Home / CEO / Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Terperangkap Hasrat Atasan Suamiku: Chapter 211 - Chapter 220

260 Chapters

Bab 211 Istriku

Danish membulatkan matanya ketika melihat seorang wanita menghampirinya. Entah mimpi apa semalam dia sampai bertemu dengan wanita itu."Wah ... senang sekali melihat pemilik IZIO langsung di sini." Miska begitu gembira melihat Danish. "Apa kabar, Nish?" Dia menyapa Danish dengan senyum merekah di wajahnya. Tangannya diulurkan pada Danish."Baik." Danish segera menerima uluran tangan dari Miska."Kamu sedang kunjungan?""Tidak.""Aku sedang mengantarkan belanja." Dia menunjukkan ke arah Luel dan sang istri."Oh ... kamu sedang mengantarkan keponakanmu berbelanja." Misha langsung tersenyum ketika mengalihkan pandangan pada Luel dan Isha.Isha dan Luel pun mengulas senyum mereka. Membalas senyuman Miska. Mereka berdua sebenarnya agak sedikit bingung ketika wanita itu menebak Isha adalah keponakan Danish."Mana istrimu?" Miska begitu penasaran sekali dengan istri Danish. Ingin tahu secantik apa istri Danish."Itu istriku." Dengan percaya diri dia menunjuk ke arah Isha.Miska yang sejak ta
Read more

Bab 212 Reuni

Suara Luel yang teriak itu jelas membuat semua orang terkejut. Luel seperti baru saja melihat hantu."Kenapa berteriak?"Mendapati pertanyaan itu, Luel segera mendudukkan tubuhnya. Kemudian mencubit pipinya. Memastikan jika dia sedang tidak bermimpi."Auch ...." Dia merasa sakit ketika mencubit pipinya sendiri."Kamu ini kenapa?" Loveta merasa aneh dengan anaknya. "Anakmu makan apa sebenarnya di sini?" Loveta beralih pada suaminya itu."Entah, tanya saja pada Danish." Liam tertawa saja melihat aksi sang anak."Mami kenapa di sini?" Saat mendapati jika yang dilihatnya bukanlah mimpi, Luel langsung bertanya.Luel berharap tidak bertemu dengan sang mami, tetapi justru sang mami yang datang. Dan, lebih membuatnya terkejut, dia tidak datang sendiri. Melainkan dengan sang papi dan adiknya."Mami, Papi, dan aku akan tidur di sini selama uncle dan aunty tidak ada." Ve yang menjawab pertanyaan Luel.Luel mengerutkan dahinya. Tidak mengerti kenapa semua akan menginap di rumah sang paman."Dalam
Read more

Bab 213 Melawan Rasa Takut

"Aku permisi dulu." Danish berpamitan dengan temannya.Danish segera mencari sang istri. Sayangnya, dia tidak mendapatkan sang istri di mana-mana. Akhirnya Danish mencari keberadaan Dina. Karena tadi temannya itu pergi bersama Dina."Nish."Saat sedang mencari sang istri, tiba-tiba Danish mendengar Dina memangggilanya."Din, Isha mana?" Danish tampak terkejut ketika melihat Dina sendiri."Tadi aku tinggal dia ke toilet, tapi dia tidak ada saat aku kembali."Danish tampak mulai panik ketika sang istri tidak ada. Namun, dia berusaha tetap tenang."Kamu sudah coba tanya teman yang tadi bersama Isha?""Aku akan coba tanya dulu." Dina segera mencari salah satu temannya yang tadi diajak mengobrol. "Apa kamu melihat Isha-istri Danish tadi?" Dina langsung bertanya. Berharap mendapatkan jawaban dari temannya."Bukannya tadi dia mencarimu ke toilet."Mendapati jawaban itu, Dina langsung ke toilet untuk melihat apakah Isha di sana. Danish yang melihat Dina pergi ke toilet pun akhirnya menyusul.
Read more

Bab 214 Dengan Usaha Sendiri

"Aku tidak memikirkan apa-apa." Isha mengelak. Danish tidak bisa memaksa sang istri jika tidak mau cerita. "Kalau begitu kamu istirahat saja." Danish mendaratkan kecupan di dahi sang istri. Isha memejamkan matanya. Entah kenapa dia lelah sekali. Hingga membuatnya ingin sekali memejamkan matanya. Danish menemani sang istri di sampingnya. Tak mau meninggalkannya sama sekali. ****Dino mencari keberadaan istrinya, tetapi tidak mendapatkannya. Dia juga mencari Danish, tapi juga tidak ada."Sial. Ponselku mati." Dino menggerutu ketika melihat ponselnya tidak nyala sama sekali. Dia merutuki kebodohannya yang tidak mengisi daya ponselnya tadi."Apa kalian tahu jika tadi istri Danish di toilet ketika kita sedang membicarakannya?""Tidak.""Apa dia di toilet?""Jadi dia dengar yang kita bicarakan?""Dia di toilet. Tadi aku lihat Danish mengendong istrinya keluar. Sepertinya istrinya pendarahan."Dino yang sedang melintas untuk mencari Danish, tanpa sengaja mendengar hal itu langsung mengha
Read more

Bab 215 Hikmah

"Harusnya kalian berpikir dulu sebelum mengatakan sesuatu. Kalian bukan anak muda lagi, harusnya lebih bijak." Danish masih tampak kesal."Maafkan kami, Nish. Kamu tahu jika yang kami lakukan salah.""Aku tidak berhak memberikan kalian maaf. Yang berhak memberikan maaf hanyalah Isha." Danish tampak semakin dingin."Isha, maaf sudah membuatmu seperti ini. Aku tidak menyangka ucapanku membuatmu kepikiran."Isha sebenarnya sedih ketika mengingat bagaimana mereka membicarakannya. Namun, apa artinya jika marah bukankah itu akan membuang waktu dan tenaganya."Terkadang kita tidak tahu apa yang terjadi pada orang lain. Jangan membiasakan mengasumsikan sendiri. Jika pun aku adalah wanita biasa yang mendapatkan Danish, artinya ada perjuangan yang sudah aku lakukan untuk mendapatkannya." Isha meluapkan sedikit rasa kesalnya. "Aku memaafkan kalian, semoga kalian lebih bijak lagi menilai orang.""Terima kasih." Miska langsung menyalami Isha.Teman-teman yang lain pun menyalami Isha juga. Berterim
Read more

Bab 216 Balas Dendam

"Halo." Suara bass terdengar dari sambungan telepon.Luel yang mendengar hal itu pun langsung menjauhkan ponselnya untuk tahu siapa yang menghubunginya. Alangkah terkejutnya Luel ketika ternyata Levon yang menghubunginya. Luel merutuki kesalahannya yang sedikit membentak ketika menyapa."Hai, Levon." Kali ini suara Luel lebih lembut dibanding tadi."Apa aku mengganggumu?" Levon merasa suara keras tadi adalah tanda jika Luel sedang tidak mau diganggu.Luel langsung bangun. Rasa kantuknya seketika hilang. "Kamu tidak menganggu aku.""Benarkah?""Tentu saja benar.""Syukurlah. Aku pikir aku mengganggumu." Levon tertawa."Ada apa kamu menghubungi aku?" Luel ingin tahu apa yang ingin dikatakan Levon."Aku hanya ingin memberitahu jika minggu depan mungkin aku akan ke sana."Mendengar hal itu Luel langsung girang sekali. Namun, dia berusaha untuk tetap tenang di sambungan telepon."Apa kamu sudah bilang Uncle Danish?""Belum, rencananya mungkin aku akan bilang sehari sebelumnya. Jika sudah b
Read more

Bab 217 Ajak Levon

Isha menjalani hari-harinya dengan tenang paska ditetapkannya Abra sebegitu tersangka kasus pembakaran ruko. Isha tidak lagi memikirkan hal itu. Kini dia hanya ingin menjalani kehamilannya dengan baik. Apalagi usai kandungannya sudah enam bulan. "Lihatlah, perutku semakin besar. Aku gemas sekali." Isha benar-benar senang melihat perutnya semakin besar. "Iya, sudah mulai besar." Danish memeluk sang istri dari belakang. "Lihatlah, saat aku memelukmu saja, tanganku mulai tidak muat." Danish merasa memang perut sang istri mulai besar. "Aku tidak sabar untuk menunggu sembilan bulan." Isha merasa jika pasti akan semakin besar perutnya ketika sembilan bulan. "Sabar. Nikmati prosesnya." Danish mendaratkan kecupan di pipi sang istri. Isha mengangguk. Dia akan menikmati setiap proses yang kehamilannya. "Ayo, kita sarapan." Danish segera mengajak sang istri untuk keluar kamar. Sebelum berangkat dia harus sarapan dulu. "Ayo." Isha segera memutar tubuhnya kemudian melingkarkan tangann
Read more

Bab 218 Tidak Mau Sebentar

"Karena sudah tidak ada Endrew, apalagi?" Luel merasa jika sudah tidak perlu memeluk Levon karena mantan pacarnya sudah tidak ada.Levon menarik tangan Luel dan membawanya untuk memeluknya lagi. Luel tampak terkejut ketika melihat Levon menarik tangannya."Aku tidak mau dimanfaatkan sebentar saja." Levon mengulas senyumnya.Entah kenapa Luel tidak bisa menolak apa yang dilakukan oleh Levon. Dia seolah menikmati apa yang dilakukannya.Saat Luel tidak menolak apa yang dilakukan, Levon tampak senang. Dia selalu menikmati apa yang dilakukan bersama Luel."Sebenarnya kenapa kamu putus dengan pria tadi?" Levon menatap Luel dari pantulan cermin."Ada alasan khusus yang aku tidak bisa katakan." Luel tidak mau jujur pada Levon. Lebih tepatnya dia malu membahas hal itu.Levon tidak memaksa jika memang Luel tidak mau menjawab."Kamu kenapa tiba-tiba sekali ada di kampusku?" Luel masih bingung dengan keberadaan Leo yang tiba-tiba tadi."Aku memang ingin menemuimu. Tidak menyangka jika bertemu den
Read more

Bab 219 Kemah

Luel keluar dari kamar bersamaan dengan Levon yang juga keluar dari kamarnya. Entah kenapa Luel merasa canggung sekali. Sedikit malu pada Levon."Mau turun?" Levon mengulas senyumnya."Iya." Luel mengangguk."Ayo." Levon mengajak Luel untuk bersama.Mereka berdua turun ke lantai bawah bersama. Tentu saja itu menarik perhatian Danish yang juga baru saja keluar kamar."Lihatlah, mereka serasi 'kan. Sudahlah jangan banyak yang dipikirkan." Isha yang melihat Luel dan Levon pun menenangkan sang suami yang tampak khawatir.Danish tidak menjawab ucapan istrinya. Memilih untuk diam saja."Kalian sudah turun, ayo kita makan bersama." Melihat Luel dan Levon, Isha segera mengajak mereka untuk bergabung.Mereka semua ke ruang makan. Menikmati makan malam. Danish masih terus memerhatikan Luel dan Levon. Memerhatikan gerak-gerik dua orang itu.Isha menyadari apa yang dilakukan oleh suaminya. Tentu saja dia yakin jika itu membuat Luel dan Levon tidak nyaman."Sayang, kamu bilang mau ajak Levon kemah
Read more

Bab 220 Kemah (Part 2)

"Memang kamu mau dengan siapa? Dengan Levon?" Danish langsung melayangkan sindiran keras."Bukan begitu juga, Uncle. Kenapa aku tidak dengan Aunty Isha saja?""Aunty Isha tidak bisa tidur sendiri. Harus ada aku." Danish memberikan alasannya."Aku juga tidak bisa tidur sendiri, Uncle. Aku takut. Apalagi ini di tempat asing." Luel tidak mau sampai benar-benar tidur sendiri. Tidur di alam terbuka sepert ini jelas membuatnya takut.Danish bingung saat ini. Dia tidak mungkin membiarkan keponakannya itu tidur bersama. Bisa bahaya jika seperti itu."Sayang, kamu tidur dengan Luel saja bagaimana?" Danish berusaha untuk membujuk Isha.Isha langsung menatap Danish. Dia merasa jika tidak ada pilihan lagi. "Baiklah kalau begitu."Danish bernapas lega karena akhirnya sang istri mau tidur dengan keponakannya. Jika begini, tidak ada masalah."Baiklah, ayo kita rapikan semua. Aku akan ambil barang-barang di mobil." Danish segera beralih pada Levon. "Ayo, kita ambil barang-barang," ajaknya."Baiklah."
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
26
DMCA.com Protection Status