Tak lama kemudian, Firman dan Rangga telah tiba di dalam paviliun. Mereka menyapa Herbert dan Chelsea dengan ramah.Abangnya Anita, Firman, berkata dengan tersenyum, “Bu Chelsea, kita bertemu lagi. Ternyata kita cukup berjodoh!”Namun, Chelsea malah tidak meladeninya sama sekali.Suasana hening ini terasa agak canggung. Kali ini, Firman tidak bisa mempertahankan senyuman di wajahnya lagi. Namun, dia hanya bisa memaki dalam hati, ‘Dasar wanita sialan! Sok sekali!’Ketika melihat situasi ini, Herbert pun bersuara untuk memecahkan rasa canggung. “Duduklah! Coba cicipi teh yang kuseduh ini.”Kali ini, Firman baru kembali tersenyum. “Terima kasih, Pak Herbert.”Setelah mereka berdua duduk di tempat, paviliun yang tadinya tergolong luas seketika terasa agak sempit.Herbert ingin menuangkan teh untuk mereka berdua. Tiba-tiba, adiknya Anita, Rangga, malah merebut teko teh dari tangan Herbert. “Kedudukanku paling rendah di sini. Sudah seharusnya aku menyeduh teh untuk kalian. Kenapa malah Pak H
Read more