Chelsea sudah memperkirakan Darwin pasti akan menyangkal. Chelsea mengangkat bahu dan menimpali, "Aku memang nggak mampu menggertakmu, tapi aku berhak menahan Patung Delapan Dewa."Darwin membentak, "Beraninya kamu! Aku yang membeli Patung Delapan Dewa itu! Atas dasar apa kamu menahannya?""Aku itu penanggung jawab Patung Delapan Dewa," ucap Chelsea. Dia menuang secangkir teh untuk dirinya, lalu meniup teh panas itu dan melanjutkan, "Patung Delapan Dewa ini nggak susah dijual. Kalau kamu nggak membelinya, pasti ada banyak orang yang menawarkan harga tinggi."Chelsea meneruskan ucapannya, "Pak Darwin, kamu itu klien lama, seharusnya kamu tahu hal ini, 'kan? Di pulau ini, Rumah Lelang Sejahtera sangat berpengaruh dan aku yang membuat peraturannya." Tatapan Chelsea sangat dingin saat berbicara.Kala ini, Darwin benar-benar panik. Dia makin percaya dengan perkataan Chelsea. Darwin memegang tongkat dengan erat dan mengakui sambil berusaha menahan emosinya, "Itu kemauan Shania. Dia nggak mau
Saat ini, Darwin diantarkan oleh seorang wanita gemuk ke dalam rumah."Linda masih belum pulang, apa kamu ingin menunggunya?" tanya si wanita gemuk. Dia pergi ke dapur untuk menyeduh secangkir kopi, lalu membawanya ke hadapan Darwin.Saat ini, Darwin tengah melihat sekeliling. Rumah kecil tiga lantai yang memang tidak begitu luas ini penuh dengan barang-barang yang menumpuk. Si wanita gemuk berbisnis rumah kos. Dia telah menerima belasan murid. Dengan banyaknya orang, tentu saja barang-barangnya juga banyak. "Lingkungan di sini memang agak buruk, tapi aku memperlakukan mereka dengan sangat baik," jelas si wanita gemuk.Darwin tidak menerima kopinya, melainkan mengeluarkan selembar cek dan memberikannya sambil berkata, "Ini biaya Linda selama setahun ke depan. Kalau nggak cukup, minta lagi saja dariku."Begitu wanita gemuk itu melihat nominal yang tertera di cek, dia langsung tersenyum bahagia. Dia segera mengambilnya dan menyelipkannya ke dalam saku sambil berucap, "Kamu memang selalu
Di tengah malam, kasino yang terletak di pusat kota masih dipenuhi dengan suasana yang meriah dan penuh kemewahan. Di antara keramaian orang, seorang gadis berjalan tergesa-gesa dan langsung masuk ke dalam kasino.Setelah melewati kerumunan yang riuh, Lindsey naik lift ke lantai lima. Begitu keluar dari lift, dia dapat mendengar jeritan keras. Lindsey sontak merasa panik dalam hatinya. Dia mempercepat langkahnya dan mengikuti suara itu. Pintu kamar dalam keadaan setengah terbuka, sementara jeritan terus terdengar.Lindsey membuka pintu kamar dengan sekuat tenaga, lalu berseru, "Jangan pukul lagi. Aku sudah membawa uang yang kalian mau!"Orang-orang di dalam kamar berbalik melihatnya. Para pemukul juga menghentikan gerakan mereka. Sementara itu, wajah pria yang menjadi target mereka sudah penuh dengan lebam. Dia tak lagi dikenali.Lindsey sangat tidak tega melihatnya. Dia bertanya dengan berlinang air mata, "Kak Hans, kamu baik-baik saja, 'kan?"Pria yang duduk di sofa bersiul dengan sa
Setelah mereka pergi, Chelsea perlahan mengalihkan pandangannya. Daisy bertanya dengan suara dingin, "Apa yang kamu lihat?"Chelsea menjawab, "Nggak, hanya merasa luar biasa saja."Di negeri asing yang jauh, bisa-bisanya ada seorang gadis yang memiliki mata dan alis yang sangat mirip dengan Ferdy. Chelsea tidak terlalu memedulikan hal ini. Dia hanya menganggapnya sebagai suatu kebetulan. Dia berpendapat bahwa tidak ada orang yang sama persis di dunia ini, meskipun ada banyak orang yang mirip.Chelsea meraih lengan Daisy, lalu bergumam sambil tersenyum, "Kak Daisy, tadi kamu sangat gagah!"Daisy menatapnya dengan kesal sambil berkata, "Nggak usah menyanjungku. Aku bukan orang yang gampang ditenangkan."Chelsea mengeluh dengan manja, "Aduh, aku sudah minta maaf berulang kali. Aku juga sudah janji nggak akan mengambil risiko lagi tanpa memberitahumu dulu. Sikapku sudah tulus banget, 'kan? Kenapa kamu masih nggak percaya?"Semenjak Chelsea berunding dengan Malcolm, Daisy telah marah padany
Ketika pesawat mendarat, langit malam telah menyelimuti Kota Mahara. Peter menerima telepon dari Johanna yang mengatakan bahwa Shania telah pulih cukup baik dalam beberapa hari terakhir. Hanya saja, dia terus ribut ingin bertemu dengan Peter.Setelah mengakhiri percakapan teleponnya dengan Johanna, Peter pun pamit kepada Darwin sebelum pergi. Sementara itu, Darwin tampak mengernyit dan menunjukkan ekspresi kesal.Melihat Darwin yang seperti ini, Kendrian diam-diam merasa gembira. Begitu Darwin tahu bahwa Chelsea adalah Ketua Rumah Lelang Sejahtera, dia mungkin akan makin kesal dengan Shania.Pada saat itu, Kendrian sama sekali tidak tahu bahwa Darwin sedang membuat sebuah rencana yang berbahaya.....Di rumah sakit, Peter masuk ke kamar pasien Shania. Johanna segera bangkit dari tempat duduknya, lalu berkata, "Peter, kamu sudah datang."Ketika melihat Peter, wajah pucat Shania akhirnya lebih cerah. Dia berkata sambil tersenyum, "Kak Peter, aku sangat merindukanmu."Peter berucap dengan
Ketika kembali ke Negara Helvetia, hal pertama yang dilakukan Chelsea adalah mengadakan rapat di Soraya Jewelry. Selama absennya, tim yang dipimpin oleh Bella berhasil menyelesaikan tugas mereka. Desain perhiasan sudah mendekati tahap akhir.Sewaktu rapat, Chelsea menyoroti masalah dalam draf desain dan memberikan arahan langsung tentang cara merevisinya. Anggota tim lain mendengarkan dengan serius, tetapi Bella malah terlihat tidak fokus. Bahkan, ketika Chelsea bertanya padanya, dia baru memberikan reaksi setelah dipanggil beberapa kali.Setelah rapat berakhir, Chelsea memilih untuk tinggal dan bertanya pada Bella dengan penuh perhatian, "Tekanan dari pameran akhir tahun terlalu besar bagimu, ya?"Bella tampak menunduk, lalu berkata dengan suara pelan, "Maaf, Bu Chelsea. Aku merasa masih belum cocok kerja di sini. Seperti yang dikatakan oleh rekan-rekan di departemen, aku baru saja lulus ...."Chelsea mengangkat alisnya sembari berkata, "Sebelum aku ke luar negeri, sikapmu bukan begin
Bella keluar dari gedung kantor dan berlari kecil menuju kafe di dekat sana. Begitu membuka pintu, dia langsung mendengar panggilan penuh semangat Pamela, "Bella, Mama di sini!"Teriakan ini menarik perhatian banyak tamu yang segera melempar mereka tatapan sinis. Alih-alih merasa malu, Pamela justru berkata dengan bangga, "Putriku kerja di Soraya Jewelry! Dia hebat sekali, lho. Bosnya juga sangat menyukainya. Kalian semua kerja di sekitar sini, 'kan? Tolong bantu Bella kalau ada kesempatan, ya!""Ma! Mama ngomong apa, sih? Aku cuma karyawan baru, Mama jangan sesumbar gitu!" ujar Bella sambil buru-buru membawa Pamela duduk di salah satu kursi."Justru karena itulah kamu hebat! Kamu baru masuk kerja, tapi sudah mewakili perusahaan dalam kompetisi. Para karyawan lama nggak bisa menandingimu!" kata Pamela dengan lantang.Bella bergegas menutup mulut ibunya sambil memperingatkan, "Kalau Mama mau terus sesumbar, Mama pulang saja!"Mendengar itu, Pamela akhirnya berhenti menyombongkan putriny
Berita tentang kedatangan Pamela untuk menemui Bella segera terdengar di telinga Chelsea.Usai menceritakan keadaan keluarga Bella, asisten Chelsea tidak kuasa untuk merutuk, "Ini namanya keluarga parasit! Ayah dan kakak laki-laki Bella nggak bekerja, bahkan kakak perempuannya yang sudah menikah sesekali datang untuk meminta uang."Chelsea terdiam sesaat, lalu berkata, "Panggil Bella ke sini."Si asisten langsung mengiakan. Tak lama, asisten itu menuntun Bella memasuki kantor Chelsea.Bella tahu bahwa keributan yang dibuat Pamela telah tersebar ke seluruh perusahaan. Dia pun berkata dengan nada menyesal, "Maaf, Bu Chelsea. Aku membawa pengaruh buruk bagi perusahaan, aku ...."Chelsea tersenyum dan menyuruh Bella duduk sebelum berkata, "Sebenarnya ini bukan salahmu. Hanya saja, aku nggak ingin masalah keluarga memengaruhi pekerjaanmu. Katakanlah, apa ada yang bisa kubantu?"Bella buru-buru mengibaskan tangannya dan membalas, "Nggak, nggak perlu. Ini masalah pribadiku, aku nggak mungkin
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me