Rumah Lelang Sejahtera terletak di sebuah pulau kecil di Sinlandia. Berkat rumah lelang, pulau yang jauh dari ibu kota ini memiliki fasilitas lengkap. Selama bertahun-tahun, banyak orang kaya yang datang dan pergi ke pulau itu. Setelah sekian lama, pulau itu seolah-olah telah menjadi surga para kaum borjuis.Kemakmuran pulau ini terlihat begitu jelas. Contohnya, pihak hotel saja sampai menggunakan limosin untuk mengantar jemput para tamu.Chelsea sudah lama tidak datang ke pulau itu. Jadi, dia merasa sedikit asing saat berdiri di dermaga dan melihat struktur pulau itu dari jauh. Dia baru pergi beberapa bulan, tetapi rasanya sudah lama sekali. Dia bahkan hampir lupa seperti apa dirinya saat dia menjadi "Yola". Chelsea segera membenahi emosinya, lalu masuk ke limosin bersama Daisy.Meskipun dinamakan hotel, tempat mereka menginap sebenarnya adalah sebuah vila tunggal dua lantai yang besar. Chelsea memiliki satu vila di sudut paling terpencil pulau dan pernah menghabiskan tiga tahun laman
Darwin menjawab sambil menggeleng, "Nggak pernah. Dia selalu duduk di balik layar pembatas. Cuma orang yang mendapatkan barang lelang yang menjadi tanggung jawabnya yang bisa bertemu dengannya."Kendrian menimpali dengan nada terkejut, "Kalau begitu, Kakek juga nggak tahu apa broker ini pria atau wanita?"Darwin berdeham, lalu mengingatkan, "Semua orang yang memasuki rumah lelang akan menandatangani perjanjian kerahasiaan. Nggak boleh ada yang sembarangan bicara."Selama bertahun-tahun ini, hanya tiga barang yang pernah ditangani sendiri oleh sang broker top. Semuanya adalah harta dengan harga yang fantastis. Di kalangan penggemar barang antik, bisa bertemu dengan broker ini saja sudah sangat membanggakan.Meskipun Darwin gemar mengoleksi barang antik, dia tidak pernah sampai membelanjakan uangnya besar-besaran demi suatu koleksi. Namun, kali ini dia datang dengan kepercayaan diri penuh. Kali ini, dia pasti bertemu dengan broker top itu!Darwin berujar sambil mengusap janggutnya, "Wakt
Akhirnya, Darwin mendapatkan Patung Delapan Dewa dengan harga 760 miliar. Sesuai keinginannya, dia membawa Peter dan Kendrian menemui sang broker top untuk mengurus prosedur serah terima. Namun, setelah mereka memasuki ruangan, mereka diberi tahu bahwa sang broker top sedang berhalangan datang untuk menemui mereka.Darwin langsung mengeluh dengan marah, "Broker top macam apa yang kalian punya! Aku sudah membayar banyak, tapi dia sama sekali nggak mau menemuiku! Masalah apa yang lebih penting dariku?"Karyawan rumah lelang berkata, "Mohon tenangkan diri Anda. Nona kami memang sedang punya keperluan penting lain. Izinkan saya membantu Anda menangani prosedur serah terima. Anda tidak akan ....""Aku nggak peduli! Pokoknya ...." Darwin terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Broker top itu seorang wanita?"Karyawan itu mengangguk dan menjawab, "Iya. Dia juga ketua rumah lelang ini. Sebelumnya, dia sudah berpesan agar saya menjamu kalian dengan baik."Darwin tersentak kaget. Selama ini, dia s
Di belakang layar pembatas, Malcolm duduk dengan santai. Kedua kakinya disilangkan dan diletakkan di atas meja. Pria ini memiliki paras yang hampir sempurna dan sikapnya tampak arogan. Malcolm mengenakan kemeja dan celana panjang hitam, 3 kancing kemejanya yang paling atas terbuka sehingga menunjukkan tulang selangka dan sebagian dari tatonya.Tato malaikat jatuh di kulitnya yang putih terlihat sangat mencolok. Malcolm sedang memegang tasbih kayu cendana. Hal ini membuat Malcolm terlihat seperti memiliki 2 sisi kepribadian yang berbeda.Mendengar suara langkah kaki Chelsea yang mendekat, Malcolm baru memandang Chelsea dan tersenyum. Chelsea sangat takut kepada Malcom. Hanya dalam waktu singkat, tubuh Chelsea sudah keringatan."Chelsea, sudah berapa lama kamu bergabung dengan Zenith?" tanya Malcolm.Chelsea menjawab, "Dua belas tahun."Malcolm mengulangi ucapan Chelsea, "Dua belas tahun ...."Nada bicara Malcolm menjadi tegas saat melanjutkan, "Kamu masih nggak tahu aturan setelah berga
Hujan lebat tak kunjung reda. Malcolm hanya mendengar ucapan Chelsea seraya memperhatikan sikap Chelsea yang dingin saat berbicara. Malcolm memegang dahinya dan menunduk.Sementara itu, Chelsea belum mendapatkan jawaban dari Malcolm. Tiba-tiba, terdengar suara yang bising di luar. Kemudian, pintu ruangan dibuka secara kasar.Ardi tidak memedulikan pengawal yang mengadangnya, dia buru-buru berjalan masuk ke ruangan dan memanggil, "Chel ...."Setelah itu, sebuah pisau memelesat, lalu melewati leher Ardi dan tertancap di kosen pintu. Ardi yang kaget terdiam di tempat.Daisy segera maju, tetapi tidak berani memandang Malcolm. Dia langsung meminta maaf seraya menunduk, "Kak Malcolm, maaf. Bawahanku nggak tahu aturan, nanti aku pasti akan mengajarinya."Chelsea juga ikut memohon, "Kak Malcolm, Ardi itu pengawalku. Dia hanya mengkhawatirkan keselamatanku. Kamu jangan ....""Oh, pengawalmu?" ujar Malcolm. Dia memandang Ardi, lalu berkomentar sambil mengangkat alisnya, "Kamu cukup bernyali."Ar
Chelsea membawa Daisy dan Ardi ke ruang istirahat, lalu menceritakan perbincangannya dengan Malcolm secara singkat. Namun, Chelsea tidak menceritakan secara detail bagaimana dirinya bisa mendapat kesempatan untuk bernegosiasi saat diancam oleh Malcolm dengan pisau. Chelsea tidak ingin membocorkan masalah yang berhubungan dengan nasib Zenith, lebih baik jika tidak banyak yang tahu.Chelsea berkata, "Kelak, aku nggak lagi terikat dengan organisasi, tapi aku masih bisa mempertahankan panggilan 'Bu Yola'. Selain itu, tadi Kak Malcolm bilang dia mau jadi pemegang saham. Itu berarti dia mengincar fasilitas kesehatan yang kumiliki."Chelsea melanjutkan, "Kak Malcolm sudah memutuskan untuk menjadi pemegang saham, artinya dia percaya dengan kemampuanku. Jadi, Kak Malcolm nggak akan menyakitiku. Lagi pula, siapa yang nggak tertarik dengan uang?"Setelah Chelsea selesai bicara, Daisy malah menimpali dengan sinis, "Apa kamu pikir Kak Malcolm benar-benar kekurangan uang? Dia menjadi pemegang saham
Darwin dan lainnya memasuki kompleks vila dengan menaiki mobil yang disediakan oleh hotel. Mereka melihat sebuah vila yang terletak di lokasi terpencil. Kemudian, pelayan membawa mereka masuk dan berjalan menuju ruang bersantai di halaman belakang. Namun, ruangan ini lebih mirip dengan rumah kaca yang ditanami bunga-bunga.Begitu menyingkap tirai, langsung tercium wangi bunga yang semerbak. Darwin menarik napas dalam-dalam. Ketika hendak memuji selera broker top yang berkelas, Darwin melihat sosok familier yang berdiri di belakang bunga-bunga.Chelsea memetik bunga, lalu memandang sekelompok orang di luar pintu dan tersenyum. Chelsea berucap, "Akhirnya kalian datang juga."Darwin tertegun, kenapa wanita ini ada di sini? Sementara itu, Peter juga terkejut. Dibandingkan dengan mereka, Kendrian bersikap sangat tenang. Kendrian tersenyum, seperti menantikan tontonan yang seru.Hari ini, Chelsea mengenakan gaun berwarna berwarna putih. Dia makin terlihat elegan saat berdiri di tengah bunga-
Chelsea sudah memperkirakan Darwin pasti akan menyangkal. Chelsea mengangkat bahu dan menimpali, "Aku memang nggak mampu menggertakmu, tapi aku berhak menahan Patung Delapan Dewa."Darwin membentak, "Beraninya kamu! Aku yang membeli Patung Delapan Dewa itu! Atas dasar apa kamu menahannya?""Aku itu penanggung jawab Patung Delapan Dewa," ucap Chelsea. Dia menuang secangkir teh untuk dirinya, lalu meniup teh panas itu dan melanjutkan, "Patung Delapan Dewa ini nggak susah dijual. Kalau kamu nggak membelinya, pasti ada banyak orang yang menawarkan harga tinggi."Chelsea meneruskan ucapannya, "Pak Darwin, kamu itu klien lama, seharusnya kamu tahu hal ini, 'kan? Di pulau ini, Rumah Lelang Sejahtera sangat berpengaruh dan aku yang membuat peraturannya." Tatapan Chelsea sangat dingin saat berbicara.Kala ini, Darwin benar-benar panik. Dia makin percaya dengan perkataan Chelsea. Darwin memegang tongkat dengan erat dan mengakui sambil berusaha menahan emosinya, "Itu kemauan Shania. Dia nggak mau
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me