Semua Bab Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku: Bab 191 - Bab 200

260 Bab

Bab 191 Naik Motor

"Pergilah bersama Levon dari pada naik taksi." Danish memberikan saran pada sang keponakan.Saat mendapatkan saran dari sang paman, Luel tidak berani menolak. Takut sang paman curiga padanya jika terlalu suka pada Levon."Baiklah." Luel akhirnya menerima tawaran Levon.Akhirnya Luel menerima tawaran Levon.Danish dan Isha segera masuk ke mobil setelah Dino sampai. Mobil segera melaju sesaat kemudian.Kini tinggal Levon dan Luel saja di depan rumah. Levon segera berjalan ke arah motornya. Kemudian mengambil helm yang terdapat di sana. Kemarin temannya ada yang ikut dengannya. Jadi dia bawa helm dua.Luel dengan langkah gontai menghampiri Levon. Ini kali pertama kalinya naik motor. Jadi di cukup berdebar-debar. Namun, dia tidak punya pilihan."Ini." Levon memberikan helm pada Luel. Kemudian beralih memakai helm untuk dirinya sendiri.Luel menerima helm dan memakainya. Beruntung helm pas di kepalanya. Jadi dia akan aman memakainya. Sebelum naik, Luel memerhatikan motor Levon. Karena in
Baca selengkapnya

Bab 192 Apa Yang Terjadi?

"Ada apa, Pak?" Isha tampak bingung karena tumben-tumbennya petugas keamanan memintanya ke toko sekarang."Saya tidak bisa jelaskan sekarang. Jadi tolong ke sini saja."Isha benar-benar merasa panik karena tidak biasa-biasanya petugas keamanan memintanya datang."Ada apa?" tanya Danish."Petugas keamanan pasar meminta aku datang ke toko sekarang.""Ada apa?""Aku tidak tahu.""Sebaiknya kamu di sini saja. Biar aku yang pergi." Danish tidak bisa membiarkan sang istri untuk pergi malam-malam seperti ini."Baiklah, tapi tolong kabari apa yang terjadi.""Baiklah, aku akan kabari."Danish mengangguk. Dia segera meraih ponselnya. Menghubungi Dino. Meminta Dino untuk datang ke rumah. Setelah menghubungi Dino, dia juga membangunkan Luel. Meminta keponakannya itu menjaga sang aunty. Sekitar setengah jam akhirnya Dino datang. Danish segera bersiap untuk pergi bersama dengan Dino."Dengar, jangan pikirkan macam-macam. Semua akan baik-baik saja. Jadi tenanglah." Danish berusaha untuk menenangkan
Baca selengkapnya

Bab 193 Terpukul

Kabar itu mampu mengguncang Isha. Dia tampak begitu terkejut sekali. Toko itu adalah sumber pendapatannya selama ini. Toko itu dirintisnya dari nol. Dari mulai sepi pembeli, hingga seramai sekarang. Orang kenal benar toko baju anak Kaula. Seolah sudah lekat di telinga pada ibu-ibu. Berita buruk itu membuat tubuh Isha seketika lemas dan jatuh pingsan dalam hitungan detik. Danish yang melihat sang istri pingsan langsung menangkap tubuh itu. Inilah yang ditakutkan Danish ketika memberitahu sang istri. Pasti sang istri akan begitu terpukul sekali. Tubuh sang istri langsung diangkat dan dibawa ke tempat tidur. Danish meletakkan tubuh sang istri dengan perlahan di atas tempat tidur.Danish mencoba membangunkan sang istri yang tak sadarkan diri."Sayang." Beruntung beberapa saat kemudian istrinya itu tersadar. Sayangnya, Isha langsung menangis. Hal itu membuat Danish langsung memeluk sang istri. "Tokoku." Hanya itu yang bisa dikatakan oleh Isha. "Sabar, Sayang." Danish berusaha untuk m
Baca selengkapnya

Bab 194 Sudah Siap?

Dalam keadaan seperti ini pasti Isha masih sangat terkejut melihat keadaan tokonya. Jadi Danish ragu jika mengantarkan istrinya ke toko. "Apa kamu sudah siap?" tanya Danish memastikan lebih dulu. "Kamu saja baru mendengar kabar ini, sudah pingsan. Apa jadinya jika aku membawamu ke sana? Pasti kamu akan pingsan lagi." Danish benar-benar takut sekali hal buruk terjadi pada istrinya. Jika sampai hal itu terjadi, pastinya dia akan menyesal sekali.Isha terdiam dia benar-benar tidak tahu reaksi apa yang akan diberikan. Apalagi tadi saat mendengar kabar kebakaran saja, sudah membuatnya terkejut sekali. Sampai-sampai pingsan."Jika kamu sudah siap, aku akan antarkan, tapi kamu harus makan dulu. Pikirkan kesehatanmu dan keadaan anak kita."Isha merasa jika dirinya akan sangat egois jika tidak memikirkan anaknya. Apalagi anaknya butuh nutrisi yang bagus."Baiklah. Aku akan makan." Isha pun akhirnya menurunkan egonya. Dia tak mau sampai anaknya jadi korban.Melihat sang istri yang mau makan, D
Baca selengkapnya

Bab 195 Parah

Isha akhirnya menangis lagi, tetapi perasaanya jauh lebih tenang dibanding tadi pagi. Mungkin karena sudah mendengar apa yang dikatakan oleh Danish tadi pagi. Tentu saja itu membuatnya jauh lebih."Terima kasih, Mi. Aku akan kuat. Mungkin benar ini musibah." Isha menganggukkan kepalanya. Membenarkan ucapan mertuanya itu.Mami Neta tidak tega sebenarnya dengan apa yang terjadi. Dia tahu jika menantunya pasti terluka."Ambil hikmahnya saja. Siapa tahu dengan begini kamu bisa fokus pada kehamilan. Nanti, jika sudah melahirkan, kamu bisa membuat toko lagi. Mulai dari nol lagi." Mami Neta berusaha untuk menguatkan menantunya itu. Sebagai orang tua, dia hanya bisa melakukan hal ini saja.Isha memegangi perutnya yang sudah mulai kelihatan besar. Dia merasa yang dikatakan mertuanya ada benarnya. Mungkin dia bisa mengambil hikmah dari semuanya ini. Lebih fokus pada kehamilannya.Selama ini Isha sudah sibuk di toko. Sampai awal-awal kehamilan pun dia terus ke toko. Hanya jika benar-benar tidak
Baca selengkapnya

Bab 196 Stress

Mendapati ada orang yang ingin membahas tentang kebakaran, tentu saja itu membuat Isha langsung tertarik."Apa yang ingin Bu Rina ceritakan?""Semalam setelah pegawai Bu Isha pulang, saya melihat seseorang datang ke ruko sebenarnya. Saya ragu siapa itu. Apakah pegawai Bu Isha atau bukan. Saya hanya melihat sekilas karena saya harus pergi. Sebenarnya, saya juga tidak yakin dengan ucapan ini. Karena takutnya memang karyawan Bu Isha kembali karena ada yang tertinggal. Tapi, mungkin Bu Isha bisa konfirmasi dulu pada karyawan Bu Isha lebih dulu."Mendengar ucapan itu membuat Isha benar-benar terkejut. Dia belum bertemu dengan Aulia sejak kebakaran itu. Jadi dia belum bisa bertanya-tanya pada Aulia."Terima kasih informasinya, Bu. Saya akan coba tanyakan karyawan saya lebih dulu. Semoga informasi Bu Rina dapat membantu menguak semua ini." Isha sadar jika minimnya informasi pasti akan sulit menemukan alasan kebakaran. Apalagi kebakaran terjadi pada malam hari di mana orang-orang sudah pulang
Baca selengkapnya

Bab 197 Bersekongkol

Isha langsung menatap Danish. Dia merasa jika apa yang ditanyakan dokter adalah yang terjadi padanya beberapa hari ini. Sejak kebakaran itu terjadi, Isha memang terus memikirkan hal itu."Iya, Dok. Belakangan ini saya sedikit stress karena sesuatu hal." Isha akhirnya mengatakan jujur pada dokter.Akhirnya dokter mendapatkan alasan kenapa perut Isha seperti itu."Stress memang memicu perut menjadi kencang. Jadi saya harap untuk tidak terlalu memikirkan sesuatu secara berlebihan. Takut berdampak buruk pada kandungan. Beberapa stress membuat ibu hamil pendarahan dan juga mengakibatkan keguguran. Jadi saya harap lebih berhati-hati lagi. " Dokter memberikan saran pada Isha.Isha sangat menyesal sekali karena sudah membuat anaknya dalam bahaya. Padahal sang suami sudah menyatakan untuk tidak terlalu memikirkan perihal kebakaran terlalu berlebihan. Namun, tetap saja Isha memikirkan hal itu."Baik, Dok. Saya akan lebih berhati-hati lagi." Isha berjanji jika setelah ini, dia akan jauh lebih be
Baca selengkapnya

Bab 198 Pacarku

"Kenapa lama sekali?" Levon melemparkan protesnya pada Luel.Luel menatap malam dia tampak kesal dengan Levon yang begitu cerewet sekali. Sudah bagus dia mau datang. Jika dia tidak datang. Pasti Levon akan pergi sendiri."Yang penting, aku sudah di sini. Jangan cerewet." Luel langsung menarik kopernya. Meninggalkan Levon.Levon segera mengangkat tasnya. Kemudian mengayunkan langkah menyusul Luel. Mereka segera melakukan boarding pass untuk segera naik pesawat."Aku mau dekat kaca.""Iya." Levon menuruti saja apa yang diminta oleh Luel. Lagi pula, dia juga tidak ingin melihat pemandangan dalam penerbangan kali ini.Luel langsung duduk di dekat kaca. Melihat pemandangan indah dari atas. Awan pagi ini begitu cerahnya. Hingga membuat perasaan Luel begitu senangnya.Saat teringat sesuatu, Luel segera mengalihkan pandangan pada Levon. Ada beberapa hal yang ingin ditanyakannya."Nanti jika temanmu ...." Luel menggantung ucapannya ketika melihat Levon ternyata tidur. Akhirnya Luel memilih unt
Baca selengkapnya

Bab 199 Membuat Sandiwara

Isha tampak bingung ketika ditanya keberadaan Luel. Padahal suaminya tadi pagi sudah memberitahu Luel untuk memberitahu orang tuanya. Namun, sepertinya Luel tidak melakukannya. "Memang Luel tidak bilang?" Danish menatap kakaknya.Loveta menautkan kedua alisnya. Anaknya tidak sama sekali memberitahu dirinya ke mana perginya."Dia tidak memberitahu." Loveta menggeleng. Anaknya belum menghubunginya sejak tadi."Padahal aku sudah bilang untuk menghubungimu, tapi anak itu tidak menghubungimu." Danish mengingat jika tadi pagi dia meminta keponakannya itu untuk mengatakan pada orang tuanya."Dia tidak menghubungi aku." Loveta menggeleng. Dia kemudian beralih pada suaminya. "Dia menghubungi kamu?" tanyanya."Tidak, dia juga tidak menghubungi aku." Liam menggeleng.Isha merasa tidak enak ketika Luel tidak menghubungi kedua orang tuanya. Luel ada di rumahnya dan menjadi tanggung jawabnya."Luel ke Bali, Kak. Ada acara kampus katanya." Isha mencoba menjelaskan pada sang kakak ipar.Loveta mera
Baca selengkapnya

Bab 200 Menghipnotis

Levon tampak terkejut ketika Luel memanggilnya 'sayang' padanya. Padahal mereka tidak membuat janji untuk berdrama.Saat melihat Shasha, Levon merasa ini adalah keberuntungan untuknya karena dia bisa menunjukan pada mantan kekasihnya itu jika di sudah move on."Hai, Sayang. Kamu sudah keluar?" Levon yang menghampiri Luel, ikut-ikutan memanggil 'sayang' pada Luel. Levon langsung merengkuh pinggang Luel. Menatap Luel penuh damba.Untuk sesaat, Luel hanyut dalam tatapan itu. Mata indah Levon menghipnotisnya."Apa kamu mencari aku?" Levon mengulas senyum manis terbaiknya.Luel masih diam memandang Levon. Dia masih terhipnotis oleh ketampanan Levon.Saat tidak mendapati jawaban Luel, Levon langsung memberikan kode kedipan mata. Hingga membuat Luel tersadar."Kamu bilang apa tadi?" Karena terlalu fokus menatap Levon, dia tidak tahu apa yang dikatakan oleh Levon."Apa kamu tadi mencariku?" Levon mengulas lagi ucapannya. Kali ini Levon sambil menyelipkan rambut Luel ke balik telinga."Aku tad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
26
DMCA.com Protection Status