"Aku mau masuk." Danish menjawab apa yang akan dilakukannya. Mendengar jika sang suami mau masuk, Isha segera memundurkan langkahnya. Memberikan ruang pada Danish. Sayangnya, saat diberikan ruang, Danish justru diam saja. Tidak bergerak sama sekali. Isha yang kesal pun kembali mengayunkan langkahnya. Bersamaan dengan langkah Isha, Danish mengayunkan langkahnya juga. "Sayang, kamu mau masuk atau tidak?" Isha yang kesal pun melayangkan protesnya. "Maunya masuk bersama." Danish menyeringai. Senyuman Danish itu jelas mengandung arti lain, dan Isha tahu ke mana arahnya. Namun, untuk saat ini dia tidak bisa membiarkan Danish masuk bersamanya. "Kita akan makan malam. Nanti Luel dan Levon akan lama menunggu." Isha mencoba memberikan pengertian pada sang suami. "Hanya sebentar saja." Danish berusaha membujuk sang istri.Isha menatap curiga. Dia kenal suaminya bukan sehari dua hari. Jadi dia tahu seperti apa sang suami. "Maaf Bapak Danish Morgan Fabrizio. Sepertinya Anda salah jika saya
Read more