“Semua yang duduk di sini seharusnya tahu, Chelsea adalah bos di balik Organisasi Hope.” Ferdy menambahkan dengan santai, “Hope berniat untuk bekerja sama dengan Perusahaan Farmasi Norman. Kelak, Perusahaan Farmasi Norman bertanggung jawab dalam memproduksi obat-obatan Hope.”“Mengenai pengaruh Hope di dalam dan luar negeri, seharusnya nggak usah kujelaskan lagi, ‘kan? Kalau kita nggak menginvestasi Perusahaan Investasi Norman sekarang, apa kita berencana menyerahkan kesempatan bagus ini kepada investor lain?”Sambil berbicara, tatapan Ferdy tiba-tiba beralih ke sisi Sandy. “Berhubung Kak Sandy keberatan dengan proyek ini, aku ingin mendengar masukanmu.”Sandy mengangkat kedua tangannya. “Masukan apa yang bisa aku berikan? Pak Ferdy mendapatkan informasi rahasia dari wanita, lalu membawa keuntungan besar kepada Milano Group. Sepertinya sudah seharusnya aku berterima kasih kepadamu?”“Kamu ….” Kali ini, Irfan tidak bisa tinggal diam lagi. Baru saja dia hendak berdiri, pundaknya malah di
Irfan masih saja merasa tidak adil. Pada saat ini, tiba-tiba kedengaran suara perintah Ferdy. “Kamu carikan staf yang mengerti coding ke ruanganku.”Kali ini, Irfan tertegun sejenak. “Apa?”Ferdy menjelaskan dengan penuh rasa sabar, “Ada program yang ingin aku atasi.”Irfan masih saja merasa bingung. Sejak kapan Pak Ferdy tertarik dengan masalah program?“Pak Ferdy, kamu bisa menyerahkan masalah program itu kepadaku. Aku akan suruh orang untuk bantu kamu mengatasinya. Untuk apa kamu suruh staf ke ruanganmu?”“Aku perlu memahami prosesnya.” Ferdy melirik Irfan dengan kesal. “Sekarang apa aku mesti menjelaskan perintahku?”Irfan segera melambaikan tangannya. “Tentu saja bukan. Aku hanya penasaran saja.”Baru saja Ferdy dipersulit dalam rapat, sekarang dia malah mengungkit masalah program? Aneh sekali!“Jadi, kenapa kamu masih berdiri di sana?” Ketika mendengar pertanyaan Ferdy, Irfan segera tersadar dari bengongnya. “Oke, aku akan cari sekarang.”Setelah Irfan berjalan menjauh, Ferdy me
Setelah Chelsea mendengar rekaman suara itu, hal pertama yang dilakukan Chelsea adalah mencari laman obrolan Ferdy. Baru saja mengetik beberapa kata, dia malah mulai merasa ragu.Chelsea berpikir, lagi pula siang hari nanti Ferdy akan mengantar Timothy pulang sekolah. Bukankah akan lebih baik untuk menanyakannya secara langsung?Setelah memutuskan, Chelsea mengirim pesan kepadanya.[ Malam hari ini kamu makan malam di rumah. Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu. ]Entah kenapa suasana hati Chelsea malah terasa bagus. Saat Bella mengantar hasil desainnya, dia juga merasa ada yang berbeda dengan Chelsea. Dia mengamati Chelsea dengan saksama, lalu bertanya dengan penasaran, “Bu Chelsea, ada kabar bahagia apa?”Chelsea sedang menunduk untuk melihat hasil desainnya. Dia membalas dengan asal-asalan, “Nggak ada.”“Jadi, kenapa kamu ….” Bella menatap senyuman tipis di wajah Chelsea. “Sepertinya kamu merasa sangat gembira.”“Oh, ya?” Kali ini, Chelsea baru mengangkat kepalanya. “Apa aku keliha
Suasana di dalam ruang dapur sangat hening.Irfan melirik Ferdy sekilas, tidak berani bersuara lagi.Chelsea lanjut bertanya, “Apa semua itu ada hubungannya sama aku? Apa Sandy mengatakan kamu menginvestasi Perusahaan Farmasi Norman karena maksud pribadi?”Usai mendengar, Irfan melebarkan matanya melihat ke sisi Chelsea. Dia sedang merasa takjub dengan indra keenam Chelsea.Akhirnya Chelsea mengerti. Dia pun memaki, “Sandy itu memang cari masalah.”Ferdy berkata dengan tenang, “Kamu tenang saja. Dia nggak akan bisa menghalangi proyekku.”“Aku mengerti.” Chelsea meliriknya dengan tidak berdaya. “Nggak ada yang bisa menghalangi keputusanmu di Milano Group. Hanya saja, kamu juga nggak bisa menghalangi orang-orang menggosipmu dari belakang.”“Semua itu hanya masalah sepele saja ….” Irfan berkata dengan suara kecil, “Tadi Pak Sandy malah mengisyaratkan bahwa dia nggak bersalah. Dia bahkan mengatakan setelah Pak Antoni sadar nanti, nama baiknya otomatis akan dibersihkan.”“Irfan,” jerit Ferd
Keesokan harinya, Chelsea datang tepat waktu ke Bandara Mahara.Sejak Chelsea menjemput Calvin hingga masuk ke mobil, raut Calvin kelihatan sangat murung.Chelsea juga tidak buru-buru menghidupkan mesin mobil, melainkan menatap ke sisi Calvin. “Kakek, apa maksudmu? Aku sudah capek-capek menjemputmu, kenapa kamu nggak senyum sama aku?”“Aku tanya kamu, apa kamu masih ingin kerja sama dengan Herbert?” tanya Calvin dengan kesal.“Aku ….”Ketika melihat Chelsea terbata-bata, emosi Calvin semakin membara. “Ternyata peringatanku sebelumnya nggak berguna sama sekali. Apa perlu aku mengawasimu secara langsung?”“Hah?” Chelsea tertegun sejenak. “Kakek pulang hanya demi masalah ini?”“Tentu saja bukan.” Calvin memelototinya sekilas. “Aku datang untuk melakukan inspeksi Perusahaan Farmasi Norman. Kerja sama kali ini bersangkutan dengan masalah produksi obat-obatan. Kita mesti lebih berwaspada. Seandainya ada kelalaian sedikit saja, bukan hanya akan merusak reputasi Hope saja, nyawa manusia juga t
Sekujur tubuh Chelsea merinding. Dia spontan hendak melepaskan pelukan Ferdy. Namun siapa sangka, pelukan Ferdy malah semakin kuat lagi.Chelsea menggertakkan giginya, memperingati dengan suara kecil, “Ferdy, kita lagi di depan rumahku.”“Apa mungkin sopir nggak tahu alamat rumah majikannya?” tanya Ferdy dengan tersenyum.Chelsea tertegun sejenak. “Tadi aku hanya sembarangan bicara saja.”“Respons pertama itu biasanya berupa isi hatimu.” Ferdy semakin mendekat. Senyuman di wajahnya semakin jelas lagi. “Apa benar kamu menganggapku sebagai sopir? Heh?”Embusan napas hangat Ferdy membuat hati Chelsea terasa membara. Jantungnya berdebar semakin kencang saja. Lantaran merasa gugup, Chelsea salah tingkah langsung menginjak kaki Ferdy.Saat Ferdy sedang kesakitan dan melepaskan pelukannya, Chelsea langsung melarikan diri, kemudian memelototi Ferdy sembari berkata, “Seorang sopir malah berani menggoda majikannya. Awas nanti kamu dipecat!”Selesai berbicara, Chelsea segera berjalan pergi. Langk
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak