"Itu tidak masalah."Meskipun begitu, Ardhan tetap menginginkan bubur tersebut."Kalau baru dibeli, pasti masih terpisah dan belum teraduk," batin Ardhan berpikir ulang."Mana buburnya. Saya mau itu, kamu makan yang ini saja!" Dengan santainya Ardhan mengatakan hal tersebut.Sejujurnya Nara sangat keberatan, tetapi ...."Mas, kenapa kamu tidak bilang mau bubur?" "Kamu sendiri yang tidak menawari saya itu!" pungkas Ardhan dengan kedua alis terangkat. "Benar. Harusnya tadi aku tawari saja yang aku mau beli," batin Nara tampak lemas."Ya sudah, kalau begitu Anda makan saja, tidak apa-apa. Biar saya beli lagi saya nanti," ungkap Nara sembari menyodorkan bubur ayam untuk sarapan paginya.Ardhan menerimanya dengan senang hati, saat itu ia tampak sangat puas karena sudah berhasil menukar makanan dengan milik Nara.Tok Tok Tok "Ini aku, Reyhan. Apa boleh masuk?" Ardhan dan Nara bersamaan menoleh ke arah pintu. "Ya, masuklah!" sahut Ardhan dari dalam ruangannya. Saat itu, Nara tengah berdi
Baca selengkapnya