Home / CEO / Istri Dadakan CEO Rupawan / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Istri Dadakan CEO Rupawan : Chapter 151 - Chapter 160

189 Chapters

Bab 151 Aku Sangat Mencintaimu

Freya mengigit keras bibir Dave, yang tengah mencium bibirnya dengan paksa. Dengan waktu yang cukup lama. Hingga membuat dirinya sesak untuk bernafas. Klek!"Aaaakkkkkhh," Dave merintih kesakitan, saat Freya mengigit bibirnya, hingga membuat lelaki tampan itu pun terpaksa melepas pagutan bibirnya. Namun bukan Dave, pria itu menyerah begitu saja. Tak ingin sang istri membenci ia juga berusaha untuk mengungkapkan semua perasaan yang baru dia sadari. "Please! Freya, maafkan aku. Saat kamu memberikan surat gugatan cerai itu aku tidak menandatanganinya, tapi aku telah merobeknya jika kita masih suami istri, untuk sekarang dan selama," tegas Dave, yang kembali mencium bibir wanita yang sudah lama sekali ia rindukan dan ia cari. Cup! Freya yang tak bisa melawan, ia hanya bisa pasrah hingga sampai kedua tangannya terlemas setelah beberapa kali meronta, Dave mencium paksa dan rakus bibir Freya, wanita berparas cantik itu perlahan mulai terbius dan seolah terhipnotis oleh pesona Dave. Humm
Read more

Bab 152 Rencana Luna

Tanpa membuang waktu lagi Luna segera menelpon orang-orang suruhannya, untuk segera menjalankan rencananya agar segera menculik putra Freya. Tak membutuhkan waktu lama, orang-orang suruhan Luna segera pergi ke tempat Freya. Tanpa menunda-nunda lagi. Setelah berhasil menyuruh orang-orangnya. Luna segera pergi ke rumah Dave, untuk memberitahukan tentang Dave dan Freya saat di gedung pesta tadi. "Aku harus pergi menemui om Steven, dan segera menagih janjinya," geram Luna yang terburu-buru mengambil tas dan kunci mobil. Tuan Edward yang berpapasan dengan putrinya, kini pria paruh baya itu terheran. Lalu sengaja menghadang dan mencecar beberapa pertanyaan pada Luna. "Luna! kamu ini mau kemana nak?" tanya tuan Edward menatap dengan sorot mata yang penuh dengan selidik."Ayah! Luna mau ketemu om Steven, untuk memberitahukan Dave yang diam-diam menemui wanita jalang itu, dan aku juga ingin menagih janji om Steven tentang pernikahan ini," Luna meluapkan beberapa kekesalan di dalam hatinya.
Read more

Bab 153 Salah Paham

"Apa! di culik? bagaimana bisa bi? kenapa seperti ini," Freya menangis dan tak habis pikir. Perasaannya luluh lantak, hatinya begitu bingung harus berbuat apa. Raka yang baru datang menyusul Freya, kini ia pria itu segera menghampiri dan melontarkan beberapa pertanyaan. "Freya! kamu kenapa? katakan padaku kenapa menangis?" tanya Raka seraya memegang bahu mantan pacar yang masih sangat ia cintai. Freya yang sangat cemas dan panik, ia meluapkan semua ketakutan yang terlintas di dalam kepalanya. "Mas Raka, tolong bantu aku. Ansel di culik mas," ucap Freya dalam tangisnya. "Diculik?" Raka terkejut, dan hampir tak percaya, tak tega melihat Freya sedih dan ketakutan. Dengan cepatnya ia menelpon beberapa orang-orang kepercayaan untuk segera mencari Ansel. Freya yang baru aja ingat, jika dirinya tadi sempat bertemu dengan Dave. Membuat ia sedikit berpikir jika mungkin penculikan putranya ada hubungan dengan Dave. "Aku baru ingat, apa jangan-jangan karena dia ingin membawa Ansel," ucap F
Read more

Bab 154 Sebuah Ancaman

Setelah Freya menutup panggilan telepon dari Dave, tiba-tiba saja ia mendapatkan sebuah pesan singkat yang membuatnya sangat terkejut. "Jika kamu ingin putramu selamat, maka temui aku di tempat ini. Jangan membawa Dave bersamamu, kalau kau melanggar maka jangan salahkan aku jika nanti aku akan bertindak nekad pada putramu," perintah pesan itu, sampai membuat tubuh Freya melemas dan tidak habis pikir. Karena penasaran siapa yang mengirimnya pesan bernada ancaman itu, kini Freya mencoba untuk menelpon balik nomor asing itu dan..Drrrttt....drrrtttBeberapa kali Freya mencoba untuk menghubungi, namun nihil si pengirim pesan itu hanya menutup telpon itu dan enggan untuk menjawab. Hanya terus menekan Freya agar segera datang ke tempat yang dia berikan alamatnya. "Cepat datang atau tidak, maka nyawa anakmu yang akan hilang," perintah pesan itu dengan nada penuh penekanan. Freya yang semakin panik, kini hanya menggelengkan kepala dan tak habis pikir entah siapa yang tega membawa putra ke
Read more

Bab 155 Sebuah Pilihan

Tanpa membuang waktu lagi Dave segera menyusul Freya, setelah melihat cctv yang ada di rumahnya. Lalu dengan cepatnya supir pribadinya segera melacak plat nomor Raka yang tengah berjalan beberapa menit yang lalu. "Leo! apa kau sudah mencari tahu kemana Freya dan temannya pergi?" tanya Dave yang terlihat sangat cemas. "Sudah tuan, seperti mereka mengarah ke sebuah pegunungan yang cukup jauh dari sini," sahut Leo setelah melihat dan memantau mobil Raka. Tidak ingin terjadi sesuatu pada putra kesayangannya, kini Dave segera masuk ke dalam, dan memberikan perintah pada Leo agar cepat mengikuti arah mobil Raka. Tanpa membantah Leo melajukan mobil dengan laju kecepatan tinggi, di sepanjang jalan Dave memikirkan semua orang yang sudah berani mengusik istri dan putra kesayangannya. Ketika lelaki tampan itu tengah merenung, tiba-tiba saja satu pesan masuk ke dalam ponselnya, melihat id ponsel sang istri membuat Dave begitu antusias dan senang. "Freya!" Dave dengan cepat membuka pesan da
Read more

Bab 156 Membuat Kesepakatan

Setelah Freya dan Raka menempuh perjalanan sekitar dua jam lebih, akhirnya mereka sampai di titik lokasi. Kini mereka turun dari mobil. "Mas Raka, apa benar ini tempatnya? Aku sangat takut sekali." Keluh Freya menatap nanar bangunan kosong yang terlihat sangat kumuh. "Iya Freya, sesuai Gps benar di sini. Kamu tidak usah takut karena aku bersamamu," ucap Raka membujuk. Mengingat putranya di sekap, membuat Freya berusaha untuk tetap tenang dan berusaha untuk memberanikan diri. Tanpa membuang waktu lagi, wanita cantik itu berinisiaf untuk menghubungi nomor yang mengirimkan pesan padanya. Drrrtt..Pangilan terhubung. Melihat Freya yang menelpon, Luna yang sudah menunggu dari tadi membuatnya menyerigai. "Akhirnya dia masuk perangkapku juga," Luna tersenyum sinis. Lalu dengan cepatnya wanita segera mengangkat telepon. Freya menghela nafas panjangnya, setelah panggilan itu terhubung. Lalu segera memulai topik pembicaraannya. "Aku sudah sampai di tempat yang kamu minta, sekarang cepa
Read more

Bab 157 Aku Suka Kau Memohon

Freya berjalan mendekati gedung kumuh yang berlantaikan tiga itu, sungguh ia begitu penasaran siapa sebenarnya orang yang sengaja membawa putranya hanya untuk sebuah tawanan. Tak ingin sampai terjadi sesuatu pada Ansel, Freya menelpon kembali pada wanita misterius yang menyuruhnya untuk datang itu. Panggilan terhubung.."Aku sudah berada di depan pintu, sekarang apa yang kau inginkan dariku? dan cepat lepaskan anakku," ucap Freya dengan permintaannya yang sangat cemas dan panik. "Heh! Bagus, sekarang kau masuk. Lalu ikuti orangku. Karena mereka akan membawamu di hadapanku cepat! kalau tidak lihatlah video anakmu yang sedang menangis ini," ancam Luna sembari mengirimkan video Ansel yang sedang menangis sembari memanggil-manggil momynya. Freya tercengang, saat melihat putranya kesayanganya yang terlihat begitu ketakutan. Hatinya begitu geram mengingat orang misterius yang tiba-tiba saja menargetkan dia dan putranya tanpa tahu alasan yang jelas. "Benar-benar keterlaluan orang ini, ra
Read more

Bab 158 Jangan Bermimpi

"Cepat! Kenapa malah bengong, tanda tangani berkas dan surat ceraimu. Karena kau mas Dave masih belum menikahi aku, jika kamu masih ingin putramu kembali maka turuti semua keinginanku, jika tidak maka jangan salahkan aku jika anakmu yang akan menanggung kesalahanmu," ancam Luna sembari menyangkup kasar dagu Freya. Freya menggelengkan kepal, sungguh ia tidak menyangka jika wanita yang ada di depannya itu begitu kasar dan jahat. Sampai-sampai menekan dan mengintimidasi dirinya. "Heh, aku pikir nona Luna itu wanita yang lembut dan berkelas tapi tidak di sangka. Hanya karena aku pernah menjadi bagian hidup dari mas Dave kamu sampai begitu ketakutan," ucap Freya tersenyum getir. Mendengar perkataan Freya, darah Luna semakin mendidih dan semakin geram. Karena seolah Freya¹ menertawakan dirinya. "Diam kau! kau hanya perlu melakukan yang aku suruh, dan tidak ada yang mengijinkan mu untuk berbicara atau mengomentari dirimu," bentak Luna sembari melempar berkas tepat di wajah Freya. Freya
Read more

Bab 159 Dua Syarat

Dave menepis tangan Luna saat wanita itu memohon, agar dia mau tetap melanjutkan perjodohan yang telah di rencanakan oleh kedua orang tua mereka. "Berhenti bersandiwara, aku muak denganmu Luna, apa dengan menggunakan putraku sebagai tawananmu, aku akan berbaik hati dan luluh padamu? jangan mimpi," bentak Dave, lalu menyuruh semua orang-orangnya segera membawa Ansel yang di tahan oleh para pria bayaran Luna.Leo dan yang lainnya segera membagi tugas, selain memberi pelajaran pada orang-orang Luna, mereka juga segera membawa Ansel. Freya tidak menyangka jika Dave, akan datang menyusul dirinya. Hatinya merasa campur aduk. Antara senang dan sedih. "Ansel! sayang sini nak," Freya segera melentangkan kedua tangannya. Saat Leo berhasil membawa putra sang bos. "Momy...Ansel takut," tangis Ansel memeluk sang momy dengan erat. "Tidak papa sayang, sekarang momy ada di sini," Freya berusaha menenangkan putranya. Melihat putranya yang begitu ketakutan, membuat Dave tidak bisa lagi mentolerir
Read more

Bab 160 Mengambil Keuntungan

Melisa dan nyonya Margaretha terkejut, saat melihat suara berita yang tengah mewawancarai perusahaan Ervan yang saat ini sedang mempromosikan produk rancangan terbaru mereka, yang mengatasnamakan desain Khatrine. "Bu, ternyata nona Khatrine memakai Desain Freya, dan pencapaian pasarnya cukup lumayan juga. Enak sekali dia dapat untuk banyak," Melisa menggerutu saat melihat Khatrine yang begitu terlihat mendapatkan sebuah keuntungan. "Kau benar sayang, padahal tanpa Desain yang kamu berikan mana bisa nona Khatrine seperti sekarang ini. Bagaimana jika sekarang kita memeras dia saja lagi, bagaimana pun juga kamu sudah memberikan rancangan gadis itu, jadi susah sepatutnya nona Khatrine memberikan upah lagi pada kita, kalau tidak kita buat ancaman saja," ujar Margaretha mengusulkan. Seketika Melisa mencerna dan memikirkan semua perkataan sang ibu. Yang menurutnya ada benarnya juga. "Ibu benar, besok aku akan menemui nona Khatrine. Enak sekali dia menikmati hasil sumber karya Freya. Seda
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status