Home / CEO / Istri Dadakan CEO Rupawan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Istri Dadakan CEO Rupawan : Chapter 81 - Chapter 90

189 Chapters

Bab 81 Cari Yang Tua Saja

Washington DC Tuan Steven menggelengkan kepala, setelah menelpon Dave tadi. Pria paruh baya itu rasanya sangat gemas saat mendengar ucapan keras kepala putranya itu. "Dasar anak tidak berbakti, selalu saja menolak untuk kencan buta yang aku rencanakan, sepertinya aku harus pulang dan membujuknya secara langsung," geram tuan Steven Sembari mengepalkan kedua tangannya. Seorang wanita muda pun datang menghampiri, dia bernama Luna yang di kenal sebagai seorang model ternama. "Selamat siang om, lihat ayah menyuruhku untuk membawakan makanan kesukaan om," kata Luna seraya memberikan sebuah paper bag berwarna hitam yang berisi hamburger. Tuan Steven pun terlihat senang, saat melihat wanita yang akan dia jodohkan dengan Dave pilihannya itu, yang berlatar belakang setara, sama-sama pebisnis."Luna, ayahmu sangat perhatian. Apakah dia tidak ikut denganmu?" tanya tuan Steven, lalu menerima makanan itu. "Tidak om, ayah bilang masih ada pekerjaan jadi menyuruh aku. Untuk menyatakan bagaimana
Read more

Bab 82 Desainer Yang Tengah Naik Daun

Keesokan harinya, Freya yang sudah cantik dan berpenampilan rapih. Ia bersiap untuk memulai memasuki kerja lagi setelah mengambil cuti melahirkan yang cukup lama. "Ansel masih tidur bagaimana ini? aku tidak punya banyak waktu, mana Mas Damian sudah berangkat duluan lagi," Freya bingung. Tapi tiba-tiba saja terdengar suara bel rumah yang berbunyi, membuat Freya terbuyar dari pemikirannya. Karena penasaran siapa yang datang pagi-pagi ke rumahnya. Wanita cantik itu pun bergegas untuk segera membukakan pintu. Klek Pintu terbuka, terlihat seorang wanita paruh baya berseragam hitam putih yang tengah berdiri sembari memegangi tas di tangannya. Freya yang merasa tidak kenal kini melontarkan beberapa pertanyaan. "Maaf, anda siapa?" tanya Freya menatap penuh selidik. "Selamat pagi nyonya, apakah benar ini rumah nona Freya? kenalkan nama saya bi Marni saya di perintahkan oleh tuan Damian untuk menemui nyonya dan membahas tentang pengasuh anak," jawab wanita itu. Freya terkejut, saat baru m
Read more

Bab 83 Menjadi Bahan Gosip

"Singkirkan tangan kotormu itu!" Hardik Dave menatap tajam kepada wartawan pria yang tengah menahan lengan Freya. Freya terkejut, begitu juga dengan semua orang yang ada di sana. Melihat raut wajah Dave yang begitu menakutkan membuat wartawan itu pun segera menarik tangannya dengan cepat. Lalu meminta maaf pada Freya dan juga Dave. "Ma-maafkan saya tuan, saya tidak sengaja. Kami perwakilan dari beberapa media televisi hanya ingin mencari berita saja tentang nona Freya dan desainnya yang cukup menarik perhatian sampai menembus festival internasional." Wartawan pria itu berusaha membela diri atas sikapnya yang begitu tidak sopan pada Freya. Dave tidak menggubris perkataan wartawan pria yang sudah membuatnya sangat marah, dengan cepatnya ia mengengam tangan Freya lalu membawa masuk. "Leo! kau atasi mereka," Perintah Dave dengan nada kesal dan meninggi. "Baik tuan," Leo mengangguk patuh, lalu mengatasi semua wartawan yang sudah menunggu dari pagi untuk mencari berita tentang Alexander
Read more

Bab 84 Apa Kau Menyesal?

"Khatrine! kamu dari mana saja? apa kamu tahu dari tadi aku mencarimu?" Hellian bertanya dengan nada tinggi seraya menatap tajam pada sang kekasih yang baru saja datang. Wanita berpenampilan sexy itu pun terdiam, lalu menyergitkan dahi. Saat mendapati ruangan yang terlihat berantakan seperti kapal pecah. "Aku habis menghirup udara segar di luar, memangnya kenapa tidak boleh? kamu ini juga kenapa berteriak seperti itu kepadaku." Jawab Khatrine melontar balikan pertanyaan pada Hellian seraya memutar kedua mata malasnya. Hellian merasa sikap Khatrine terlihat aneh tidak seperti biasanya, yang selalu manja atau pun selalu merayunya. "Tentu saja aku sangat keberatan, pertama kau adalah pacarku. Kemana pun kamu pergi harunya kamu bilang mau kemana. Dan yang kedua kamu ini adalah desainer senior di perusahaan, jadi setidaknya carilah inspirasi baru untuk meluncurkan produk Fashion terbaik untuk perusahaan ini," Hellian mengungkapkan kekecewaan dalam hatinya. Tapi Khatrine malah tidak men
Read more

Bab 85 Dia Pria Idamanku

Ketika Freya masih menatap sepasang sepatu yang ada di bawah meja, tiba-tiba saja Dave yang baru saja selesai mengangkat telpon dari sang ayah. Kini ia terkejut saat mendapati Freya sedang berada di bawah meja. "Freya! kamu sedang apa?" tanya Dave yang baru datang. Freya terkejut saat bosnya sudah kembali. Dengan cepatnya wanita cantik itu pun segera berdiri, dan menjawab dengan nada yang terbata-bata. "Tadi kainnya terjatuh tuan, jadi bagaimana apa kita bisa lanjut lagi membahas untuk kain bahan bakunya?" Freya sengaja mengalihkan perhatian. Dave yang tidak merasa curiga dengan sikap Freya, ia terpaksa harus meminta maaf karena meeting mereka berdua harus di tunda dulu, karena ada hal penting yang harus ia tangani lebih dulu. "Freya! aku ada pertemuan penting dengan beberapa kolegaku. Jadi mungkin kita besok lanjutkan lagi diskusi pemilihan kainnya. Kamu tidak papa kan?" "Tidak papa ko tuan, saya akan mematuhi apa pun perintah tuan saja." Freya setuju, dan dia begitu memaklumi j
Read more

Bab 86 Wanita Yang Pantas Untukmu

Waktu terus berlalu, hingga tak terasa sudah malam. Freya yang baru saja membujuk kini perlahan mulai menidurkan Ansel ke tempat tidur dengan sangat pelan. Agar putra kesayangannya itu tidak terbangun lagi. "Tidur yang lelap jagoan mamy," Freya mengecup pipi gembul Ansel, ada rasa sedih di dalam hatinya. Mengingat Ansel yang tidak henti-hentinya menangis memanggil sang ayah.Hal itu pun membuat Freya sedikit kesal, karena sampai saat ini Damian masih belum pulang juga. Karena tidak ingin Ansel terbangun lagi Freya berjalan ke arah balkon kamar, lalu mencoba untuk menelpon suaminya. Drrrtttt.....drttttBeberapa kali Freya mencoba untuk menghubungi sang suami, akan tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Sampai membuatnya sedikit kesal dan marah. "Mas Damian kemana sih? kenapa dia tidak mengangkat telponku. Setidaknya kalau telat pulang Kabari aku. Apa dia tidak tahu. Kalau Ansel sangat merindukannya," Freya mengerutu setelah menelpon Damian hampir sampai sepuluh kali. Namun nihil tida
Read more

Bab 87 Sikap Manipulatif Luna

Rumah Sakit Medika HarapanSetelah Dokter keluar dari ruang UGD, Dave yang dari tadi sudah menunggu. Kini lelaki tampan berperawakan tinggi itu segera beranjak dari kursi tunggu. Lalu segera menghampiri dan mencecar beberapa pertanyaan. "Dokter! bagaimana keadaan ayah saya?" tanya Dave menatap tajam pada pria paruh baya berjas putih itu. Luna yang tak mau kalah, ia juga ikut menghampiri dan bertanya juga. Tepat di depan Dave. "Iya Dokter, bagaimana keadaan om Steven? tolong berikan perawatan yang sangat baik untuknya." Sambung Luna. Berharap jika Dave melihat ketulusan dan kepeduliannya. Dokter Harun menghela nafas panjang, lalu mulai menjawab pertanyaan Dave dan juga Luna. "Pasien mengalami serangan jantung ringan, beliau tidak boleh tersulut emosi atau pun jangan membuatnya banyak pikiran, karena akan mempengaruhi kesehatannya. Dan bisa saja berakibat fatal, jadi sebaiknya tolong jaga emosi dan tensi darahnya." Imbuh sang Dokter. Dave bernafas lega, setelah mengetahui kondisi s
Read more

Bab 88 Marah Dan Kecewa

Sepulangnya Freya dari kantor, ia baru saja membuka pintu rumahnya dengan perasaan yang kesal serta tubuh yang lelah dan lesu. Melihat Damian yang sedang bermain bersama Ansel. Membuat Freya terkejut. "Dady, main bola." Ansel meracau dengan nada gemasnya, lalu kedua tangan mungilnya berusaha meraih wajah sang ayah. "Ayo main bola dengan Dady, lihatlah Dady membawa oleh-oleh untukmu." Damian begitu sayang pada putranya itu. Sampai ia baru sadar jika sang istri baru datang. "Freya, kamu baru pulang. Lihat aku membawakan oleh-oleh, kemarin aku keluar kota jadi tidak pulang," ucap Damian lalu menghampiri Freya. Akan tetapi Freya malah seolah tak peduli, setelah menyapa Ansel dia pergi ke kamar. Melihat sikap Freya yang terlihat tidak seperti biasanya, membuat Damian terkejut dan terheran. Apa yang membuat istrinya yang seperti itu. Meskipun ragu Damian memberanikan diri untuk bertanya. "Nona Freya tolong jawab aku, kenapa kamu menghindar? apa kamu marah karena semalam aku tidak pulan
Read more

Bab 89 Ada Apa Denganku?

Pagi hari yang cerah, Damian yang sudah bangun lebih awal. Lelaki berparas tampan itu tengah asik mengajak main bola putra kesayangannya. "Ansel! ayo jagoan kecil belajar tendang bolanya ke arah Dady," Panggil Damian seraya melambaikan kedua tangan besarnya. "Dady!" celoteh Ansel seraya menendang bola kecil yang berada tepat di depan kaki mungil. bocah kecil yang baru berusia dua tahunan lebih itu, tampak sangat antusias dan senang sekali saat bermain dengan ayahnya. Freya yang baru saja bangun, dengan masih memakai piyama, ia berdiri mematung saat melihat Ansel yang terlihat bahagia saat bersama dengan sang suami. "Ansel sangat bahagia dengan dia, lalu apakah aku akan tetap hidup bersama dengan Damian?" Freya bertanya-tanya dalam hati, dengan penuh kebimbangan ke arah Ketika Damian dan Vano memainkan bola kecil lagi, tiba-tiba bola itu menggelinding ke arah Freya. Dan Damian baru tahu jika istrinya sudah bangun. "Freya, kamu sudah bangun?" tanya Damian menatap wajah wanita yang
Read more

Bab 90 Aku Bisa Memuaskan Tuan

Khatrine terlihat begitu antusias dan senang, saat di persilahkan masuk ke dalam ruangan pemilik perusahaan terbesar kedua di kota itu. "Nona Khatrine, tuan ada di dalam anda boleh menemuinya," ucap sang asisten pemilik perusahaan itu. "Baiklah terima kasih," Kahtrine yang sudah berpenampilan sexy pun, kini ia meraih cermin Kecil yang selalu ia bawa dari dalam tas selempangnya. Untuk memastikan jika penampilan sudah sempurna. Lalu tanpa membuang waktu lagi masuk ke dalam. Terlihat seorang pria bernama Ervan, yang tengah duduk di kursi kebesarannya menatap ke arahnya. Dengan tatapan mata genit. Saat Khatrine berjalan dengan sangat menggoda dengan balutan dress yang terbuka. "Selamat siang tuan Ervan," Khatrine menyapa Ervan, lalu mendekati pria yang sudah menjadi gebetan baru. Ervan menatap Khatrine dari bawah sampai ke atas, sembari menyangkup dagu dengan kedua tangan. "Akhirnya nona Khatrine benar datang, bagaimana dengan penawaran-ku? Apa nona sudah memikirkannya." Ervan bertan
Read more
PREV
1
...
7891011
...
19
DMCA.com Protection Status