Home / Pernikahan / Istri Pengganti sang CEO / Chapter 351 - Chapter 360

All Chapters of Istri Pengganti sang CEO: Chapter 351 - Chapter 360

911 Chapters

Bab 351 Posisinya Tersingkirkan

Senin itu, Soraya Jewelry mengadakan rapat pagi mingguan. Selesai rapat, Chelsea menahan Bella dan mendengar laporannya tentang desain produk baru untuk pameran akhir tahun.Chelsea mendengarkan dengan saksama, lalu dia pun mengulum senyum manis dan bertanya, "Kalau aku menyerahkan tanggung jawab pameran akhir tahun padamu, apa kamu percaya diri mampu melakukannya?""Hah? Gimana?" sahut Bella tidak percaya."Bukannya aku pernah berjanji untuk mempromosikan karya kalian dalam kompetisi sebagai seri utama? Untuk produk baru sisanya, kalian cukup membuat beberapa desain lain. Sebenarnya, ini nggak terlalu sulit, cuma tergantung kamu berani atau nggak," ujar Chelsea sambil tersenyum."Tapi ...," gumam Bella dengan ragu. Tadinya, dia mengira Chelsea hanya berusaha menghibur mereka dengan mengucapkan kata-kata itu. Tak disangka, atasannya ini benar-benar serius.Bella punya ambisi besar, tetapi dia juga merasa takut. Bagaimanapun, pameran akhir tahun berpengaruh besar bagi sebuah merek. Bell
Read more

Bab 352 Tidak Bisa Menghentikanku Selamanya

Dua hari kemudian, Chelsea terbang ke Sinlandia. Setelah memakai penutup mata dan hendak tidur sebentar, seseorang mendadak menepuk bahunya.Chelsea menoleh dengan heran, lalu terkejut saat mendapati Ardi di sana. Katanya, "Kenapa kamu bisa ...."Ardi yang selalu memasang tampang dingin menjawab, "Aku yang akan jadi pengawalmu kali ini."Chelsea langsung menyahut, "Nggak perlu, aku ....""Kamu mau menyuruhku lompat turun sekarang?" potong Ardi.Chelsea terdiam, tidak bisa melontarkan penolakannya lagi. Akhirnya, dia hanya tersenyum tanpa daya dan berujar, "Oke, terserah kamu saja."Ardi mengiakan sambil menyandar ke kursinya. Dia bersedekap dan berkata dengan dingin, "Kamu sudah bisa istirahat."Chelsea memandang Ardi dengan muram. Ini pertama kalinya dia melihat pengawal yang begitu bossy.Penerbangan ke Sinlandia berlangsung selama 11 jam. Chelsea terbangun beberapa kali dan tidak bisa tidur dengan nyenyak. Alhasil, dia masih menguap ketika turun dari pesawat. Dengan mata yang masih
Read more

Bab 353 Broker Top

Rumah Lelang Sejahtera terletak di sebuah pulau kecil di Sinlandia. Berkat rumah lelang, pulau yang jauh dari ibu kota ini memiliki fasilitas lengkap. Selama bertahun-tahun, banyak orang kaya yang datang dan pergi ke pulau itu. Setelah sekian lama, pulau itu seolah-olah telah menjadi surga para kaum borjuis.Kemakmuran pulau ini terlihat begitu jelas. Contohnya, pihak hotel saja sampai menggunakan limosin untuk mengantar jemput para tamu.Chelsea sudah lama tidak datang ke pulau itu. Jadi, dia merasa sedikit asing saat berdiri di dermaga dan melihat struktur pulau itu dari jauh. Dia baru pergi beberapa bulan, tetapi rasanya sudah lama sekali. Dia bahkan hampir lupa seperti apa dirinya saat dia menjadi "Yola". Chelsea segera membenahi emosinya, lalu masuk ke limosin bersama Daisy.Meskipun dinamakan hotel, tempat mereka menginap sebenarnya adalah sebuah vila tunggal dua lantai yang besar. Chelsea memiliki satu vila di sudut paling terpencil pulau dan pernah menghabiskan tiga tahun laman
Read more

Bab 354 Dia Pasti Bertemu dengannya!

Darwin menjawab sambil menggeleng, "Nggak pernah. Dia selalu duduk di balik layar pembatas. Cuma orang yang mendapatkan barang lelang yang menjadi tanggung jawabnya yang bisa bertemu dengannya."Kendrian menimpali dengan nada terkejut, "Kalau begitu, Kakek juga nggak tahu apa broker ini pria atau wanita?"Darwin berdeham, lalu mengingatkan, "Semua orang yang memasuki rumah lelang akan menandatangani perjanjian kerahasiaan. Nggak boleh ada yang sembarangan bicara."Selama bertahun-tahun ini, hanya tiga barang yang pernah ditangani sendiri oleh sang broker top. Semuanya adalah harta dengan harga yang fantastis. Di kalangan penggemar barang antik, bisa bertemu dengan broker ini saja sudah sangat membanggakan.Meskipun Darwin gemar mengoleksi barang antik, dia tidak pernah sampai membelanjakan uangnya besar-besaran demi suatu koleksi. Namun, kali ini dia datang dengan kepercayaan diri penuh. Kali ini, dia pasti bertemu dengan broker top itu!Darwin berujar sambil mengusap janggutnya, "Wakt
Read more

Bab 355 Seberapa Luar Biasa Wanita Itu?

Akhirnya, Darwin mendapatkan Patung Delapan Dewa dengan harga 760 miliar. Sesuai keinginannya, dia membawa Peter dan Kendrian menemui sang broker top untuk mengurus prosedur serah terima. Namun, setelah mereka memasuki ruangan, mereka diberi tahu bahwa sang broker top sedang berhalangan datang untuk menemui mereka.Darwin langsung mengeluh dengan marah, "Broker top macam apa yang kalian punya! Aku sudah membayar banyak, tapi dia sama sekali nggak mau menemuiku! Masalah apa yang lebih penting dariku?"Karyawan rumah lelang berkata, "Mohon tenangkan diri Anda. Nona kami memang sedang punya keperluan penting lain. Izinkan saya membantu Anda menangani prosedur serah terima. Anda tidak akan ....""Aku nggak peduli! Pokoknya ...." Darwin terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Broker top itu seorang wanita?"Karyawan itu mengangguk dan menjawab, "Iya. Dia juga ketua rumah lelang ini. Sebelumnya, dia sudah berpesan agar saya menjamu kalian dengan baik."Darwin tersentak kaget. Selama ini, dia s
Read more

Bab 356 Kamu Ingin Mati

Di belakang layar pembatas, Malcolm duduk dengan santai. Kedua kakinya disilangkan dan diletakkan di atas meja. Pria ini memiliki paras yang hampir sempurna dan sikapnya tampak arogan. Malcolm mengenakan kemeja dan celana panjang hitam, 3 kancing kemejanya yang paling atas terbuka sehingga menunjukkan tulang selangka dan sebagian dari tatonya.Tato malaikat jatuh di kulitnya yang putih terlihat sangat mencolok. Malcolm sedang memegang tasbih kayu cendana. Hal ini membuat Malcolm terlihat seperti memiliki 2 sisi kepribadian yang berbeda.Mendengar suara langkah kaki Chelsea yang mendekat, Malcolm baru memandang Chelsea dan tersenyum. Chelsea sangat takut kepada Malcom. Hanya dalam waktu singkat, tubuh Chelsea sudah keringatan."Chelsea, sudah berapa lama kamu bergabung dengan Zenith?" tanya Malcolm.Chelsea menjawab, "Dua belas tahun."Malcolm mengulangi ucapan Chelsea, "Dua belas tahun ...."Nada bicara Malcolm menjadi tegas saat melanjutkan, "Kamu masih nggak tahu aturan setelah berga
Read more

Bab 357 Mengancam Dua Kali

Hujan lebat tak kunjung reda. Malcolm hanya mendengar ucapan Chelsea seraya memperhatikan sikap Chelsea yang dingin saat berbicara. Malcolm memegang dahinya dan menunduk.Sementara itu, Chelsea belum mendapatkan jawaban dari Malcolm. Tiba-tiba, terdengar suara yang bising di luar. Kemudian, pintu ruangan dibuka secara kasar.Ardi tidak memedulikan pengawal yang mengadangnya, dia buru-buru berjalan masuk ke ruangan dan memanggil, "Chel ...."Setelah itu, sebuah pisau memelesat, lalu melewati leher Ardi dan tertancap di kosen pintu. Ardi yang kaget terdiam di tempat.Daisy segera maju, tetapi tidak berani memandang Malcolm. Dia langsung meminta maaf seraya menunduk, "Kak Malcolm, maaf. Bawahanku nggak tahu aturan, nanti aku pasti akan mengajarinya."Chelsea juga ikut memohon, "Kak Malcolm, Ardi itu pengawalku. Dia hanya mengkhawatirkan keselamatanku. Kamu jangan ....""Oh, pengawalmu?" ujar Malcolm. Dia memandang Ardi, lalu berkomentar sambil mengangkat alisnya, "Kamu cukup bernyali."Ar
Read more

Bab 358 Bekerja denganku

Chelsea membawa Daisy dan Ardi ke ruang istirahat, lalu menceritakan perbincangannya dengan Malcolm secara singkat. Namun, Chelsea tidak menceritakan secara detail bagaimana dirinya bisa mendapat kesempatan untuk bernegosiasi saat diancam oleh Malcolm dengan pisau. Chelsea tidak ingin membocorkan masalah yang berhubungan dengan nasib Zenith, lebih baik jika tidak banyak yang tahu.Chelsea berkata, "Kelak, aku nggak lagi terikat dengan organisasi, tapi aku masih bisa mempertahankan panggilan 'Bu Yola'. Selain itu, tadi Kak Malcolm bilang dia mau jadi pemegang saham. Itu berarti dia mengincar fasilitas kesehatan yang kumiliki."Chelsea melanjutkan, "Kak Malcolm sudah memutuskan untuk menjadi pemegang saham, artinya dia percaya dengan kemampuanku. Jadi, Kak Malcolm nggak akan menyakitiku. Lagi pula, siapa yang nggak tertarik dengan uang?"Setelah Chelsea selesai bicara, Daisy malah menimpali dengan sinis, "Apa kamu pikir Kak Malcolm benar-benar kekurangan uang? Dia menjadi pemegang saham
Read more

Bab 359 Dipermainkan

Darwin dan lainnya memasuki kompleks vila dengan menaiki mobil yang disediakan oleh hotel. Mereka melihat sebuah vila yang terletak di lokasi terpencil. Kemudian, pelayan membawa mereka masuk dan berjalan menuju ruang bersantai di halaman belakang. Namun, ruangan ini lebih mirip dengan rumah kaca yang ditanami bunga-bunga.Begitu menyingkap tirai, langsung tercium wangi bunga yang semerbak. Darwin menarik napas dalam-dalam. Ketika hendak memuji selera broker top yang berkelas, Darwin melihat sosok familier yang berdiri di belakang bunga-bunga.Chelsea memetik bunga, lalu memandang sekelompok orang di luar pintu dan tersenyum. Chelsea berucap, "Akhirnya kalian datang juga."Darwin tertegun, kenapa wanita ini ada di sini? Sementara itu, Peter juga terkejut. Dibandingkan dengan mereka, Kendrian bersikap sangat tenang. Kendrian tersenyum, seperti menantikan tontonan yang seru.Hari ini, Chelsea mengenakan gaun berwarna berwarna putih. Dia makin terlihat elegan saat berdiri di tengah bunga-
Read more

Bab 360 Aku yang Membuat Peraturan

Chelsea sudah memperkirakan Darwin pasti akan menyangkal. Chelsea mengangkat bahu dan menimpali, "Aku memang nggak mampu menggertakmu, tapi aku berhak menahan Patung Delapan Dewa."Darwin membentak, "Beraninya kamu! Aku yang membeli Patung Delapan Dewa itu! Atas dasar apa kamu menahannya?""Aku itu penanggung jawab Patung Delapan Dewa," ucap Chelsea. Dia menuang secangkir teh untuk dirinya, lalu meniup teh panas itu dan melanjutkan, "Patung Delapan Dewa ini nggak susah dijual. Kalau kamu nggak membelinya, pasti ada banyak orang yang menawarkan harga tinggi."Chelsea meneruskan ucapannya, "Pak Darwin, kamu itu klien lama, seharusnya kamu tahu hal ini, 'kan? Di pulau ini, Rumah Lelang Sejahtera sangat berpengaruh dan aku yang membuat peraturannya." Tatapan Chelsea sangat dingin saat berbicara.Kala ini, Darwin benar-benar panik. Dia makin percaya dengan perkataan Chelsea. Darwin memegang tongkat dengan erat dan mengakui sambil berusaha menahan emosinya, "Itu kemauan Shania. Dia nggak mau
Read more
PREV
1
...
3435363738
...
92
DMCA.com Protection Status