Selama seminggu, Soraya Jewelry beberapa kali mengadakan rapat untuk menetapkan desain pameran akhir tahun. Hari ini, Chelsea mengadakan acara makan bersama untuk semua anggota departemen desain sebagai apresiasi atas kerja keras mereka selama beberapa waktu ini.Chelsea juga ingin ikut, tetapi dia mendadak menerima telepon dari Antoni. Kondisi kesehatan Anissa kurang baik dan Chelsea diminta untuk memeriksa wanita tua itu.Setibanya di Kediaman Milano, Chelsea baru tahu bahwa Ferdy juga berada di sana. Dilihat dari wajah berseri-seri Antoni, Chelsea bisa menebak bahwa kakek Ferdy itu sengaja. Di dalam kamar, Anissa sedang berbaring di ranjang sambil menekan dadanya dengan satu tangan. Dia terlihat sedikit sesak napas.Setelah memeriksa denyut nadi Anissa dan mengeluarkan jarumnya, Chelsea mendengar Anissa bertanya dengan suara kecil, "Apa kamu benar-benar bisa?""Kalau Nenek nggak percaya padaku, Nenek boleh meminta Tante Vera untuk memanggil dokter itu kemari," balas Chelsea sambil b
"Sharren yang membuat ibuku kesulitan bersalin. Aku lihat sendiri saat dia memasukkan obat ke dalam makanan ibuku. Aku nggak bisa menghentikannya karena aku masih kecil. Belakangan, Brian mengunciku di kamar dan nggak membiarkanku menemui polisi yang datang. Aku langsung melompat dari lantai tiga dan mematahkan kakiku," beber Ferdy.Ferdy mendengus dan melanjutkan, "Aku terus menangis dan berteriak kalau Sharren yang membunuh ibuku. Tapi, Brian beralasan kalau aku masih kecil dan emosiku nggak terkontrol setelah ibuku meninggal, jadi ucapanku cuma dianggap omong kosong."Selama bertahun-tahun ini, Ferdy tidak pernah ingin mengingat kenangan itu. Dibandingkan dengan saat dirinya disiksa Keluarga Amelia, melihat ibunya meninggal karena kesulitan persalinan dan digantikan Sharren barulah masa-masa tergelapnya.Ferdy menatap Chelsea dan matanya seketika berkaca-kaca saat dia berkata, "Apa menurutmu aku nggak seharusnya membenci anak seorang pembunuh? Aku bahkan ingin sekali menghabisi ibu
Hari itu juga, Ardi membawa rekan-rekannya pindah ke pinggiran kota. Hanya dalam waktu singkat, mereka segera menemukan rumah sewaan baru.Chelsea baru merasa lega setelah tahu bahwa Ardi dan yang lainnya berhasil pindah dengan mulus. Dengan begini, setidaknya Ferdy tidak akan menemukan Ardi untuk sementara. Tanpa bukti, pria itu tidak akan mengusiknya lagi. Sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk memberi tahu kebenarannya pada Ferdy.Chelsea baru menaruh ponselnya saat sang asisten masuk dan melapor, "Bu Chelsea, uang kompensasi dari Celestial Jewelry sudah masuk ke rekening. Barang-barang yang kita beli dengan bantuan Pak Justin juga sudah dikirim ke Pabrik Perhiasan Agler."Mendengar banyak kabar baik sekaligus membuat suasana hati Chelsea membaik. "Bagus," sahut Chelsea sambil tersenyum."Kali ini, Pak Radi pasti nggak menyangka kalau semua batu permata yang dijualnya dengan harga murah akan jadi milik kita," ujar asisten itu. Dengan membayangkannya saja, dia sudah turut senang ba
Setelah menenangkan Johanna, Sonia pun pergi terlebih dahulu. Tak lama kemudian, Radi mengejar Sonia dan berujar, "Sonia, ada yang mau aku diskusikan denganmu."Sonia menghentikan langkahnya, lalu berbalik dan melihat Radi yang menghampirinya. Sonia bertanya, "Ada apa?"Radi menyahut, "Aku lihat Orchida Perfume terus bekerja sama dengan merek perhiasan. Aku pikir ...."Sebelum Radi menyelesaikan ucapannya, Sonia mengernyit dan menyela, "Apa kamu mau Orchida Perfume bekerja sama dengan Celestial Jewelry?"Radi yang antusias menimpali, "Benar! Celestial Jewelry itu aset Keluarga Mulyana. Sekarang perusahaan kita mengalami kesulitan. Kamu bantu ...."Sonia menyergah, "Nggak bisa. Pa, aku kamu nggak merasa permintaanmu ini sangat keterlaluan? Selama ini, apa kamu nggak tahu Orchida Perfume selalu bekerja sama dengan merek perhiasan kelas atas? Celestial Jewelry yang dulu bahkan nggak pantas untuk bekerja sama dengan Orchida Perfume, apalagi sekarang."Sonia menambahkan, "Semua berita buruk
"Nggak apa-apa," ucap Peter sambil mengalihkan pandangannya. Tadi, dia hanya bertanya sedikit, tetapi Darwin langsung naik pitam. Kelihatannya, orang yang dihidupi Darwin di luar negeri sangat penting baginya. Kalau begitu, Peter harus menyelidiki latar belakang orang itu.Peter berpesan, "Malam ini aku ada janji dengan orang lain, jadi aku nggak makan malam lagi."Sebelum Emma sempat merespons, Peter sudah turun ke lantai bawah. Entah kenapa, Emma merasa cemas. Emma melirik ruang kerja sekilas dan teringat dengan ucapan Darwin tadi. Emma sudah menjaga Darwin selama bertahun-tahun, jadi dia sangat memahami sifat Darwin.Darwin tidak terdengar seperti mengancam saja, tetapi benar-benar berniat melaksanakan apa yang diucapkannya. Emma pun khawatir, sebenarnya apa yang diucapkan Peter sehingga Darwin begitu murka?....Di Joy Club, Peter melihat Kendrian dan Harris duduk berdekatan di sofa saat sampai di ruang privat. Mereka berdua minum 1 kotak bir dan terdapat banyak kaleng kosong di at
Tiba-tiba, seseorang membuka pintu ruangan. Orang tersebut bertanya, "Apa kalian datang untuk mengantar minuman? Langsung masuk saja."Chelsea dan Olivia tertegun sejenak, mereka melihat seorang wanita berambut pendek berjalan masuk ke dalam ruangan. Dari belakang, Olivia langsung mengenali wanita ini adalah kakak sepupu Harris yang sangat dekat dengan Harris saat pesta ulang tahun. Ekspresi Olivia langsung menjadi muram, kenapa kakak sepupu Harris malah menganggap mereka sebagai pelayan?Sebelum Chelsea merespons, Olivia sudah mengikuti wanita berambut pendek itu masuk ke ruangan. Wanita itu langsung duduk di samping Harris dan mengeluh, "Harris, kenapa kamu minum begitu banyak? Minuman beralkohol nggak bagus untuk kesehatan."Harris yang mabuk melirik wanita itu sekilas dan bertanya, "Kak Freya, kenapa kamu datang ke sini?"Freya menjelaskan, "Aku dengar kamu ada di sini, makanya aku datang melihatmu. Tante berpesan kepadaku untuk mengawasimu supaya kamu nggak ditipu oleh teman-teman
Namun, Freya bukan hanya tidak takut, dia berdiri dan melawan Chelsea. Freya melipat kedua tangan di dada, lalu tersenyum sinis dan berkata, "Aku tahu Harris menyukai Olivia, pria muda pasti suka dengan wanita cantik dan itu hal yang normal. Tapi, wanita itu salah besar kalau mengira dia bisa masuk ke Keluarga Tandiono hanya dengan perasaan suka itu. Dia cuma artis kurang terkenal, jangan berpikiran macam-macam."Tiba-tiba, seseorang bertanya dengan dingin, "Siapa bilang dia cuma artis kurang terkenal?"Semua orang tertegun, lalu memandang ke arah suara. Kendrian bersandar di sofa dengan santai. Parasnya yang menawan tampak garang. Biasanya, Kendrian selalu terlihat tidak serius. Siapa sangka, auranya begitu mengintimidasi saat marah.Kendrian yang agak mabuk menatap Freya lekat-lekat seraya melanjutkan, "Olivia itu adikku, jadi ada Tanjaya Tech yang menyokongnya. Apa perlu aku memperkenalkan perusahaanku kepadamu?"Freya kaget. Dia baru saja pulang dari luar negeri, tetapi dia tahu te
Di luar klub, Olivia memegang wajah Kendrian dan berseru, "Astaga, ternyata kamu memang kakakku!"Kendrian menyingkirkan tangan Olivia, lalu menimpali, "Kalau bukan kakakmu, memangnya aku ini papamu?"Olivia memelototi Kendrian seraya berucap, "Nanti aku akan mengadu kepada Papa karena kamu bicara seperti ini!"Kendrian mengusap kepala Olivia dan berkomentar, "Kamu itu sudah dewasa, tapi masih suka mengadu kepada orang tua. Sia-sia saja kamu makan begitu banyak, kamu masih seperti anak kecil.""Huh, kalaupun malam ini kamu nggak datang, aku juga nggak akan membiarkan wanita itu menindasku. Lagi pula, ada Chelsea yang menemaniku," sahut Olivia. Dia menggandeng lengan Chelsea dan melanjutkan dengan ekspresi bangga, "Chelsea pasti akan menghajarnya habis-habisan."Kendrian tertawa mendengar ucapan Olivia. Kala ini, Kendrian tampak sangat menawan. Sementara itu, Olivia memandang Kendrian sambil terbengong-bengong. Kenapa dulu dia tidak menyadari ternyata kakaknya yang berengsek ini begitu
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me