Home / CEO / Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku: Chapter 181 - Chapter 190

260 Chapters

Bab 181 Tidak Boleh Disentuh

Isha membulatkan matanya ketika mendapati pertanyaan itu. Dia merasa jika keponakannya tadi mendengar obrolannya. Tentu saja itu membuat Isha malu. Akan tetapi, Isha harus bijak menanggapi hal itu. "Semua pria memang begitu. Tapi, kita sebagai wanita harus berhati-hati. Kita para wanita, hanya boleh disentuh oleh pria yang sah menjadi suami." "Makanya itu mau putus saja." Isha yang mendengar ucapan Luel itu langsung mengalihkan pandangan pada Luel. "Putus dengan siapa?" Isha begitu penasaran. "Dengan pacarku, Aunty." Luel menjelaskan. Isha mencerna ucapan Luel. "Dia pegang-pegang kamu?" Dia begitu terkejut ketika menyadari jika keponakanya cerita hal itu. "Iya." Luel mengangguk. "Apa yang dipegang?" Isha seketika panik. Takut keponakannya diapa-apakan oleh pria. "Awalnya tangan. Lalu dia peluk aku dari belakang, lalu pegang perut." "Lalu?" Isha semakin penasaran ketika sang keponakan cerita setengah-setengah."Mau naik ke atas, tapi aku langsung melepaskannya." Luel ragu-rag
Read more

Bab 182 Dipukuli

Luel segera turun ketika melihat ada yang menabrak mobilnya. Dia melihat keadaan mobilnya yang ditabrak.Saat keluar, dia melihat ada motor yang berada di belakangnya tampak ban motor tersebut menempel di mobilnya. Membuat mobilnya sedikit penyok. "Astaga, mobilku." Luel benar-benar terkejut ketika melihat mobilnya penyok. Levon langsung memundurkan motornya. Menjauh dari mobil Luel. Dia tidak menyangka jika yang berhenti mendadak itu adalah Luel. Luel langsung mengecek mobilnya. Benar saja, bagian belakang penyok. Dan itu cukup dalam. Hal itu membuatnya sedih. "Mobil kesayanganku." Luel memegangi bagian yang penyok itu. Dia segera beralih pada pengendara motor. "Apa kamu tidak bisa memberikan jarak saat berkendara?" Dia justru menyalahkan pengandara motor. Levon membulatkan matanya. Dia merasa heran dengan Luel. Dia yang berhenti mendadak, tetapi justru menyalahkan orang lain. "Yang salah itu kamu, mengerem mendadak. Kenapa jadi menyalahkan orang lain?"Luel tahu jika dia salah,
Read more

Bab 183 Ulah Siapa?

Luel membulatkan matanya ketika mendengar jawaban Levon. "Dasar pria mesum." Luel langsung menampar Levon. Levon benar-benar terkejut sekali dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Luel. Pipinya sayang sakit, tiba-tiba sekali ditampar oleh Luel. "Kenapa kamu menampar aku?" Levon benar-benar bingung dengan sikap Luel. "Karena kamu berpikir untuk memegang yang lain." Luel benar-benar tidak suka dengan apa yang dikatakan Levon. "Astaga, aku bilang contoh. Tidak benar-benar akan memegangnya. Itu hanya andai aku punya waktu lebih untuk memikirkan mana yang aku pegang. Lagi pula aku tadi memang benar-benar tidak sengaja memegang." Levon yang kesal pun meluapkan kekesalannya.Luel masih diam. Dia masih kesal ketika Levon menjelaskan. "Dengar, jika bukan karena kamu jatuh, aku juga tidak akan memegang anggota tubuhmu. Untuk apa aku selancang itu melakukannya. Aku tahu mana batasanku. Itu semua ketidaksengajaan saja. Bukan benar-benar niat. Lagi pula kamu yang mengajak berdebat. Kamu yan
Read more

Bab 184 Ganti Rugi

Mendapati tawaran itu, Levon pun mempertimbangkan. Dia melirik ke arah Luel. Dia merasa jika harus mengerjai gadis itu sebagai bayaran atas apa yang menimpanya hari ini. Jadi tentu saja tawaran itu tidak akan dilepaskan oleh Levon. "Baiklah, jika Uncle Danish dan Aunty Isha memaksa." Danish merasa lega ketika Levon menerima tawarannya. Dia tidak tega melihat Levon harus pulang dengan wajah babak belur seperti itu. "Luel, tunjukan kamar tamu pada Levon." Danish memberikan perintah pada keponakannya itu. "Baik, Uncle." Luel mengangguk. "Kami ke kamar dulu." Danish berpamitan. Dia kemudian mengulurkan tangan pada istrinya. Mengajak sang istri untuk ke kamar. Kini tinggal Luel dan Levon saja yang berada di ruang keluarga. Saat berada berdua seperti ini, Luel punya kesempatan untuk bicara dengan Levon. "Kenapa kamu tidak mengatakan jika aku yang membuatmu seperti ini?" Luel menatap Levon. Tadi Levon berbohong pada pamannya. "Karena aku ingin saja." Levon menjawab asal. "Terima kas
Read more

Bab 185 Mau Masuk

"Aku mau masuk." Danish menjawab apa yang akan dilakukannya. Mendengar jika sang suami mau masuk, Isha segera memundurkan langkahnya. Memberikan ruang pada Danish. Sayangnya, saat diberikan ruang, Danish justru diam saja. Tidak bergerak sama sekali. Isha yang kesal pun kembali mengayunkan langkahnya. Bersamaan dengan langkah Isha, Danish mengayunkan langkahnya juga. "Sayang, kamu mau masuk atau tidak?" Isha yang kesal pun melayangkan protesnya. "Maunya masuk bersama." Danish menyeringai. Senyuman Danish itu jelas mengandung arti lain, dan Isha tahu ke mana arahnya. Namun, untuk saat ini dia tidak bisa membiarkan Danish masuk bersamanya. "Kita akan makan malam. Nanti Luel dan Levon akan lama menunggu." Isha mencoba memberikan pengertian pada sang suami. "Hanya sebentar saja." Danish berusaha membujuk sang istri.Isha menatap curiga. Dia kenal suaminya bukan sehari dua hari. Jadi dia tahu seperti apa sang suami. "Maaf Bapak Danish Morgan Fabrizio. Sepertinya Anda salah jika saya
Read more

Bab 186 Membangunkan

Pagi ini Isha bersiap untuk pergi senam ibu hamil. Sayangnya, sang suami tidak kunjung bangun. Hal itu membuat Isha harus membangunkan suaminya itu."Sayang, ayo cepat bangun. Kita harus segera berangkat. Nanti terlambat." Isha menggoyangkan tubuh sang suami."Ini jam berapa?" Danish masih mengantuk sekali."Ini sudah jam enam. Jadi ayo cepat bangun. Kita harus berangkat jam tujuh. Karena acara senamnya dimulai jam delapan."Mendengar hal itu, Danish tidak punya pilihan. Dia segera bangun untuk segera melihat bersiap. Mengantarkan sang istri untuk ke tempat senam.Di saat sang suami bersiap, Isha memilih menyiapkan sarapan. Sekalian bekal untuk dibawa. Dia yang sering lapar membuatnya selalu siap sedia makanan.Setengah jam, akhirnya Danish selesai. Dia keluar dari kamarnya untuk bergabung sarapan dengan sang istri.Bersamaan dengan Danish yang keluar, Levon menuruni anak tangga. Pria itu sudah bangun pagi ternyata."Pagi, Uncle." Levon menyapa Danish."Pagi." Danish mengulas senyum.
Read more

Bab 187 Ketakutan

Luel membulatkan matanya ketika yang datang bukanlah Levon. Tentu saja itu membuat nyalinya langsung ciut. Takut jika sampai dia dimarahi.Siapa lagi yang datang jika bukan Danish. Pria itu berniat menanyakan sudah sejauh apa merapikan barang-barang. Namun, sayangnya justru dikejutkan dengan Luel yang memakai baju Dara.Untuk sejenak Danish terpaku. Dia benar-benar merasa terkejut dengan apa yang dilihatnya. Luel yang memakai gaun milik Dara membuatnya teringat pada Dara. Bayangan cantik Dara seketika menghiasi pikirannya."Sa ...." Isha menggantung ucapannya ketika hendak memanggil. Tampak dari belakang Danish sedang diam terpaku. Hal itu membuatnya penasaran apa yang membuat Danish melakukan hal itu. Hingga Isha mendekat untuk tahu apa yang dilihat sang suami.Luel melihat sang paman dan bibi datang. Tentu saja itu membuatnya merasa takut. Apalagi dengan lancang memakai baju tersebut."Uncle, maaf. Tadi aku penasaran dengan gaun milik Aunty Dara. Jadi aku mencobanya." Luel berusaha
Read more

Bab 188 Tidak Marah

Isha tampak terkejut ketika sang suami menggerakkan bibirnya. Sesapan manis diberikan sang suami berikan membuat Isha terpaku. Saat hanya kecupan yang niat Isha mau berikan berbalas ciuman panas, tentu saja membuat perasaan berubah juga.Untuk sesaat Isha terdiam. Namun, perlahan dia mulai menyadari dan menikmati ciuman itu. Membalasnya dengan lembut ciuman yang diberikan oleh sang suami.Isha begitu larut dalam pesona Danish. Apalagi dia memang selalu saja tidak bisa menolak apa pun yang diberikan Danish.Saat napas mulai terengah, akhirnya Danish mulai melepaskan ciuman. Isha yang berada di atas Danish pun melepaskan ciuman dengan perlahan dan menjauhkan tubuhnya."Jika membangunkan seperti itu, jelas aku akan bangun." Danish menyeringai. Rasanya senang sekali mendapatkan ciuman dari sang istri.Isha hanya tersenyum saja. Sang suami memang selalu saja membuatnya tidak bisa menolak pesona sang suami."Ayo, cepat bangun. Kita akan makan malam bersama. Kasihan Luel dan Levon menunggu."
Read more

Bab 189 Bayaran Pas

Kalau boleh jujur, Luel memang sempat terpesona pada Levon. Namun, melihat reaksi Levon itu membuatnya jadi menyingkirkan pikirannya itu. Tak mau memikirkan pria aneh itu."Siapa yang terpesona padamu?" Luel langsung mengelak.Levon hanya tersenyum saja. Dia merasa begitu senang melihat reaksi Luel. Terlihat justru mengemaskan.Mereka berdua segera melakukan olahraga masing-masing. Levon memilih angkat besi, sedangkan Luel memilih lari di treadmill.Sesekali mereka mencuri pandang lewat kaca besar yang berada di ruang gym. Levon cukup terpesona dengan Luel. Gadis itu punya tubuh yang ideal dan wajah yang cantik. Begitu pun Luel juga mengagumi Levon. Entah kenapa dia merasa Levon punya pesona yang tidak dimiliki oleh pria lain.Sayangnya, saat pandangan mereka tak sengaja saling beradu, mereka langsung menyingkirkan pandangan itu. Pura-pura tidak melihat.Mereka berdua berolahraga sekitar satu jam. Hingga akhirnya memilih untuk mengakhiri kegiatan itu. Levon langsung meraih botol minum
Read more

Bab 190 Serasi

Danish dan Isha yang mendengar suara deheman langsung mengalihkan pandangan. Bibir mereka masih menempel.Alangkah terkejutnya ketika melihat Levon dan Luel di sana. Walaupun Levon menutup mata dan Luel ditutupi matanya dengan tangan Levon. Tetap saja itu membuat mereka terkejut. Isha langsung menjauhkan tubuh dari tubuh sang suami. Isha benar-benar tidak enak sekali ketika berciuman dilihat keponakan. Ini kali kedua dia terpergok.Danish selalu lupa jika dia tidak sendiri. Walaupun asisten rumah tangga setiap minggu tidak ada, tapi ada keponakannya."Buka mata kalian." Danish memberikan perintah.Levon langsung melepaskan tangannya yang menutup mata Luel. Kemudian membuka matanya. Saat mereka membuka mata, Danish dan Isha sudah melepaskan tautan bibir mereka."Maaf, Aunty, Uncle." Luel yang melihat hal itu langsung berlalu pergi.Tinggallah Levon sendiri di sana. Tentu saja itu membuatnya salah tingkah."Aku permisi dulu, Aunty, Uncle." Luel pun langsung berlalu pergi. Tak berani ber
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
26
DMCA.com Protection Status