Melisa mengerucutkan bibirnya, saat Leo menolak tawaran baiknya. Padahal wanita itu baru sadar jika asisten kepercayaanya itu cukup tampan dan juga mempesona. "Huh! menyebalkan, kenapa dia dingin banget sama aku? Padahal aku juga sudah cantik begini malah di cuekin," Melisa menggerutu, seraya mengepalkan kedua tangannya. Lalu ia kembali masuk ke dalam rumahnya, setelah Leo pergi dari rumahnya. Melihat Freya yang kembali pulang, Melisa kembali mencibir adik tirinya kembali. "Ck, ku kira kamu gak akan pulang lagi ke rumah ini Freya, eh tahunya balik lagi," sindir Melisa seraya memutar kedua bola mata malasnya. Freya dan tuan Hermawan pun melirik ke arah Melisa. "Melisa, cukup. Freya juga putri ayah jadi kamu jangan seperti itu. Karena bagaimana pun juga Freya adalah pewaris utama di keluarga ini," celetuk tuan Hermawan dengan spontan. Tentu aja Melisa dan Margaretha terkejut, saat mendengar perkataan tuan Hermawan. "Jadi maksud ayah, kami ini bukan apa-apa begitu?" Tanya Maragre
Baca selengkapnya