Home / CEO / Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku: Chapter 41 - Chapter 50

260 Chapters

Bab 41 Danish Sibuk

“Ingatlah, jika cincin itu cukup mahal. Jadi kamu harus menjaganya dengan baik. Jangan menjualnya.” Baru saja sampai di rumah, Danish langsung mengatakan hal itu pada Isha. Melampiaskan kekesalannya atas perhatian sang mami yang diberikan pada Isha. Isha tidak habis pikir kenapa Danish bisa berpikir sejauh itu. Tidak ada sedikit pun niatnya untuk menjual cincin itu. “Pak Danish tenang saja. Saya tidak akan menjual cincin ini. Nanti saat kita berpisah, saya akan kembalikan semuanya, termasuk cincin ini dan juga cincin pernikahan.” Isha segera berlalu pergi ketika selesai menjawab ucapan Danish. Tak mau berlama-lama bersama Danish dan membuatnya sakit hati. Isha benar-benar kesal dengan Danish. Dia berjanji pada dirinya sendiri. Saat pergi nanti, dia tidak akan membawa apa yang diberikan oleh Danish dan kelurganya. Sekecil apa pun barang itu nanti. “Aku harus segera hamil dan melahirkan, agar segera terbebas dari Pak Danish.” Isha benar-benar sudah tidak tahan dengan Danish.
Read more

Bab 42 Urusan Penting

“Aku ada urusan penting.” Danish mencoba menjelaskan.“Sepenting apa sampai kamu harus pulang?” tanya Dino penasaran.“Penting, karena ini menyangkut masa depanku.” Danish tersenyum penuh arti. Kemudian berlalu pergi.Dino bisa menebak jika urusan Danish pasti berhubungan dengan Isha. Karena masa depan Danish adalah bersama Isha. Jika Isha punya anak, tentu saja itu akan jadi masa depan untuk Danish.Danish meminta supir untuk mengantarkannya pulang. Benar adanya jika Danish pulang karena Isha. Istrinya itu mengabari jika ini adalah masa subur. Tertulis dalam pesan, jika Isha sudah menunggu beberapa hari, tetapi Danish sibuk sekali. Danish mengingat jika beberapa hari lalu, dia meminta Isha memberitahu tentang masa suburnya, tetapi ternyata Isha mendadak baru bilang hari ini.Satu jam perjalanan, akhirnya Danish sampai di rumah. Tepat saat Danish keluar dari mobil, dia melihat Isha di balkon rumah. Tampak Isha menunggunya.Isha mengulas senyum tipisnya ketika melihat Danish pulang. Ta
Read more

Bab 43 Hanya Aku

Pagi ini entah kenapa wajah Isha begitu berseri-seri. Perasaannya tampak bahagia sekali. Tidak dipungkiri jika semalam memang Isha menikmati. Jadi mungkin itulah yang membuat pagi ini dia begitu bersemangat sekali.Isha keluar kamar saat selesai bersiap. Seperti biasa, dia akan ke toko pagi ini. Saat menuruni anak tangga, Isha melihat Danish yang baru keluar dari kamar. Berbeda dengan Isha, Danish tampak biasa saja. Tidak sama sekali ada perubahan di wajahnya. Tampak seperti tidak ada yang terjadi semalam.‘Sepertinya hanya aku yang senang karena kegiatan semalam,’ batin Isha.Melihat Danish yang biasa saja membuat Isha menyesal merasa bahagia. Seolah dia yang menikmati penyatuan mereka semalam. Tentu saja itu membuat hatinya sedikit sakit. Ternyata dirinya sudah menikmati, tetapi Danish tidak.Isha segera duduk ruang makan. Senyum yang tadi sempat menghiasi wajahnya pun dikuburnya dalam-dalam. Tak mau sampai Danish melihat wajah bahagianya.Danish dengan santai menyusul Isha, duduk d
Read more

Bab 44 Berenang

Melihat sang istri yang seperti itu membuat sesuatu di bawah sana bangun. Danish yang hanya memakai celana tidur boxer membuat kejantanannya bergerak bebas.“Padahal aku sering melihatnya tanpa pakaian. Kenapa juga dia hanya memakai baju renang seksi, tetapi aku masih tergoda?” Danish memegangi miliknya yang sudah menegang. Berusaha untuk menidurkannya kembali.Isha segera kembali masuk ke dalam kolam renang. Membelah kolam renang dengan tubuhnya. Segarnya air membuat Isha benar-benar menikmati berenang.Ketika Isha masuk ke kolam renang, akhirnya Danish bernapas lega karena miliknya sudah kembali tenang. Tidak lagi menegang.Danish segera membuka pintu kaca yang menghubungkan kamarnya dan kolam renang. Tepat saat itu juga, Isha sampai di tepi kolam. Tampak Isha terkejut melihat Danish yang sudah bangun.“Pak Danish sudah bangun?” Isha menengadah ketika melihat Danish yang berada jauh lebih tinggi dibanding dirinya.“Suara air yang kamu ciptakan mengganggu tidurku.” Danish menatap taj
Read more

Bab 45 Kram

Suara itu bukan berasal dari Isha yang terkejut karena dipeluk oleh Danish. Melainkan suara itu berasal dari Danish.“Pak Danish kenapa?” Isha seketika panik mendengar Danish yang justru berteriak. Padahal dirinya yang terkejut karena tiba-tiba dipeluk.“Kakiku kram.” Danish merasakan kakinya kaku. Rasanya benar-benar seperti mati rasa. Dia berpegangan pada pinggang Isha yang sedari tadi dipegangnya. Berusaha agar tidak terjatuh.Isha seketika langsung panik mendengar Danish yang kram. “Ayo kita ke atas.” Dia memapah tubuh Danish untuk keluar dari kolam renang.Danish berpegangan pada Isha. Berusaha berjalan meskipun kakinya terasa begitu kaku. Dia terus mengikuti Isha untuk keluar dari kolam renang. Saat naik ke tepian kolam, Danish harus berusaha keras dibantu oleh Isha. Tubuh Danish yang berat membuat Isha kesulitan. Namun, dia tidak punya pilihan. Harus terus mendorong tubuh Danish ke atas agar bisa menolong Danish segera.Saat Danish bisa naik ke atas, Isha segera menyusul Danish
Read more

Bab 46 Menyesali Ucapan Sendiri

“Tidak, saya tidak berniat menggoda.” Isha menggeleng ketika mendapatkan tuduhan itu. Memang tidak ada niatnya sama sekali untuk menggoda Danish.“Benarkah jika kamu sedang tidak berusaha menggodaku?” Tangan Danish membelai lembut paha mulus milik sang istri. Sorot matanya bak harimau yang sedang akan menerkam buruannya.Apa yang dilakukan Danish itu membuat Isha berdebar-debar. Bukannya menolak atau menghentikan aksi Danish itu, Isha justru membiarkannya.“Saya benar-benar tidak berniat menggoda Pak Danish.” Isha menjawab sedikit gugup.“Jika tidak menggoda kenapa memakai pakaian seperti ini?” Danish melihat tubuh Isha dari leher hingga ke paha. Tangannya masih membelai lembut paha Isha.“Saya pikir Anda tidur. Jadi saya pakai baju ini karena merasa Anda tidak akan bangun. Lagi pula tidak ada siapa-siapa di sini. Jadi tidak masalah jika saya memakai pakaian ini.” Isha mencoba menjelaskan pada Danish.Bagi Danish alasan apa pun tetap saja baginya terlalu berbahaya jika Isha memakai ba
Read more

Bab 47 Tidak Mau Disamakan

Danish ingat betul jika pernah mengatakan hal itu pada Isha. Jadi wajar saja jika Isha mengingatkannya. Namun, dia tidak mau kalah begitu saja.“Waktu itu, kamu masak untuk mantan suami, jelas aku tidak mau. Aku tidak mau disamakan dengan mantan suamimu yang berengsek itu.” Danish punya seribu alasan yang bisa diberikan pada Isha. Apalagi demi mendapatkan makanan.Isha mengingat jika waktu itu Danish memang tidak mau saat dia memasak untuk Abra. Jadi dia menerima alasan Danish kali ini.“Pak Danish mau?” tanyanya memastikan.“Iya, aku malas jika harus menunggu kurir makanan datang. Jadi makan masakanmu saja.” Tetap saja gengsi Danish besar. Tidak mau terlihat ingin makan masakan Isha.Isha mencibirkan bibirnya. Ragu dengan ucapan Danish. Tak mau banyak berdebat, dia berdiri untuk mengambilkan nasi untuk Danish ke dapur.Danish menunggu di meja makan dengan sabar. Duduk manis seperti anak kecil yang sedang diambilkan makanan.Isha kembali dengan membawa sepiring nasi. Kemudian memberik
Read more

Bab 48 Menonton

“Mau pergi.” Danish dengan santainya menjawab.Dahi Isha berkerut dalam. Tadi suaminya itu tidak mengizinkannya untuk pergi, tetapi sekarang dia ingin pergi sendiri.“Lalu Pak Danish mau meninggalkan saya sendiri?” Isha merasa tidak terima ketika Danish justru pergi.“Jika tidak mau sendiri di rumah, kamu bisa ikut.” Danish menjawab seraya mengayunkan langkahnya.Isha sebenarnya malas pergi dengan Danish. Namun, dia tidak mau di rumah sendiri. Akhirnya Isha mengekor di belakang Danish. Bersamaan dengan mereka yang keluar sudah ada supir yang datang. Artinya, Danish sudah menghubungi supir sejak tadi.Mereka masuk ke mobil. Danish tidak tahu ke mana mereka akan pergi. Dia juga malas bertanya karena yakin Danish tidak akan menjawab.Mobil melintas di salah satu mal besar di ibu kota. Isha hanya bisa memandangi karena tak sekali pun dia pernah ke sana. Mal itu terlalu elit untuk dirinya yang sulit.Tanpa Isha sangka ternyata mobil berbelok ke mal yang baru saja dilihatnya itu. Isha pikir
Read more

Bab 49 Siapa Yang Mau Mengajakmu

“Apa Pak Danish tidak lihat kita sedang di mana?” Isha justru balik bertanya.“Tahu, ini di bioskop.” Dengan santainya Danish menjawab di mana mereka sedang berada“Kalau sudah tahu kenapa masih mencium. Bisa jadi ini ada CCTV.” Isha merasa tidak nyaman ketika berciuman di tempat umum.Danish merasa tidak mau jadi tontonan orang jika berciuman di tempat umum. Jadi dia memilih untuk tidak melanjutkan.“Ayo, sudahi jika kamu takut.” Danish sudah malas menonton film jika Isha hanya bersembunyi.“Tapi, sayang makanannya.” Isha melihat makanan yang dipesan masih banyak.“Kalau begitu kamu duduk yang benar.” Danish merasa sempit ketika ada Isha di kursinya.“Tapi, aku takut.” Isha tidak berani sendiri. Apalagi filmnya seram.“Kalau begitu ayo keluar. Kalau tidak mau duduk yang benar.”Mendapati ancaman itu, Isha tidak punya pilihan. Dibanding di bioskop sendiri, lebih baik dia keluar. Walaupun dia merasa sayang sekali melihat makanan yang berada yang sudah dipesannya.“Tahu begitu makanan d
Read more

Bab 50 Alat Tes Kehamilan

“Bisa saja hamil. Buktinya orang yang diperkosa sekali bisa hamil. Jadi berdoalah saja jika Isha akan hamil.”Danish terdiam ketika mendengar ucapan Dino. Dia hanya bisa berharap jika Isha akan benar-benar hamil. Walaupun hanya sekali melakukannya. Jika sampai tidak, dia harus bekerja keras lagi untuk melakukannya.Di toko, Isha memikirkan jika tidak ada tanda-tanda sama sekali. Dia terus berpikir, apakah dia akan hamil.“Kamu kenapa?” Ina menatap Isha yang tampak tidak bersemangat pagi ini.“Aku memikirkan kenapa aku tidak merasa mual sama sekali.”Ina masih bingung dengan ucapan Isha. “Maksudnya?” Dia yang tidak mengerti pun memilih bertanya.“Jika tidak mual, bisa jadi aku tidak hamil.” Isha merasa kecewa membayangkan jika dia akan benar-bena tidak hamil.“Temanku hamil pertamanya tidak mual. Jadi aku rasa tidak semua kehamilan ditandai dengan mual. Mungkin saja kamu juga begitu.”Mendapati cerita Ina membuat Isha berbinar. Dia merasa ada harapan untuk hamil. Jadi dia tidak mau ber
Read more
PREV
1
...
34567
...
26
DMCA.com Protection Status