Beranda / CEO / Istri Dadakan CEO Rupawan / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Istri Dadakan CEO Rupawan : Bab 101 - Bab 110

189 Bab

Bab 101 Apa Yang Kau Lakukan Di Belakangku?

Malam berganti pagi, suara nada dering ponsel Khatrine terdengar begitu nyaring. Hellian yang masih terbaring di atas ranjang dalam keadaan telanjang dada, pelahan mulai terbangun dan membuka mata. "Hiist, berisik sekali. Khatrine! Telepon bunyi," Teriak Hellian dalam kondisi yang masih ngantuk berat setelah ia dan wanitanya bercinta. "Sebentar, aku sedang mandi." Sahut Khatrine yang masih berdiri di bawah guyuran shower, membersihkan diri dari bekas-bekas percintaannya bersama Hellian. Tubuh Khatrine terasa sangat pegal seolah terasa remuk. Mengingat dia sudah melayani dua orang pria dalam satu hari, membuat dirinya kepayahan. Tapi bagi Khatrine itu tidak masalah, selama sama-sama menikmati dan saling menguntungkan. "Hellian brengsek! semalam dia menghukumku dengan sangat ganas. Hampir saja aku di buat mati olehnya. Tapi kalau tidak di bujuk dia pasti terus marah dan ngomel," Umpat Khatrine, dengan emosi yang meluap-luap. Wanita bertubuh sintal dan berambut sebahu itu pun berhar
Baca selengkapnya

Bab 102 Hanya Sebuah Ilusi

Beberapa jam kemudian, setelah berhasil membujuk Ansel. Akhirnya Freya bisa berangkat kerja. Tiga hari ini baginya sungguh sangat berat dan sangat melelahkan. Apa lagi saat putranya yang selalu rewel jika tidak ada suaminya pulang ke rumah. Sebuah taksi berhenti tepat di depan Freya, melihat gerakan jarum jam di tangannya yang semakin cepat. Membuat ia segera masuk. "Nona, mau di antar kemana?" tanya pak supir. "Tolong, antarkan saya ke Alexander crop." Jawab Freya sembari memeriksa beberapa draf desainnya, karena hari ini adalah revisi terakhir. Karena tinggal menghitung hari impiannya untuk mengikuti pameran peragaan busana yang sangat bergengsi."Baik nona."Freya tersenyum kecil, saat melihat foto mendiang ibunya yang selalu terselip dalam draf. Bahkan Freya selalu menjadikan kerinduan pada sang ibu sebagai pemacu semangatnya. "Bu, sebentar lagi aku akan mewujudkan impian ibu." Batin Freya mengusap lembut foto lama dia dan ibunya. Darah seni Freya memang sudah di wariskan oleh
Baca selengkapnya

Bab 103 Ikatan Ayah Dan Anak

Freya terkejut, saat melihat BI Marni yang datang ke tempatnya bekerja. Dengan rona wajah yang terlihat sangat cemas dan panik. "Nyonya maafkan bibi karena ke sini, den Ansel tidak mau makan dan tiba-tiba saja menjadi demam," Sesal Bi Marni sembari menggendong Ansel yang terus menangis memangil ayahnya. "Ya ampun bi, sini berikan Ansel padaku," Freya sangat khawatir, ia berusaha untuk menenangkan putra kecilnya itu, dia tidak peduli saat staf dan seniornya yang lain tengah menatap dan berbisik. Dave pun terlihat sangat cemas, ketika melihat jagoan kecilnya terus meraung memangil dirinya tanpa henti. "Daddy." Tangis Ansel. "Jangan nangis sayang, nanti Dady pulang ya." Freya berusaha membujuk dan menenangkan Ansel, namun nihil Ansel tetap rewel. Dave yang tak tega pun merasa bingung harus bagaimana, dan harus melakukan apa padahal Ansel begitu ingin ketemu dengannya. Sedangkan sekarang indentitas sebagai pemilik perusahaan. "Astaga, bagaimana ini. Aku tak tega melihat putraku mena
Baca selengkapnya

Bab 104 Hampir Ketahuan

Setelah bertengkar dengan Hellian, Khatrine akhirnya sampai di kantor Ervan. Asisten kepercayaannya mempersilahkan wanita itu untuk masuk ke ruangan bosnya. "Nona Khatrine, silahkan masuk tuan sudah menunggu anda di dalam." Ucap Pria itu sembari membungkukan badan. "Oke, terima kasih." Balas Khatrine dengan sikapnya yang sangat genit. Sang asisten hanya menggeleng saat melihat tingkah laku Khatrine yang terlihat begitu agresif, bahkan dia tidak habis pikir kenapa tuanya bisa bergaul dengan wanita yang terlihat nakal. "Ck, sikap bos memang susah di ubah, baginya seorang wanita itu seperti mainan yang selalu ia koleksi." Gumam Pria itu, lalu kembali pergi ke ruang kerja dengan wajah datar. Setelah sampai di ruangan Ervan, Khatrine berjalan dengan langkah yang sangat menggoda. Layaknya seperti seorang model yang ingin menjadi pusat perhatian. "Selamat siang tuan Ervan, bagaimana kabar anda hari ini? apa baik-baik saja." Tanya Khatrine berbisik, seraya memancarkan senyum genit, kedua
Baca selengkapnya

Bab 105 Terciduk

"Ya ampun Ansel! kenapa nakal seperti ini." Freya sangat kaget saat melihat tangan mungil Ansel di penuhi dengan bulu-bulu kecil, Dan Dave yang baru sadar pun tercengang. Dave juga sangat cemas, dia begitu takut kalau Freya sampai curiga dengan penyamarannya selama ini. "Gawat, kenapa aku tidak memperhatikan dari tadi," Dave tercengang dengan cepatnya ia berusaha merapihkan diri. Freya yang merasa tidak enak hati pun mulai meminta maaf, atas kenakalan yang di perbuat oleh Ansel. "Tuan tolong maafkan putra saya, coba saya liat apa wajah tuan terluka?" Freya bertanya untuk memastikan, tapi Dave segera menghindar karena tidak mau jika sampai Freya sadar kalau dia adalah Damian. "Tidak papa, aku tidak papa Freya. Lagian cuma anak kecil jangan di ambil tidak enak hati," Dave berusaha menenangkan Freya, lalu mencoba untuk menghindar. Freya yang tidak ingin memaksa pun, hanya segera mengambil Ansel yang masih asik bermain di atas sofa. "Ayo sayang, ikut mamy."Ketika Freya dan Dave masih
Baca selengkapnya

Bab 106 Mulai Curiga

"Aaakkhh! brengsek dasar wanita pengkhianat." Hellian sangat marah dan kesal sampai melemparkan beberapa botol anggur di Club itu Meskipun beberapa temannya berusaha untuk menenangkannya. Sementara Khatrine yang tidak ingin terjadi apa-apa pada Ervan, ia segera membawa pria barunya itu ke dalam mobil. "Tuan, duduklah. Maaf karena saya anda jadi begini," sesal Khatrine, lalu berusaha untuk mengelap sudut bibir Ervan yang terus saja mengeluarkan darah. "Tidak papa, cepatlah masuk. Lebih baik kita pergi dulu dari sini sebelum mantan pacarmu itu mengejar kita," Ervan mulai menghidupkan mesin mobil. Dan Khatrine pun segera menutup pintu, setelah itu mereka pergi ke mansion milik Ervan yang berada cukup jauh. Di sepanjang perjalanan Khatrine merasa tidak enak hati karena sikap Hellian yang sudah sangat keterlaluan. Ervan yang masih penasaran dengan hubungan Khatrine dan Hellian, membuat dia memberanikan diri untuk bertanya. "Khatrine, katakan padaku apakah kamu sudah berhubungan lama d
Baca selengkapnya

Bab 107 Penyesalan Hellian

"Aakkkh, sial. Kahtrine kau benar-benar pengkhianat. Sudah susah payah aku mengutamakan dirimu di banding Freya dulu, tapi sekarang kau malah membalas semua pengorbananku seperti ini." Hellian sangat kesal dan marah, sampai barang-barang yang ada di depannya itu di lemparkan. BLUGH!Semua barang-barang Khatrine berantakan di bawah lantai, Hellian yang sangat pusing apa lagi mengingat kondisi perusahannya saat ini sedang anjlok, membuatnya lebih frustasi lagi. "Harusnya aku dulu tidak memecat Freya, mungkin keadaannya tidak akan seperti ini." Sesal Hellian lalu terduduk lemas di sofa sembari memijat kening. Seketika ide pun melintas di dalam kepala, Hellian ingin mencoba untuk menawarkan Freya kembali bergabung di perusahaannya. "Hanya Freya yang bisa membuat perusahanku maju seperti dulu, bagaimana jika aku mencoba untuk membujuknya agar mau kembali," gumam Hellian. Bahkan Hellian segera mengambil ponsel untuk menghubungi Freya langsung, berharap jika tawarannya akan di terima. D
Baca selengkapnya

Bab 108 Mengungkapkan Isi Hati

"Ya ampun Freya, kenapa kamu berpikir aneh seperti itu? wanita lain bagaimana mas tidak ada waktu untuk memikirkan wanita lain." Jelas Damian yang berusaha meyakinkan. Ketika mereka berdebat kecil, Ansel tiba-tiba saja menangis seolah tidak ingin mamy dan Dadynya bertengkar. Freya yang tidak ingin merasa bersalah berusaha untuk mengalah dan meminta maaf pada Damian. "Ya sudah kalau tidak merasa, tidak usah di bahas lagi." Baru saja Freya ingin kembali ke kamar, tiba-tiba saja tangannya di tahan Damian dan mereka pun saling memandang satu sama lain. "Ada apa mas?" tanya Freya terheran. "Bagaimana kalau kita temani Ansel tidur?" ajak Damian. Jantung Freya berdegup sangat kencang saat mendengar perkataan Damian yang membuatnya seperti mimpi. Dengan rasa gugup dan ragu, Freya kembali bertanya untuk memastikan apa maksud perkataan dari suaminya itu. "Maksud mas kita tidur bertiga?" Damian menganggukkan kepala, mengiyakan semua perkataan sang istri. Seketika wajah Freya memerah meron
Baca selengkapnya

Bab 109 Tidak Tahu Malu

Freya menyergitkan dahi, saat melontarkan sebuah pertanyaan yang tak kunjung mendengar jawaban dari Damian. Perlahan ia memutar badan dan menoleh ke belakang. "Ya ampun, ternyata dia sudah tidur? menyebalkan." Freya kesal, lalu ia juga terpaksa tidur untuk meredam semua emosi yang menggebu-gebu dalam hati. Damian perlahan membuka kedua pelupuk mata, saat melihat Freya yang sudah mulai tertidur. Ada rasa bersalah dalam hatinya karena belum bisa menjawab pertanyaan yang di katakan oleh Freya padanya tadi. "Maafkan aku Freya, aku belum bisa menjawabnya. Karena aku sedang berada di dalam posisi yang sulit untuk saat ini," gumam Damian dalam hati, lalu memeluk erat Freya dari belakang. ***Malam berganti pagi, Damian sengaja bangun lebih awal karena sengaja ingin menyiapkan beberapa menu makanan kesukaan Freya untuk menebus rasa bersalahnya. Freya yang sudah berpenampilan rapih dengan style kantornya, perlahan mulai berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah "Pagi-pagi begini siapa
Baca selengkapnya

Bab 110 Sengaja Bersikap Mesra

Beberapa hari kemudian, Freya dan Mandy dan beserta beberapa staf yang memiliki andil penting dari acara catwalk yang akan di langsungkan di paris. Semuanya sudah bersiap untuk berangkat ke bandara. "Freya, ayo cepat naik, kebetulan kota dapat kursi dari bagian depan. Rasanya aku sudah tidak sabar untuk segera melihat Paris," Ucap Mandy yang begitu bahagia. Sembari menggandeng Freya menaiki tangga pesawat. "Ya ampun, ka Mandy bersabarlah jangan sampai terjatuh jalannya," Freya mengingatkan senior yang selalu setia membantunya dalam banyak hal pekerjaaan. Entah kenapa Freya merasa sedih, ketika melihat ponselnya yang masih sepi, tidak ada pesan Tai pun panggilan dari Damian. "Kenapa dia tidak menghubungiku? apa dia tidak peduli ku pergi jauh," Racau Freya dalam hati. Freya yang sudah jatuh hati padanya sang suami, membuat dirinya terkadang bingung harus berbuat apa jika Damian tidak memberikannya kabar atau menyapanya. Melihat Freya yang masih berdiri mematung, membuat Mandy terhe
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
19
DMCA.com Protection Status