Semua Bab Istri Pengganti sang CEO: Bab 881 - Bab 890

911 Bab

Bab 881 Tidak Boleh Menguasai Semuanya Sendiri

“Bu Chelsea! Perkenalkan, namaku Firman Norman, kakaknya Anita.”“Aku Rangga Norman, adiknya Anita.”Mereka berdua memperkenalkan diri mereka, lalu duduk di depan meja tanpa diundang.Chelsea menatap Anita dengan bingung. Sewaktu di telepon, Anita tidak mengungkit masalah kedatangan orang lain. Tangan Anita yang menggenggam menu makanan dikepal semakin erat. Dia menatap mereka berdua dengan raut serius. “Ngapain kalian ke sini? Malam ini, Bu Chelsea mengundangku kemari untuk membahas sesuatu. Kalian ….”“Anita, kenapa kamu berbicara seperti ini? Bagaimanapun ceritanya, kita itu juga 1 keluarga. Semuanya juga berharap yang terbaik untuk Perusahaan Farmasi Norman. Bu Chelsea dari Hope ingin bekerja sama dengan perusahaan kita. Bukannya sudah seharusnya kami datang untuk mendengar diskusi kalian? Sekalian kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bu Chelsea.” Firman langsung menyela omongan Anita. Tatapan mesumnya malah terus menatap ke sisi Chelsea. Rangga juga segera menimpali,
Baca selengkapnya

Bab 882 Merasa Terhormat Meski Gagal

Pada akhirnya, kedua belah pihak tidak berhasil mencapai mufakat.Setelah Firman dan Rangga meninggalkan tempat, Chelsea baru menghentikan langkah Anita. “Lain kali ketika menghadapi saudaramu, kamu mesti bersikap tegas seperti tadi. Kamu itu bos Perusahaan Farmasi Norman. Kamu mesti menunjukkan bahwa kamu itu pemegang kekuasaan tertinggi. Jangan biarkan dirimu diinjak mereka.”Chelsea mengangkat-angkat alisnya dengan perlahan. “Mereka tahu kamu akan menoleransi perbuatan mereka karena tahu kamu menganggap mereka sebagai saudaranya. Itulah sebabnya mereka terus mempersulitmu.”Usai mendengar, akhirnya Anita merespons. “Bu Chelsea, tadi kamu sengaja berbicara seperti itu? Kamu bukan benar-benar ingin melepaskan kerja sama?”“Aku juga nggak bodoh. Mana mungkin aku melepaskan kerja sama sebagus ini demi mereka berdua?” Chelsea tersenyum. “Aku hanya nggak suka lihat mereka persulit kamu.”Anita sungguh berterima kasih kepada Chelsea. Dia tidak menyangka dirinya malah dibantu oleh orang lua
Baca selengkapnya

Bab 883 Kenapa Kamu Malah Buru-Buru?

“Perintah Kak Malcolm. Sementara ini aku akan membantu pekerjaan Pak Herbert.”Usai mendengar penjelasan Daisy, Chelsea pun tersenyum dingin. “Si Malcolm lagi! Ternyata dia nggak mencari masalah sewaktu di kapal, demi rencana ini.”“Bu Chelsea, kamu jangan salah paham. Aku yang meminta bantuan dari Pak Malcolm.” Herbert berbicara. “Aku benar-benar berharap kita bisa bekerja sama. Itulah sebabnya aku minta bantuan orang yang akrab denganmu. Dengan begitu, kita akan lebih gampang dalam berkomunikasi.”Chelsea melihat ke sisi Herbert. “Pak Herbert, sewaktu di kapal, aku sudah mengatakan dengan cukup jelas. Kerja sama yang kamu inginkan bersangkutan dengan banyak aspek. Aku butuh melakukan rapat internal sebelum memutuskannya.” Tatapan Chelsea seketika menjadi dingin. “Kenapa kamu malah buru-buru?”Herbert dapat merasakan kehadiran Daisy membuat Chelsea merasa tidak senang. Hanya saja, dari reaksinya, Herbert semakin mengetahui betapa pentingnya Daisy di hati Chelsea. Hal ini tergolong hal
Baca selengkapnya

Bab 884 Bodoh Sekali!

“Nggak, kok.” Chelsea duluan menjawab, “Aku merasa agak lelah hari ini, nggak bisa menjamu Kak Daisy dengan baik.”Dapat terdengar nada penuh amarah dari ucapan Chelsea.Ardi juga tidak bertanya lagi. Dia melihat Chelsea menaiki tangga tanpa berpamitan sama sekali. Ardi juga merasa tidak berdaya. Dia melihat ke sisi Daisy, lalu berkata, “Kak Daisy, Chelsea memang adalah seorang pengurus di Zenith, tapi terkadang sikapnya itu sangat kekanak-kanakan. Dia juga masih muda, kalau dia melakukan kesalahan, kamu jangan masukin ke hati, ya.”Daisy melirik ke sisi tangga sekilas. Tatapannya kelihatan lara. Kemudian, dia bergumam, “Kali ini, aku yang telah mengecewakannya.”Ardi tidak kedengaran. “Apa katamu?”Daisy menggeleng. “Nggak kenapa-napa.” Dia melihat Ardi dengan tersenyum tipis. “Aku merasa tenang karena ada kamu yang menjaga Chelsea.”“Aku hanya orang cacat. Mana mungkin aku bisa menjaga Chelsea? Malahan dia yang lebih banyak menjagaku. Beberapa hari lalu, dia ketiduran di sofa. Aku me
Baca selengkapnya

Bab 885 Apa Kamu Akan Mendengar Masukanku?

Setelah mendengar pertanyaan Ferdy, kepala Sonia terasa sangat sakit. “Aku juga nggak tahu ….”Chelsea mengangkat tangannya untuk menekan-nekan ujung keningnya. “Herbert berusaha keras untuk bekerja sama dengan Hope. Sepertinya ada motif tersembunyi di belakangnya.”Perbuatan Herbert melenyapkan kesan bagusnya di hati Chelsea.“Tapi … Kak Daisy sedang berada di sisi Herbert. Kalau kerja sama kali ini nggak berhasil, entah hukuman apa yang akan diberikan Malcolm kepada Kak Daisy.” Chelsea sungguh merasa serbasalah. Dia menatap Ferdy dengan penat. “Menurutmu, apa yang mesti aku lakukan?”“Apa kamu akan mendengar masukanku?” tanya Ferdy kembali.Chelsea dapat menebak apa yang ingin Ferdy katakan. Dia langsung menjulingkan bola matanya. “Dasar manusia nggak punya hati.”Ferdy pun tersenyum. “Bukannya kamu sudah punya jawabannya? Apa perlu kamu menjadikanku sebagai orang jahat?”Dengan karakter Chelsea, dia tidak mungkin mengabaikan Daisy begitu saja. Jadi, meski Chelsea tahu terpendam moti
Baca selengkapnya

Bab 886 Aku Ingin Mengujimu

Chelsea merasa gugup. “Kakek, aku ingin meminta pendapatmu. Sekarang perusahaan farmasi sebesar Perusahaan Farmasi Hermera berinisiatif untuk bekerja sama dengan Hope, kesempatan ini adalah kesempatan yang sangat langka bagi Hope.”“Aku nggak setuju.” Calvin langsung menolak dengan tegas. “Sekarang Hope ingin mengembangkan bisnis produksi obat dan juga bekerja sama dengan Perusahaan Farmasi Hermera. Apa kamu ingin membuatku mati kecapekan?”Chelsea segera menjelaskan, “Tentu saja bukan. Aku paling sayang sama Kakek. Mana mungkin aku tega melihat Kakek kecapekan?”“Baguslah kalau kamu berpikir seperti itu. Asal kamu tahu, aku sudah tua, nggak sanggup untuk memikul banyak beban. Kalau kamu ingin bekerja sama dengan Perusahaan Farmasi Hermera, kamu jalankan saja setelah aku sudah di bawah tanah nanti!” Usai berbicara, Calvin langsung mengakhiri panggilan.Chelsea yang tiba-tiba dimarah itu terbengong di tempat. Kenapa Kakek Calvin semarah ini?…Setelah panggilan itu, Calvin bagai telah m
Baca selengkapnya

Bab 887 Mendiskusikannya dengan Pak Ferdy

Saat berada di luar taman kanak-kanak, Ferdy menatap 2 bocah cilik berjalan ke dalam sekolah. Setelah tidak kelihatan bayangan punggung mereka lagi, Ferdy mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan kepada Chelsea.[ Sudah sampai dengan selamat. ]Kalimat itu singkat, padat, dan tepat.Saat Chelsea menerima pesan, dia hanya membalas dengan sangat singkat. [ Oke. ]Kemudian, tidak ada kelanjutan lagi.Namun, Chelsea masih tidak meletakkan ponselnya. Dia menatap layar ponselnya dengan terbengong. Dengan kondisi seperti sekarang, Chelsea merasa mereka bagai sekeluarga saja.Beberapa tahun ini Chelsea sibuk untuk mengejar kariernya. Dia jarang melambatkan langkahnya untuk menikmati hidup. Setelah dipikir-pikir, sepertinya Ferdy selalu ada di setiap momen hidupnya.Kepikiran hal ini, Chelsea tersenyum tidak berdaya. Entah sejak kapan pria itu diam-diam masuk ke dalam hidupnya. Chelsea berusaha untuk menyingkirkan pemikirannya, lalu mengirim pesan kepada Anita, mengajaknya untuk ketemuan di
Baca selengkapnya

Bab 888 Berencana Meminjam Spermanya?

“Setelah kamu mengajakku untuk ketemuan waktu itu, anggota Milano Group mencariku untuk membahas soal investasi. Katanya, Milano Group sangat percaya dengan prospek Perusahaan Farmasi Norman. Mereka berencana untuk memperbesar skala pabrik Perusahaan Farmasi Norman.”Anita menatap Chelsea. Dia merasa sangat aneh. “Aku kira Pak Ferdy sudah diskusi sama Bu Chelsea ….” Ketika melihat reaksi Chelsea, sepertinya Ferdy mencari Perusahaan Farmasi Norman tanpa sepengetahuan Chelsea.“Bu Chelsea, aku tahu nggak seharusnya aku bertanya soal masalah pribadimu, tapi ….” Anita mencoba untuk bertanya, “Sekarang kalian berdua adalah mitra kerja samaku. Apa boleh aku mengetahui hubungan ….” (kalian berdua?)Dua kata terakhir tidak dilontarkan oleh Anita. Dia hanya mengamati ekspresi Chelsea dengan penuh hati-hati.“Nggak apa-apa. Milano Group bisa menginvestasi Perusahaan Farmasi Norman juga adalah sebuah kabar bagus. Kamu nggak usah terlalu peduli dengan hubunganku dan Pak Ferdy.”Nada bicara Chelsea
Baca selengkapnya

Bab 889 Amarah Pria Tidak Berguna

Larut malam.Sonia memasuki restoran dengan perlahan. Baru saja dia melepaskan sepatu hak tingginya, lampu di ruang tamu tiba-tiba menyala. Dia spontan merasa syok.“Kenapa kamu pulangnya malam sekali? Ke mana kamu?” Terdengar suara dingin Sandy.Sonia menelan air liurnya berusaha untuk bersikap tenang. “Tadi aku kumpul dengan beberapa klien. Kami mengobrol dengan sangat gembira, jadi lupa waktu.”“Kenapa aku dengar-dengar kalian sudah bubar sekitar jam 21.30?” Kali ini suara Sandy semakin dingin lagi. Kelihatan sekali amarahnya sudah di ujung ambang.Sonia mengerutkan keningnya. Sebenarnya si berengsek mana yang memberi laporan kepada Sandy?“Iya, acaranya memang bubar sekitar jam 21.30. Hanya saja, asistenku si Delon minum kebanyakan karena bantu menghabiskan jatahku. Nggak mungkin aku nggak menghiraukannya, ‘kan?”Sonia melepaskan sandal, lalu berjalan ke hadapan Sandy dengan perlahan. Terlintas senyuman di wajahnya. “Hanya aku saja yang nggak minum alkohol. Jadi, aku antar dia ke r
Baca selengkapnya

Bab 890 Uang Ada di Depan Mata

Di dalam ruang kerja, Sonia telah menghabiskan setengah cangkir kopi. Akhirnya dia mendengar suara buka pintu.Delon berjalan ke depan mejanya dengan takut. Dia menunduk tidak berani menatap Sonia. “Bu Sonia, ada urusan apa kamu mencariku?”Sonia tersenyum padanya. “Sekarang hanya ada kita berdua di ruangan ini. Kamu nggak usah bersikap terlalu sungkan terhadapku. Gimana kalau kamu panggil aku Sonia seperti semalam saja?”Delon merasa sangat syok. “Semalam … kita ….”“Emm, kita sudah tidur bersama.” Sepertinya Sonia sedang membayangkan apa yang terjadi semalam. Dia menjilat ujung bibirnya. “Semalam performamu cukup bagus. Aku merasa sangat puas.”“Aku ….” Saking syoknya, Delon bahkan tidak bisa berdiri dengan tegak lagi. Dia menopang tubuhnya dengan memegang meja. Dia melihat ke sisi Sonia sembari memelas. “Aku … aku benar-benar sudah mabuk semalam. Bu Sonia, kamu bisa menghukumku, tapi aku mohon jangan pecat aku!”“Bukannya aku lagi memujimu? Mana mungkin aku akan menghukummu?”Sonia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
878889909192
DMCA.com Protection Status