Freya memejamkan kedua pelupuk matanya dan berdiri di ujung jembatan, baginya hidup ini sangat menyakitkan dan tak adil untuknya. "Tuhan, apa salahku? kenapa semua orang terus menyakiti diriku? Aku sangat benci dengan takdir ini," teriak Freya meluapkan kekecewaannya dengan air mata yang terus mengalir deras. Hatinya luluk lantah, semangat hidupnya seolah menghilang. Mengingat semua orang di sekitarnya yang hanya memanfaatkan dirinya saja, membuat hati Freya sakit, sakit sekali. Dave yang baru saja datang, kini ia sangat terkejut, saat melihat sang istri berada tepat di tembok pembatas danau itu. Seolah kejadian hari itu terulang kembali. "Freya! Hentikan, jangan berbuat bodoh. Aku mohon, turun dan maafkan aku." Dave berusaha membujuk sembari berlari mendekat. Freya yang sudah sangat kecewa dan membencinya, meminta agar Dave tidak mendekat ke arahnya. "Berhenti kau di sana, jangan dekati aku, dasar pria bajingan. Kau sangat menjijikan dan kotor," umpat Freya dengan tubuh gemetar.
Read more