keputusan kamu, ayah akan mendukungnya asalkan kamu bahagia saja, tapi ingat jika suatu hari nanti kamu kesulitan jangan lupa bubungi ayah," imbuh tua
Read more

Bab 140 Tak Ingin Kehilangan

Leo menghela nafas panjang, saat melihat Melisa. jika bukan karena perintah sang bos. Rasanya ia enggan mendekati wanita yang matre itu. "Melisa!" Seketika langkah wanita berambut gelombang itu pun terhenti, dengan pelan ia memutar badan dan menoleh ke arah sumber suara yang berada tepat di belakangnya. "Leo! ada apa?" tanya Melisa terheran, karena tidak seperti biasanya, orang kepercayaan Bosnya itu tiba-tiba saja menyapanya. Leo menghampiri dengan perasaan yang canggung, tapi demi tugasnya ia tetap berusaha untuk mendekati Melisa. "Hari ini kamu sangat cantik sekali," ujar Leo yang sengaja memulai rayuannya, seraya menatap nakal Melisa. Seketika Melisa tersipu malu dan wajahnya memerah merona. Karena baru kali ini ada seorang pria memujinya, bahkan Melisa sampai salah tingkah di buat oleh Leo. "Ka Leo bisa saja, tumben sekali memanggilku memangnya ada apa?" Melisa terlihat gugup, setelah melihat wajah Leo dari kedekatan yang lumayan manis membuat Melisa sedikit salah tingkah.
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
19
DMCA.com Protection Status