Home / CEO / Istri Dadakan CEO Rupawan / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Dadakan CEO Rupawan : Chapter 91 - Chapter 100

189 Chapters

Bab 91 Rasamu Lumayan Juga

"Aaaahhh tuan Ervan, pelan sedikit." desah Khatrine seraya mengigit bibir atasnya , meringis kesakitan saat berada di bawah kukungan tubuh pria yang baru-baru ini sudah ia targetkan sebagai gebetan barunya. "Hm, punyamu sempit sekali Nona Khatrine," Ervan meracau si sela-sela erangannya. Ketika mempercepat ritme pompaan tubuhnya. Kedua insan itu pun tengah bercinta, dengan begitu liar. Di sebuah ranjang besar berukuran king size itu. Demi mencapai tujuannya Khatrine rela mengkhianati cinta Hellian. Karena ia begitu ingin masuk ke dalam club desainer internasional seperti Freya. "Aku harus bisa menjerat Ervan! dia mempunyai power yang lumayan seperti tuan Dave Alexander. Tidak peduli apa pun yang dia inginkan akan aku berikan padanya, selama itu menguntungkan." Batin Khatrine. Dengan kedua jemari meremas kepala Ervan. Mereka mengeluarkan desahan dan erangan secara bersamaan, sama-sama menikmati pergulatan di atas ranjang itu. Apa lagi Ervan dia seorang Casanova yang sering bergonta-
Read more

Bab 92 Tekanan Dari Tuan Steven

"Ayah, bagaimana keadaan ayah. Sekarang sudah membaik kan?" tanya Dave, yang baru saja sampai di ruang rawat sang ayah. Luna yang baru masuk, ia sengaja membawa beberapa makanan dari restoran. Yang sengaja ia beli untuk Dave dan juga tuan Steven. Wanita itu berharap jika sikap baiknya itu di terima dengah baik, dan menjadi kriteria untuk menjadi seorang menantu dari keluarga Steven Alexander, keluarga terpandang di seluruh kota dan dunia perbisnisan. "Dasar anak tidak berbakti! apa kau tidak lihat jika ayahmu ini masih sakit. Tapi kau malah keluyuran setelah bekerja." Bentak tuan Steven sembari berusaha menggeser tubuhnya untuk bersandar.Dave segera membantu sang ayah, lalu menyandarkannya. "Maafkan aku ayah, banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan." Jelas Dave. Luna tersenyum, ia berjalan menghampiri Dave dengan penuh semangat. Berharap jika sikap baik dan perhatiannya akan membuat hati lelaki yang akan menjadi tunangannya itu luluh. "Om, mas Dave. Lihat aku sudah membeli maka
Read more

Bab 93 Naluri Seorang Istri

"Huuuuaaa Daddyyyy..." Tangis Ansel yang terus menangis, di pangkuan Freya. Freya merasa tak tega. ia berusaha untuk membujuk putra kesayangannya itu. "Jangan nangis sayang, nanti Dady pulang ya." Ucap Freya seraya mengusap air mata Ansel dan membelai rambutnya. Ansel seolah tidak percaya. Bocah kecil itu terus merengek dan tetap Kekeuh ingin bermain dengan sang ayah. Damian yang baru saja sampai rumah, ia terkejut saat mendengar suara putranya yang begitu lantang terdengar ke luar rumah. "Ansel!" gumam Damian lalu segera menekan bel rumah. TingBi Marni segera membuka pintu, dan begitu senang saat tuannya datang di waktu yang sangat tepat. "Tuan, akhirnya anda pulang juga," sapa bi Marni. "Iya bi, di mana Ansel sekarang?" "Ada di kamar nyonya."Tanpa membuang waktu lagi, Damian segera berjalan ke lantai atas menuju kamar Freya baru membawa beberapa paperbag di tangannya, berharap putranya akan menyukai beberapa mainan yang sengaja ia beli."Ansel!" panggil Damian. Freya yang se
Read more

Bab 94 Transaksi Saling Menguntungkan

"Senang sekali bisa bekerja sama dengan tuan Ervan." Ungkap Khatrine seraya memakai semua pakaiannya kembali, setelah ia bercinta dengan Ervan dengan waktu yang cukup lama. Ervan yang masih memakai kimono handuk, dan tengah duduk santai di kursi sembari menghisap filter rokoknya. Kini lelaki itu pun mulai beranjak dan menghampiri Khatrine. "Permainanmu kali ini cukup lumayan juga, membuat aku bergairah. Mengenai desainmu kamu tunggu saja beberapa hari ke depan aku akan mengusahakannya agar kamu bisa ikut ke festival catwalk itu, tapi dengan satu syarat kapan pun aku membutuhkanmu kamu harus selalu ada." Bisik Ervan ke telinga Khatrine. Khatrine tersenyum, saat mendengar satu syarat yang di berikan oleh Ervan. Dan baginya semua itu tidak masalah. Selagi mempermudah dirinya untuk bisa menyaingi Freya kembali. "Baik tuan, tidak masalah. Tapi aku ingin secepatnya janjimu itu di tepati. Karena menjadi desainer internasional adalah impian terbesarku," Khatrine setuju, seraya membelai waj
Read more

Bab 95 Takut Kehilangan

"Nona Freya, maafkan aku jika aku telah membuatmu marah. Akhir-akhir ini memang pengiriman kainku sedang melonjak naik, dan target kirimnya juga cukup banyak. Jadi aku mohon maafkan aku jika beberapa waktu ke depan aku juga akan sibuk dan akan jarang pulang," ungkap Damian, sembari memegangi kedua bahu mungil Freya. Berharap wanita yang telah menjadi istrinya percaya, dan memahami situasinya saat ini. Jauh dari dalam lubuk hati Damian, ia memang merasa bersalah, karena telah berbohong. Akan tetapi, Damian belum punya keberanian untuk mengungkapkan jati dirinya yang sebenarnya. Selain kondisi sang ayah yang mempunyai riwayat penyakit jantung. Membuatnya berada di dalam situasi yang rumit, di tambah lagi Ia belum siap membayangkan jika Freya tahu dia adalah bosnya sendiri, membuat lelaki itu ragu, apa lagi sekarang perusahaannya sedang naik daun dengan beberapa rancangan Freya yang memberikan keuntungan yang cukup banyak bagi. Keduanya saling menatap satu sama lain, Freya menatap dal
Read more

Bab 96 Sangat Tampan

"Kenapa nona harus menutup mata, dan wajahnya kenapa memerah?" Damian sengaja bertanya dan menggoda istrinya. Malah ia sengaja menghampiri. "Ti-tidak papa, sudah ku bilang jangan panggil aku nona. Dan sekarang aku mau melihat Ansel Jangan lama pake bajunya aku tunggu di bawah." Freya begitu gugup, dengan cepatnya ia keluar kamar untuk menghindar. Blugh!Damian tersenyum kecil, saat melihat tingkah laku istrinya yang sama sekali tidak pernah berubah dari dulu. "Padahal kita sudah menikah, tapi dia masih saja malu-malu." Gumamnya menggeleng lalu segera mengambil pakaian casual untuk pergi. Sementara Freya yang baru keluar kamar hanya menghela nafas lega, dengan degupan jantung yang masih berdegup kencang. "Ya ampun, ada apa denganku? kenapa aku begitu gugup. Padahal tadi hanya melihat tubuh Damian yang terlihat sangat bagus. Freya sadarlah." Freya merutuki diri sendiri sembari menepuk dahi. Ya memang ia tidak memungkiri saat melihat Damian yang sedang bertelanjang dada itu selalu me
Read more

Bab 97 Seperti Kencan Pertama

Festival Pasar Malam Senyuman sumringah terpancar di wajah Freya, saat melihat Ansel yang begitu bahagia bersama dengan sang ayah menaiki permainan komedi putar. Suasana meriah di sana menjadi pelengkap kebahagiaan sederhana mereka. "Mamy!" Panggil Ansel melambaikan tangan. "Iya sayang, pegangan yang erat pada Dady. Biar gak jatuh, mas pegang Ansel dengan erat. " sahut Freya, lalu mengingatkan suaminya. Damian memancarkan senyuman dan mengangguk patuh di balik masker dan topi, memberi kode jika dirinya mengerti. Freya merasa lega saat Damian menepati janjinya pada putra mereka. Yang akan mengajak main ke luar. "Ansel sangat bahagia, bahkan dia sangat menempel pada Damian." Lirih Freya dalam hati, terkadang ia sangat dilema saat melihat kedekatan mereka yang seolah enggan di pisahkan. Bahkan Freya terkadang bingung dengan status pernikahannya dengan Damian, meskipun pernikahan awal mereka hanya semata untuk meredam sebuah skandal yang pernah merebak di tahun itu. Tapi semenjak An
Read more

Bab 98 Tidak Rela

Beberapa hari kemudian, Freya terlihat begitu bersemangat saat akan berangkat kerja. Ia tak lupa membawa beberapa draf desain baru yang sudah siap untuk di presentasekan di depan semua rekan dan juga sang bos."Semoga saja desain gaun musim dingin ini bisa membuat tuan Dave senang," Freya bergumam lalu berjalan di aula menuju ke arah ruangan kerjanya. Akan tetapi ia tak sengaja berpapasan dengan Melisa, sampai membuat beberapa draf yang Freya pegang terjatuh ke bawah lantai. BRUKKK!"Aduh! lain kali jalan pake mata dong, jangan pake dengkul." Melisa memaki dan menatap nyalang pada Freya. "Maaf," Freya segera membereskan beberapa barangnya yang terjatuh di bawah lantai. Melisa sangat terkejut saat melihat sosok wanita yang ada di depannya ternyata adalah adik tiri yang sangat paling dia benci. Begitu juga dengan Freya, ia baru tahu jika yang ada di depannya adalah sang Kaka. Bukannya minta maaf, Melisa malah menghujat dan mencibir Freya dengan kata-kata kasar. "Owh, jadi kamu. Pan
Read more

Bab 99 Jangan Pernah Bermimpi

"Luna! apa yang kamu lakukan tadi? kenapa kamu menerobos masuk ke dalam ruangan meeting? apakah kamu tidak belajar tentang etika." Dave sangat marah, Lalu Ia menghempaskan lengan Luna dengan kasar. Luna berusaha menenangkan Dave, lalu ia mencari alasan yang tepat untuk membela diri. Dengan mengatasnamakan tuan Steven. "Maaf mas Dave, aku tadi kesal dengan security di kantor ini. Masa dia memperlakukan aku seperti orang lain, jelas-jelas aku ini adalah calon istrimu," Luna berdalih seraya menggerayangi dada bidang Dave yang begitu kekar dan sangat mempesona. Melihat sikap agresif Luna, membuat Dave semakin muak. Bahkan Dave juga mengutarakan tentang pendapatnya mengenai perjodohan mereka. "Cukup nona Luna, jangan rendahkan dirimu di hadapanku, aku tahu ayahku memilihmu untuk menjadi calon istriku, tapi bukan berarti aku setuju." Dave mengingatkan. Luna bahkan mengatakan alasan datang menemuinya, dengan atas dasar tuan Steven menyuruh mereka untuk menghadapnya bersama. "Maaf mas, j
Read more

Bab 100 Kecewa

Hari berganti malam, Dave akhirnya tiba di kediaman rumah besar dan mewahnya. Tuan Steven yang baru pulang dari rumah sakit pun sudah menunggu di dalam kamar. Berharap jika Dave segera menemuinya. Dave begitu enggan jika pulang, karena ayahnya selalu saja membahas tentang rencana perjodohan dengan Luna. "Mas Dave, tadi Dokter berpesan om tidak boleh terlalu banyak pikiran, apa lagi sampai di buat kaget." Kata Luna yang sengaja mengingatkan. Dave hanya menatap tajam, karena ia merasa jika Luna seolah ingin mengatur dirinya. Jika bukan karena sang ayah sakit. Ingin rasanya Dave mengusir Luna ke luar. Mereka berdua berjalan menaiki tangga, meskipun Luna mencoba untuk tetap mendekati Dave. Tapi Dave seolah menujukan penolakan pada wanita itu dan sengaja menjaga jarak. Mendengar suara langkah kaki mulai mendekat, tuan Steven segera memposisikan diri dengan berbaring dan memasang wajah pucat. Berharap Dave kali ini akan patuh atas keinginannya. Setelah berjalan menaiki tangga dan sampa
Read more
PREV
1
...
89101112
...
19
DMCA.com Protection Status