Beranda / CEO / Istri Dadakan CEO Rupawan / Bab 161 - Bab 170

Semua Bab Istri Dadakan CEO Rupawan : Bab 161 - Bab 170

189 Bab

Bab 161 Terlalu Egois

Melisa mengerucutkan bibirnya, saat Leo menolak tawaran baiknya. Padahal wanita itu baru sadar jika asisten kepercayaanya itu cukup tampan dan juga mempesona. "Huh! menyebalkan, kenapa dia dingin banget sama aku? Padahal aku juga sudah cantik begini malah di cuekin," Melisa menggerutu, seraya mengepalkan kedua tangannya. Lalu ia kembali masuk ke dalam rumahnya, setelah Leo pergi dari rumahnya. Melihat Freya yang kembali pulang, Melisa kembali mencibir adik tirinya kembali. "Ck, ku kira kamu gak akan pulang lagi ke rumah ini Freya, eh tahunya balik lagi," sindir Melisa seraya memutar kedua bola mata malasnya. Freya dan tuan Hermawan pun melirik ke arah Melisa. "Melisa, cukup. Freya juga putri ayah jadi kamu jangan seperti itu. Karena bagaimana pun juga Freya adalah pewaris utama di keluarga ini," celetuk tuan Hermawan dengan spontan. Tentu aja Melisa dan Margaretha terkejut, saat mendengar perkataan tuan Hermawan. "Jadi maksud ayah, kami ini bukan apa-apa begitu?" Tanya Maragre
Baca selengkapnya

Bab 162 Selalu Wanita Itu

Dave terlihat kesal, saat melihat trik licik Luna yang terus menghalalkan segala cara untuk memaksa dirinya untuk melanjutkan pernikahan yang sudah di rencanakan oleh sang ayah. Lelaki tampan itu berusaha untuk menghubungi sang ayah. Namun nihil tidak panggilannya tidak bisa di jangkau."Ck, sial. Kenapa ayah tidak mengangkat telponku," geram Dave yang terlihat sangat cemas, mengingat ayahnya yang masih berada dengan tuan Edward. Bahkan Dave mulai berusaha keras untuk mencari jalan keluar, saat Luna bermain licik padanya. Dengan menggunakan sang ayah sebagai ancaman dan kelemahan dirinya. Ketika Dave tengah kalut dengan keputusan apa yang harus dia ambil, tiba-tiba saja Leo datang dan memberikan kabar atas semua perintah yang telah dia lakukan. "Tuan, saya sudah mengantarkan nona Freya ke rumah ayahnya. Apa sekarang kita akan pergi menyusul tuan besar?" tanya Leo yang masih setia menantikan perintah tuannya. Dave yang tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan untuk berusaha me
Baca selengkapnya

Bab 163 Bertemu Sahabat Lama

Dave yang tidak terima saat melihat Khatrine, yang begitu banyak mencuri perhatian pada konsumen fashion membuat dia merasa kesal karena dirinya masih ingat jelas, Jika produk brand yang baru saja di lauchingkan oleh perusahan saingannya yang tak lain Ervan. "Leo! aku ingin kamu menyelidiki semuanya. Bisa-bisanya mereka menikmati jerih payah hasil keringat orang," geram Dave yang begitu kesal. "Baik tuan, saya akan segera menyelidikinya," Leo me membungkukkan badan, lalu segera undur diri. Dave masih berdiri mematung di depan jendela besar, perlahan ia mulai mencerna perkataan sang asisten kepercayaannya. "Apa aku harus melakukan hal itu? tapi bagaimana jika Freya malah semakin membenciku? aku tidak ingin itu," Dave terlihat bimbang. Di sisi lain ia tak tega melihat nyawa ayahnya yang sedang dalam bahaya. Tapi Dave juga tidak ingin jika Freya lebih membenci ku," geram Dave, merebahkan diri tepat di kursi kebesarannya. ***Di saat yang sama, Freya yang yang sedikit bosan di rumah.
Baca selengkapnya

Bab 164 Kalian Akan Membayar Semuanya

Setelah Merry pergi memberikan kartu nama padanya, Freya segera menyimpan untuk menghargai niat baik sahabat lamanya itu. Mengingat beberapa kali semua orang yang sangat Freya percaya, malah hanya membuat luka di dalam hati.Freya dejavu, ia mengingat jelas perlakuan Hellian yang hanya memanfaatkannya demi membuat Khatrine lebih unggul darinya. Dan lebih sakit lagi saat ini malah Freya merasa di manfaatkan juga oleh Dave, demi mendekati dirinya Dave rela membuat identitas palsu, sampai berakhir di malam itu. "Hm, sudahlah. Jika mengingat mereka berdua membuatku badmood, lebih baik aku membawa main Ansel dulu, selagi ada waktu sengang," Freya beranjak dari meja restaurant itu lalu berusaha menyusul Ansel yang sedang bersama dengan pengasuhnya. Baru saja Freya keluar dari restaurant yang ada di mall itu, tiba-tiba seseorang memanggil dirinya. "Freya! sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana kabarmu?" Langkah Freya terhenti, perlahan wanita cantik itu memutar badan dan menoleh ke ar
Baca selengkapnya

Bab 165 Dua Wanita Licik

"Owh, nona Khatrine kenapa hari ini anda terkesan sombong sekali. Padahal aku datang ke sini sengaja lah, buat memberikan kamu sebuah ucapan selamat atas pencapaian hasil karya desainmu," bisik Melisa yang mendarat tepat di telinga Khatrine. Khatrine yang terlihat sedikit cemas, ia begitu tahu niat apa yang akan dilakukan oleh Melisa, selain minta keuntungan padanya. Tak mau sampai Ervan curiga. Khatrine meraih dan mencekal lengan Melisa, lalu ia mencari alasan untuk pergi di depan Ervan. "Tuan, aku akan mengantar temanku dulu, jadi anda tunggu di sini dulu ya," ucap Khatrine mencari alasan. Ervan yang sedang minum menghabiskan beberapa beberapa botol wine, hanya berdehem dengan kepala yang sudah mulai oleng. Khatrine dengan cepatnya menarik tangan Melisa dan membawanya keluar, dengan emosi yang menggebu-gebu dalam dirinya. "Aaakkkh, lepaskan nona Khatrine apa yang kamu lakukan padaku? kenapa kamu menarik tangan ku dengan kasar!" Melisa tak terima dengan sikap Khatrine yang begi
Baca selengkapnya

Bab 166 Seperti Orang Asing

"Momy! kapan kita pulang dan tinggal bareng sama Daddy lagi?" rengek Ansel begitu merindukan sosok sang ayah. Freya terdiam, saat putra kesayangannya melontarkan sebuah pertanyaan yang sulit untuk dia jawab. Mengingat apa yang di lakukan oleh sang suami yang membuatnya kecewa dan sakit hati karena merasa sudah sangat di bohongi. "Iya Ansel sayang momy, Dady masih sibuk. Jadi sekarang Ansel mau main atau mau makan apa lagi, biar momy belikan," Freya berusaha menghibur Ansel dengan beberapa cara, agar bisa mengalihkan keinginan Ansel Ansel yang tetap terkekeh dengan keinginannya, bocah kecil yang baru berusia lima tahunan tetap tidak mu, meskipun sang momy menawarakan mainan atau makanan padanya. "Ngak mau! Pokonya Ansel pingin ketemu Dady!" rengek Ansel yang perlahan mulai rewel lagi. Tak tega melihat Ansel yang selalu merindukan ayahnya, membuat BI Marni memberanikan diri untuk bertanya pada majikannya. "Nyonya, maafkan bibi jika sudah lancang berbicara, apakah nyonya benar-benar
Baca selengkapnya

Bab 167 Hukuman Yang Pantas

Freya yang sangat sedih, ia berusaha menahan air matanya. Saat mengingat Dave berjalan mesra dengan Luna. Meskipun ia sangat kecewa dengan kebohongannya namun jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam, rasa cinta itu masih ada dan tak mungkin hilang begitu saja. "Tega kamu mas! kamu munafik sekali katanya tidak suka dengan wanita itu, tapi apa yang aku lihat barusan menyebalkan!" umpat Freya dalam hati, yang terus berjalan menjauhi restauran tempat di mana Dave dan Luna dinner bersama. Raka yang baru sampai, akhirnya dia berhasil menemukan Freya. Setelah mencari-cari dari tadi. "Akhirnya kita bertemu juga denganmu, ada hal penting yang ingin aku perlihatkan padamu Freya," ungkap Raka dengan mode wajah seriusnya. Freya terbuyar dari pemikirannya, lalu berusaha untuk fokus dan menanggapi apa yang di katakan oleh Raka, yang belum membuatnya paham benar. "Hal apa yang ingin kamu bicarakan mas?" tanya Freya begitu penasaran.Raka yang tidak nyaman bicara di tempat terbuka, kini lelaki i
Baca selengkapnya

Bab 168 Sebuah Rayuan

"Ck, kamu ini benar-benar ya Melisa, sudah berapa kali aku memberimu uang tutup mulut untukmu, dan itu jumlahnya tidak sedikit. Mau sampai kapan kamu ingin memeras aku?" tanya Khatrine dengan nada tinggi dan membentak. Melisa menyeringai, saat mendengar pertanyaan Khatrine. Yang seolah dia tidak boleh mengganggu atau mengusiknya lagi "Nona Khatrine, kamu ini merasa sudah rugikan olehku. Padahal yang seharusnya di rugikan oleh hal ini adalah Freya, apa kamu tidak sadar uang yang kamu berikan padaku itu tidak sebanding dengan apa yang saat ini sudah kamu raih, namamu sebagai desainer tiba-tiba saja melonjak dan naik daun, belum lagi banyak royalti yang besar dari hasil penjualan desain yang sudah jadi. Menurutku itu tidak sebanding dengan apa yang sedang kamu dapatkan hari ini, jadi aku minta uangnya lagi," Pinta Melisa dengan penuh penekanan. "Kau! Keterlaluan Melisa..." Baru saja Khatrine ingin memperingatkan Melisa, tapi tiba-tiba saja terdengar suara Ervan yang tengah mabuk itu t
Baca selengkapnya

Bab 169 Jebakan Untuk Melisa

"Kamu benar Raka, kesabaranku sudah habis. Dan aku butuh seseorang untuk membantuku," Geram Freya, baru saja ia ingin menelpon Mandy untuk membicarakan beberapa hal. Beruntung Mandy yang kebetulan selesai belanjanya, tiba-tiba saja ia melihat Freya yang sedang duduk dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Tapi rasa penasaran Mandy lebih besar sampai membuat dia memberanikan diri untuk menghampiri. "Freya!" Mendengar seseorang yang memanggil namanya, seketika Freya terdiam dan menoleh ke arah sumber suara yang berada tepat di depannya. Melihat wanita yang dulu senior di tempat ia bekerja. Membuat Freya terkejut bahkan sampai beranjak dari tempat duduknya. "Ka Mandy!" Freya menatap Mandy dengan netra yang berkaca-kaca. Kedua wanita yang bersahabat itu pun sing menatap dan berpelukan setelah satu tahun mereka tidak bertemu. "Freya! aku sangat senang karena ini benar-benar kamu. Satu tahun tidak ada kabar kamu kemana?" Mandy tak kuasa menahan rindunya pada senior yang sudah ia angga
Baca selengkapnya

Bab 170 Bersandiwara

Kediaman Steven Luna terlihat sangat bahagia saat dia dan Dave di suruh untuk memilih beberapa sample kartu undangan pesta pernikahan dan juga contoh dekorasi pestanya, yang akan di laksana dua bulan lagi. "Dave! ayah sangat bahagia, akhirnya kamu patuh dan sadar, karena memang Yumna yang paling cocok untuk menjadi istri dan nyonya di rumah ini," ujar Steven menyanjung calon mantu pilihannya. Mendengar perkataan sang ayah, terkadang Dave sangat kesal dan marah. Tapi dia berusaha untuk tetap mengontrol emosinya, dan berusaha untuk menunjukan kepatuhannya. "Hm, ayah bisa saja," sahut Dave. Sebenarnya jika bukan demi ingin membuktikan jika Luna bukankah wanita baik yang selalu di pikirkan sang ayah, membuat pria berparas tampan itu muak karena harus berpura-pura menyukai wanita licik seperti Luna, tapi demi membuktikan kecurigaannya Dave berusaha untuk bersikap baik dan menurut. "Mas Dave, kamu suka yang mana coba pilihkan?" tanya Luna seraya menatap dalam, walaupun dia hanya di sur
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status