Semua Bab Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku: Bab 31 - Bab 40

260 Bab

Bab 31 Mengingau

“Tidak … tidak.”Isha mencari sumber suara itu. Ternyata suara itu berasal dari Danish. Dari apa yang dilihat, Danish masih memejamkan matanya. Artinya Danish sedang mimpi buruk. Karena itu dia mengingau. Dengan segera Isha menghampiri Danish. Mengecek apa yang terjadi.“Dara … Dara ….” Danish tampak memanggil nama seseorang. Matanya masih tetap terpejam.“Dara?” Isha menyebut nama yang dipanggil Danish. Nama itu tampak asing di telinganya. “Apa itu nama mantan istrinya?” tanya Isha pada dirinya sendiri. Sampai detik ini dia memang tidak tahu nama mendiang istri Danish.Danish tampak ketakutan. Keringatnya menetes di pelipis meskipun pendingin ruangan menyala. Isha yang melihat hal itu merasa takut sekali. Karena itu dia segera membangunkan Danish.“Pak Danish.” Isha menggoyangkan tubuh Danish. Sayangnya, Danish tidak bangun. Hingga membuatnya kembali menggoyangkan tubuh Danish lagi. “Pak Danish.” Kembali Isha memanggil Danish.Mendengar namanya dipanggil dan tubuhnya digoyangkan, Da
Baca selengkapnya

Bab 32 Mirip Detektif

Seketika Isha membulatkan mata ketika mendengar jika pembayaran barang minggu lalu belum dibayarkan. Seingatnya dia sudah menitipkan pada Ina sebelum libur untuk menikah dengan Danish.“Pembayaran barang belum dibayarkan?” Isha memastikan kembali.“Iya, Bu. Belum.”Isha benar-benar bingung sekali. Karena uang untuk pembayaran itu tidak ada sekarang. Jadi tentu saja dia tidak bisa membayarnya.“Maaf, Pak. Saya tidak membawa uang tersebut jadi tolong kembali besok. Besok saya akan membayar tagihan tersebut.” Isha mencoba meminta waktu. Dia perlu bicara dengan Ina. Menanyakan ke mana uang untuk membayar supplier yang sudah diberikan.“Baiklah, kalau begitu saya akan kembali besok.”Usai supplier itu pergi, Isha segera membuka tokonya. Sampai Isha selesai membuka toko, Ina belum terlihat datang. Ina juga tidak menghubunginya untuk memberikan kabar apa pun. Entah kenapa perasaan Isha tidak enak. Dia mulai curiga pada temannya itu.“Sepertinya aku harus menghubunginya.” Isha mengambil ponse
Baca selengkapnya

Bab 33 Ada Yang Aneh

“Tidak, Isha hanya menjenguk selama satu jam.” Dino mengingat-ingat berapa lama Isha menjenguk Abra kemarin.“Kenapa dia lama sekali?” Danish merasa kesal ketika menunggu wanita tersebut keluar dari penjara.“Sabar.” Dino hanya bisa menenangkan temannya yang tidak sabaran itu.Tepat jam tiga akhirnya wanita itu keluar. Danish dan Dino memerhatikan wanita tersebut. Saat melihat wanita tersebut, Danish mengenali wanita itu.“Bukan itu pegawai Isha?” Danish menatap Dino untuk memastikan.“Iya, dia pegawai Isha.” Dino membenarkan. “Apa dia punya hubungan khusus dengan Abra?” Dino menebak.“Sepertinya kita harus tanya Isha dulu. Aku akan tanyakan padanya apakah Isha menyuruhnya atau tidak.” Danish tidak mau gegabah untuk menyimpulkannya.“Kalau begitu kamu tanya saja.”“Kenapa aku?” Danish menatap Dino sambil menunjuk dirinya.“Karena kamu suaminya. Lagi pula, kamu yang ingin tahu siapa wanita yang diajak Abra ke ruangan khusus.” Dino menyeringai. Merasa jika temannya sendiri yang harus m
Baca selengkapnya

Bab 34 Percobaan Pertama Gagal

“Memangnya kenapa?” Isha yang mendapati pertanyaan itu justru balik bertanya.“Celanamu merah.” Danish memberitahu seraya menunjuk ke arah celana yang dipakai Isha.Spontan Isha langsung memutar tubuhnya untuk melihat apa yang dikatakan oleh Danish. Benar saja jika ada bercak merah di sana. Buru-buru Isha kembali ke tempat tidur. Melihat ke tempat tidur. Di tempat tidur, Isha mendapati jika ada bercak merah di sana. Bercak yang sama dengan yang berada di celannya.Sejenak Isha terdiam. Tubuhnya lemas ketika mendapati bercak darah itu. Bercak darah itu adalah darah datang bulan yang menembus ke celana dan seprei. Itu artinya dia tidak hamil. Tentu saja itu adalah pukulan berat untuk Isha, mengingat dia ingin segera hamil.“Apa kamu datang bulan?” Danish memastikan ketika melihat bercak merah di celana Isha.“Iya.” Isha langsung mengusap wajahnya kasar. Merasa sedih sekali.Danish melihat jelas wajah kecewa Isha. Tampak Isha begitu menginginkan anak yang hadir di rahimnya. Namun, sepert
Baca selengkapnya

Bab 35 Ikut Saja

“Sudah ikut saja.” Danish terus mengayunkan langkahnya. Mengabaikan Isha yang memanggilnya.Isha tidak punya pilihan selain ikut Danish. Mengekor di belakang suaminya itu. Sambil berjalan di belakang Danish, Isha melihat ke arah kanan dan kiri. Menebak ke mana Danish pergi.Tepat di samping pencucian mobil ada ruko-ruko tempat makan yang cukup banyak. Isha menebak jika Danish pasti akan mencari makanan. Langkah Danish berbelok ke toko kue yang tak jauh dari tempat pencucian mobil. Danish ingin menikmati sepotong kue sambil menunggu mobilnya selesai dicuci. Hal ini juga sering dilakukannya. “Dia ke sini.” Akhirnya Isha tahu ke mana Danish pergi. Dia pun mengikuti ke mana Danish pergi. Yaitu toko kue. Saat masuk aroma kue yang manis tercium begitu menggoda sekali. Isha yang mencium aroma itu langsung tergoda untuk segera memakan kue yang berada di dalamnya.Kue yang berjajar di etalase tampak begitu menggiurkan. Berbagai rasa dan warna tersaji di depan mata. Ingin rasanya Isha makan
Baca selengkapnya

Bab 36 Tanpa Danish Tahu

“Menemui dia?” Tentu saja ‘dia’ yang dimaksud Isha adalah Abra.“Aku tidak memberikanmu izin. Kamu baru saja menemuinya dua minggu yang lalu, dan sekarang kamu mau menemuinya lagi.” Danish dengan tegas menolaknya.“Tapi, ini penting.” Isha masih tetap kekeh ingin bertemu dengan Abra. Dia ingin bertanya, kenapa Abra tega membohonginya?“Mau sepenting apa pun, aku tidak memberikan izin.” Danish tidak mau jika harus mengantarkan Isha bertemu mantan suaminya. Jadi dia harus menunggu Dino. Sayangnya, Dino sedang libur. Jadi dia tidak bisa membiarkan Isha pergi sendiri.Isha mengembuskan napasnya kasar. Kesal sekali karena tidak diizinkan oleh Danish. Padahal Isha gemas sekali ingin bertemu dengan Abra. Isha ingin mendengar penjelasan Abra ke mana uangnya selama ini. Kenapa Abra harus membohonginya?“Kalau begitu ayo pulang.” Isha yang kesal pun akhirnya meminta untuk pulang.“Habiskan dulu kuemu!”“Tidak mau.”“Aku sudah mengeluarkan uang untuk kue yang kamu pesan, dan kamu membiarkan beg
Baca selengkapnya

Bab 37 Sedang Apa Kamu Di Sini?

Saat menunggu taksi, ada seseorang yang memanggil Isha. Merasa namanya dipanggil, dia segera memutar tubuhnya ke sumber suara.Alangkah terkejutnya Isha ketika melihat siapa yang memanggilnya. Kaki Isha seketika lemas melihat siapa yang orang tersebut. Apalagi langkah orang tersebut semakin lama semakin mendekat.“Pak Dino.” Isha begitu terkejut sekali melihat Dino berada di penjara.“Sedang apa kamu di sini?” Tepat di depan Isha, Dino segera bertanya.Dino baru saja sampai di penjara. Saat memarkirkan mobilnya, Dino melihat Isha keluar dari penjara. Dino segera keluar untuk mengejar Isha. Memastikan apa yang dilakukan Isha. Mengingat ini adalah hari minggu, entah kenapa dia curiga jika wanita yang dimaksud oleh polisi adalah Isha. Secara diam-diam, Isha mengunjungi Abra tanpa dirinya.Isha bingung harus menjawab bagaimana. Jantungnya berdegup kencang. Dia benar-benar takut sekali. Apalagi sudah tertangkap basah.“Menemui Kak Abra.” Isha menjawab dengan suara lirih.Sebenarnya tanpa D
Baca selengkapnya

Bab 38 Kedekatan Isha Dan Mami Neta

Danish membulatkan matanya mendengar permintaan sang mami. Tentu saja itu adalah sesuatu yang sulit baginya penuhi.“Mi, besok saja aku akan bawa Isha ke sini.” Danish mencoba membujuk sang mami.“Tidak mau. Ayo kita temui Isha ke tokonya sekalian agar Mami tahu toko Isha.” Mami Neta tetap dengan pendiriannya.Danish mengembuskan napasnya. Merasa bingung dengan permintaan sang mami. “Aku masih harus membahas pekerjaan dengan papi dulu, Mi.” Danish kembali memberikan alasan.“Sudahlah, Sayang. Nanti sore saja bertemu dengan Isha. Biarkan Danish bicara denganku dulu.” Papi Dathan mencoba membantu anaknya membujuk sang istri.Mami Neta masih kesal. Masih tidak mau menerima ajakan dari sang anak dan suaminya itu.“Nanti sore saja, Mi. Sekalian kita makan malam.” Akhirnya Danish tidak punya pilihan untuk membuat sang mami tidak marah.“Baiklah, kita jemputnya dan sekalian kita makan malam.” Mami Neta akhirnya setuju juga. Merasa waktu makan malam dia pastinya bisa dekat dengan menantunya i
Baca selengkapnya

Bab 39 Kapan Masa Subur?

“Jawab saja seperlunya. Tidak perlu sok akrab dan menjawab panjang lebar.” Mendapati perintah Danish itu, Isha mengangguk. Dia akan mengingat apa yang dikatakan Danish. Tidak mau membuat Danish kesal. Mobil sampai di restoran Italia. Mereka memesan ruangan privat agar saat mengobrol lebih enak. Karena Isha tidak mengerti menu apa saja yang enak, Danish memesankan makanan yang enak untuk Isha. “Mami jadi ingin tahu, di mana sebenarnya kalian bertemu?” Mami Neta menatap Isha dan Danish secara bergantian. Dia ingin tahu bagaimana kisah anak dan menantunya itu. “Kami bertamu di toko.” Danish menjawab hal itu. “Kami bertemu di kantor.” Isha menjawab bersamaan dengan Danish. Ketika mendapati dua jawaban yang berbeda membuat Mami Neta bingung. Dia menatap Danish dan Isha bergantian. Sorot matanya seolah menjelaskan siapa di antara mereka berdua yang benar. “Jadi waktu itu Isha mengantarkan pesanan karyawan ke kantor. Kemudian kami bertemu lagi di toko IZIO ketika Isha mencari s
Baca selengkapnya

Bab 40 Mami Datang

Suara ketukan pintu terdengar ketika Isha masih menikmati tidurnya. Padahal Isha berniat menikmati liburnya di akhir pekan ini dengan bangun siang. Sayangnya, semua harus sirna. Isha segera berangsur bangun dari tempat tidur. Kemudian membuka pintu. Tepat di depan pintu, dia melihat Danish membawa baju setumpuk dan beberapa barang lainnya. “Ada apa Pak Danish membawa itu semua?” Isha bingung sekali dengan apa yang dilakukan Danish itu. “Mami mau ke sini. Jadi aku pindahkan beberapa barangku agar terkesan aku tidur sekamar denganmu.” Danish menjelaskan sambil langkahnya diayunkan masuk ke kamar Isha. Isha hanya diam saja dan membiarkan Danish melakukan apa pun yang dia mau. Danish memasukkan bajunya yang dibawa itu ke dalam lemari. Kemudian menyusun beberapa barang seperti minyak wangi, gel rambut, dan sisir di meja rias Isha. Bercampur dengan barang-barang Isha.“Jika mami tanya, bilang aku tidur di sini.” Danish memberitahu Isha. “Baiklah.” Isha mengangguk saja. Mengerti y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
26
DMCA.com Protection Status