Walaupun kedua mertuanya terlihat begitu terbuka dan seolah menunggu kedatangan Ardhan, tetapi ia tidak menyahut. Hanya memberikan senyuman tipis dengan hati yang merasa tidak nyaman. Seolah sudah tahu bahwa kedua mertuanya hanya menggunakan topeng saja."Mari kita masuk, Nak, ayo!" ajak Rivanto dengan tangan menggiring Ardhan menuju sofa yang ada di sana.Di belakang Ardhan, Rivanto seolah memberi kode isyarat mata agar pergi ke dapur. Verra sudah paham dengan maksud suaminya, ia pun bergegas menuju dapur. Tetapi, sebelum itu ia mengatakan sesuatu."Ya sudah, kalian anteng-anteng, ya, di sini. Mama mau buat minuman dulu." Verra pun melempar pandangannya ke arah Ardhan. "Mau minum apa, Nak?" "Apa saja, Ma." Ardhan tidak mau merepotkan Ibu mertuanya. Ia hanya ingin menghargai apa yang nantinya disajikan oleh Verra."Mama serius tanya sama kamu, kamu mau minum apa biar Mama buatkan yang paling spesial buat kamu?" tanya Verra dengan pandangan terus mengarah kepada Ardhan."Mas, kalau b
Read more