Home / CEO / Istri Dadakan CEO Rupawan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Dadakan CEO Rupawan : Chapter 71 - Chapter 80

189 Chapters

Bab 71 Perhatian Lebih

Ketika Dave tiba, semua para karyawan menatap dan menunduk penuh dengan hormat. "Selamat pagi tuan Dave," sapa Melisa dan karyawan lainnya. Dave begitu muak dengan sikap manipulatifnya Melisa, ingin rasa lelaki tampan itu memecatnya akan tetap sebagai pemimpin yang adil dan bijak dia tidak bisa melakukan itu tanpa alasan yang jelas. Dave hanya berjalan dengan datar, ketika Melisa mencoba untuk meraih perhatiannya. Melihat hal itu membuat Melisa kesal dan kecewa. "Ck, sial. kenapa tuan Dave tidak pernah melirikku walaupun hanya sebentar saja," lirih Melisa dalam hati, yang masih menatap punggung bos idamannya. Entah dengan cara apa lagi, Melisa ingin menjerat Dave untuk bisa menjadi miliknya seorang diri. "Bos jutek sekali hari ini, biasanya dia selalu tersenyum. Tapi sudahlah mungkin suasana hatinya sedang tidak baik," bisik para karyawan yang masih berada di dekat Melisa. Namun baru saja semua karyawan bubar, dan menuju ke ruangan kerjanya. Tiba-tiba saja Freya yang baru saja ke
Read more

Bab 72 Menguji Kesetiaan

Freya memutuskan untuk pergi ke ruangan bosnya, karena dia ingin memastikan tentang maksud kirim buket mawar merah yang di berikan padanya. Sesampainya di depan pintu, wanita cantik itu menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkanya pelan. Dan segera mengetuk pintu. Tok...tok...Dave yang baru keluar dari toilet pribadi di ruang kebesarannya terkejut, ketika mendengar seseorang datang. "Siapa?" tanya Dave untuk memastikan. "Ini saya tuan, Freya," jawab Freya yang masih berdiri di balik pintu. Kedua bola mata Dave membulat saat mengetahui jika istrinya yang datang. Melihat dirinya yang belum mengenakan jambang palsunya kembali. Kini Dave berusaha untuk menyuruh Freya agar tidak cepat masuk. "Sebentar, aku sedang sibuk tunggu sepuluh menitan dulu," sahut Dave yang tergesa mencari beberapa alat penyamaran di depan sang istri. "Baiklah tuan," Freya dengan patuhnya menunggu di depan pintu, seraya memegangi buket mawar merah yang di pegang oleh kedua tangannya. Dave yang masih di dalam
Read more

Bab 73 Bukan Pria Sembarangan

Tepat jam lima sore, Melisa dan Khatrine mengadakan pertemuan lagi di kafe tempat biasa mereka bertemu. Kali ini Khatrine terlihat sangat antusias karena sudah tidak sabar ingin segera melihat apa yang dia inginkan. "Bagaimana, cepat berikan padaku desain Freya yang kamu bilang berhasil di ambil," Pinta Khatrine. "Astaga nona Khatrine bersabarlah, kita duduk dulu aku ini sangat cape setelah pulang kerja. Jadi rileks dulu sebentar." Balas Melisa. Khatrine mengerucutkan bibir, rasanya ia sudah penasaran desain apa lagi yang di buat oleh Freya, tanpa ia ketahui setelah Freya di pecat dari perusahan Hellian. Demi sebuah desain Khatrine berusaha untuk sabar dan terpaksa menuruti perkataan Melisa. Mereka duduk saling berhadapan. Lalu bersiap untuk bertukar transaksi sesuai dari awal. Setelah mereka duduk, dan Melisa yang perlahan sudah melepas penatnya sejenak seraya meminum jus yang sudah tersedia di meja. "Cepat perlihatkan padaku, mana desain Freya yang sudah kamu janjikan untukku.
Read more

Bab 74 Kado Special

Freya baru pulang ke apartemen sederhananya, bahkan ia bersiap untuk memasak sesuatu untuk menyambut Damian yang sebentar lagi akan pulang. Wanita yang tengah hamil muda itu pun terlihat cukup bersemangat. Padahal ia juga tidak tahu kenapa bisa tiba-tiba ingin memasak beberapa menu yang ia bisa saja. Freya bahkan ingin membuat ayam bumbu teriyaki, dan membuat salad buah. Padahal ia jarang sekali memakan makanan itu. "Aneh sekali, kenapa aku ingin memakan salad buah dah ayam teriaki, apa mungkin ini bawaan kamu ya nak," gumam Freya seraya mengelus lembut perutnya yang sudah terlihat membulat, ¹ memang selalu mengajak berkomunikasi dengan calon bayi yang masih ada dalam perutnya. Dengan begitu piawai Freya mengerjakan satu persatu menu makanan yang di sukai suami dan dirinya. "Semoga dia suka aku masak hari ini," batin Freya. Sembari mencicipi masakan buatannya untuk memastikan jika rasanya tidak ada yang kurang. Ketika Freya sedang sibuk, tiba-tiba saja seseorang datang mengetuk pi
Read more

Bab 75 Menghindari Perjodohan

Ketika Damian tengah merayakan ulang tahun Freya, tiba-tiba saja nada dering ponselnya berbunyi. Hal itu membuat Dave terpaksa menghentikan aktivitasnya makannya. "Mau kemana?" tanya Freya terheran. "Ada panggilan telpon, aku angkat dulu sebentar." Jawab Damian, yang segera keluar dari apartemen. Freya terdiam, ia merasa tidak nyaman saat suaminya mengangkat telpon di luar. Seolah-olah ada sesuatu yang sedang di sembunyikan darinya. "Siapa yang sedang menghubunginya? mengangkat saja harus menjauh dariku ini sangat aneh," gumam Freya yang mulai berpikiran negatif. Sementara Damian yang sudah berada di balkon pun terlihat menoleh ke setiap arah, untuk memastikan jika tidak ada Freya yang mengikutinya. "Ck, siapa yang menelpon di moment penting Freya, sungguh sangat menganggu," Damian berdecak kesal, lalu melihat layar ponsel dengan id penelpon sang ayah. "Ck, ayah? kenapa tiba-tiba dia meneleponku?" Damian bertanya-tanya dalam hati. Lalu dengan cepatnya ia mengangkat dengan nada s
Read more

Bab 76 Merasa Bersalah

Freya berusaha untuk mempercayai Damian, namun tiba-tiba saja ia merasa perutnya merasa keram dan sedikit sakit. hingga membuat aktifitas makanya terhenti. "Aiiishh sakit," Keluh Freya seraya memegang perutnya. Damian pun terkejut dan langsung cemas saat melihat istrinya merintih kesakitan. Hingga membuatnya segera menghampiri. "Ada apa?" Damian panik sembari menyentuh perut Freya, yang perlahan sudah mudah membesar. Freya menatap Damian dan memegang lengannya dengan sangat erat. "Perutku sangat sakit, aku gak kuat lagi." Jawab Freya menahan air mata. Dan mengigit bibir atasnya."Kita ke rumah sakit ya," Damian segera mengangkat dan membopong tubuh sang istri. Lalu tanpa membuang waktu lagi ia segera bergegas membawanya ke rumah sakit. Karena takut terjadi sesuatu pada istri dan calon bayinya. Setelah mendudukkan dan memakaikan sabuk pengaman pada Freya di dalam mobil, Damian segera menghidupkan mesin mobil dan segera melajukan kendaraannya dengah laju kecepatan yang cukup tinggi
Read more

Bab 77 Beradu Argument

Setelah mendengarkan penjelasan sang Dokter, Dave perlahan membuka pintu dan memasuki ruangan tempat di mana Freya di rawat. Bahkan CEO berparas tampan itu pun pelahan duduk setia di samping wanita yang tengah mengandung darah dagingnya. Yang malah terbaring dan menutup kedua pelupuk matanya. "Maafkan aku Freya, karena kesalahanku di masa itu malah membuatmu sekarang kerepotan. Harus menggapai impianmu menjadi seorang desainer internasional dalam keadaan hamil, tapi dari dulu sikap gigih dan kerja kerasmu sangat mengagumkan." Sanjung Dave menyapu rambut dan membelai wajah cantik Freya. Bahkan Dave tersenyum bahagia dan merasa lega, karena keadaan kandungan sang istri membaik dan tidak terjadi apa-apa. "Sayang, jangan membuat mamy kelelahan ya," Dave berusaha mengajak bicara calon bayinya yang masih ada di dalam perut, seraya mengelusnya dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang. Freya yang merasakan sentuhan hangat tangan sang suami. Perlahan kedua pelupuk mata lentiknya terbuka
Read more

Bab 78 Pria Ini Boleh Juga

"Sayang! kenapa kamu menolakku? padahal kita sudah lama tidak bersenang-senang," Hellian merayu Khatrine sembari memeluk pinggang ramping kekasihnya itu. Khatrine pun perlahan mulai mendorong dada bidang pria yang sudah lama ia pacari beberapa tahun ini, bahkan ia sudah tidak tahu mengungkapkan keluhannya. "Aku sedang tidak mood, kamu tahu kan aku ingin seperti Freya. Kapan janjimu akan di penuhi? aku bosen selalu di beri janji-janji palsu tapi belum ada hasilnya," Khatrine kesal dan marah. Hellian menghela nafas kasar, lalu berusaha untuk tetap membujuk kekasihnya yang gila akan sebuah karier. "Khatrine! aku tahu impianmu ingin menjadi desainer terkenal. Aku akan berusaha untuk mewujudkannya, tapi kamu juga harus sabar Khatrine, kita harus memberikan desain terbaik seperti Freya!""Owh, jadi kamu menyalahkan aku? karena desainku tidak sebanding dengan wanita jalang itu? Hellian kau sangat keterlaluan." Khatrine tidak terima, dan ia sangat tersinggung dengan perkataan Hellian. "Tun
Read more

Bab 79 Baby Boy (Ansel)

Setelah Damian pergi kerja, Freya yang masih berada di ruangan rawat pun merasa sangat bosan. Karena seharian hanya tiduran dan rebahan saja. "Ck, ternyata sangat membosankan, kalau bukan demi calon bayiku rasanya aku ingin lari dari rumah sakit ini," Keluh Freya, yang tidak suka dengan suasana dan aroma obat-obatan di rumah sakit. Bahkan Freya sangat cemas, mengingat dirinya yang belum ijin pada senior dan bosnya di kantor. "Bagaimana ini, aku tidak di perbolehkan dulu untuk kerja, sementara bos tidak tahu keadaanku saat ini, aku takut di pecat lagi, dan tidak ingin memulai karierku dari awal lagi," Freya cemas dan gelisah. Ketika ia sedang dilema, tiba-tiba saja seseorang datang mengetuk pintu. Dan membuat Freya terkejut. Serta bertanya-tanya siapa yang datang. Padahal Damian sudah pamit kerja. Tok...tok..Dengan penuh keraguan, akhirnya Freya menyahut dan menyuruh seseorang yang berada di balik pintu untuk masuk. "Masuklah!" Sahut Freya. Setelah mendapatkan ijin, akhirnya pria
Read more

Bab 80 Repot Tapi Menyenangkan

Dua tahun kemudian, Damian membawa Freya dengan putranya yang bernama Ansel ke sebuah rumah yang cukup besar. Hal itu pun membuat Freya terheran. "Mas Damian, kenapa kita di bawa kemari?" tanya Freya menatap kagum sebuah rumah yang cukup besar, dengan suasana modern yang di kombinasikan dengan mode bergaya eropa. "Iya, Freya aku ingin kita tinggal di rumah yang cukup dan layak untuk Ansel. Kalau kita tinggal di apartemen terus kasian putra kita yang lagi aktif-aktifnya susah bermain," Jelas Damian. Memegang bahu sang istri. Lalu mengajaknya untuk melihat rumah baru mereka. Ansel yang lebih dekat dengan ayahnya, pun merengek dan meronta. "Daddy... Da-dady." Panggil Ansel dengan celotehan cadel seraya mengangkat kedua tangan mungilnya. Freya tersenyum, saat melihat Ansel yang sudah belajar bicara. "Mas lihat, Ansel sepertinya ingin di gendong olehmu," Kata Freya. "Iya, sini jagoan Dady," Damian mengambil Ansel dari pangkuan Freya. Bagi Lelaki tampan itu memiliki seorang istri dan p
Read more
PREV
1
...
678910
...
19
DMCA.com Protection Status