["Kamu kamu memang sudah tidak mau menjalankan rencana ini. Terserah! Biar Papa saja yang melakukannya!"] sentak Rivanto dibalik telepon.["Bukan begitu, Pa. Tapi ...."]Nara kembali dibuat bingung karena tidak tahu bagaimana ia menjelaskan hal itu kepada Rivanto. Ayahnya sungguh keras kepala, ia terllau berambisi dengan misi yang membutakan akal sehatnya.Tuutt.Baru saja Nara memikirkan sesuatu untuk ia katakan agar Ayahnya tidak salah paham, tetapi Rivanto memutus teleponnya secara sebelah pihak.Sementara itu, dari arah luar, Rico memasuki ruangan Ardhan. Ia berniat untuk mengembalikan ponsel milik atasannya tersebut. Tetapi, sesampainya di sana hanya ada Nara sendirian sembari memandang ke arah luar. Merenung memikirkan sesuatu."Permisi, Nyonya muda. Apa Anda tahu di mana Tuan sekarang berada?" tanya Rico di belakang Nara dengan kepala agak menunduk sopan.Nara pun membalikkan badannya perlahan, ia melihat ke arah pintu. "Ssstt. Selama di kantor, kamu jangan panggil saya 'Nyonya
Baca selengkapnya