Home / CEO / Ibu, CEO Tampan itu Ayahku! / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!: Chapter 181 - Chapter 190

279 Chapters

Bab 181 Berlutut Meminta Maaf

Begitu mendengar Alvin mengatakan itu, hampir semua orang di sana tercengang. Apa? Dia Presdir Grup Ador? Astaga, orang seperti ini adalah keberadaan yang tidak bisa dijangkau oleh mereka. Tanpa disangka, mereka punya kesempatan untuk melihatnya dari begitu dekat hari ini.Pria yang begitu misterius dan berkuasa malah mengenakan pakaian seperti ini demi menghadiri acara sekolah? Tidak ada yang menduga bahwa pria tampan di depan mereka adalah Presdir Grup Ador. Dia memang memiliki karisma yang berbeda, tetapi ....Bagaimana mungkin Tommy yang begitu terkenal bersedia menurunkan derajatnya untuk menghadiri acara ini? Orang-orang ini teringat bahwa mereka hampir berpihak pada Rayna sehingga khawatir telah mengatakan sesuatu yang menyatakan posisi mereka. Lantas, bagaimana jika Tommy mencari masalah dengan mereka?Begitu memikirkannya, raut wajah sebagian besar orang tampak masam. Mereka bahkan menyalahkan Rayna atas masalah ini. Kalau bukan karena wanita ini, mana mungkin masalah menjadi
Read more

Bab 182 Terlalu Kejam, 'kan?

Setelah menampar Rayna beberapa kali, Juanita akhirnya merasa lebih lega. Ketika melihat ekspresi Rayna, Juanita tahu bahwa wanita ini sedang memaki dirinya, tetapi hanya bisa menahan emosi untuk sekarang.Begitu memikirkan ini, Juanita merasa Rayna harus menanggung konsekuensi yang lebih besar. Di sisi lain, wajah Rayna sudah mulai bengkak karena tamparan berturut-turut itu. Walaupun sudah tampak begitu menyedihkan, Juanita sama sekali tidak kasihan melihatnya. Dia justru merasa wanita ini pantas mendapatkannya.Rayna menunduk sedikit, tidak berani menatap tatapan orang lain. Mungkin saja, orang-orang sedang mentertawakannya sekarang. Dia tidak sanggup menanggung hinaan seperti itu."Sudahlah, lupakan saja masalah hari ini. Tapi, kuharap kamu nggak muncul di hadapanku lagi. Cepat pindahkan anakmu ke sekolah lain," ucap Juanita."Ini ...." Mendengarnya, Rayna merasa agak ragu. Harus diakui bahwa taman kanak-kanak ini memiliki fasilitas terbaik di kota mereka. Itu sebabnya, ada banyak o
Read more

Bab 183 Harus Mendapat Ganjaran

Setelah merenung sesaat, ekspresi Tommy menjadi suram. Dia mendengus dingin sebelum berkata, "Mungkin apanya? Sudah jelas sekali, dalang di balik semua ini adalah penanggung jawab proyek itu. Beraninya dia mempermainkan kita, sampai-sampai kita baru menemukannya sekarang."Jacky menunduk, tidak berani menatap wajah Tommy karena khawatir bosnya ini akan marah. Tommy menambahkan, "Semua ini rahasia perusahaan, nggak mungkin bocor semudah itu. Ternyata, memang ada pengkhianat, bahkan pengkhianat ini punya posisi penting. Konyol sekali, dia melakukannya untuk uang kecil seperti itu."Ekspresi Tommy tampak menghina. Dia sangat merendahkan orang seperti ini, apalagi teringat bahwa penanggung jawab ini diundang oleh Juanita sendiri.Salim awalnya bahkan menolak, tetapi Juanita terus berusaha membujuknya. Meskipun tidak bersikap rendah diri, wanita ini telah membujuk dengan tulus.Ketika Salim menyetujui permintaannya, Juanita bahkan kegirangan untuk waktu lama. Dia juga sangat memercayai Sali
Read more

Bab 184 Tidak Ada yang Bisa Kabur

Salim sungguh tidak menduga Juanita juga ada di sini. Dilihat dari ekspresinya, Juanita seharusnya sudah tahu semuanya. Kalau seperti itu, tidak ada yang perlu disembunyikan lagi.Salim berkata dengan tidak acuh, "Kenapa memangnya kalau seperti itu? Lagi pula, perusahaan sudah mau bangkrut sekarang."Meskipun sudah mempersiapkan mental untuk mendengar jawaban seperti ini, Juanita tetap merasa tidak nyaman.Ketika teringat pada kepercayaannya terhadap Salim, Juanita gusar hingga sekujur tubuhnya gemetar. Dia berteriak, "Kenapa kamu melakukan semua itu? Sia-sia aku memercayaimu selama ini, aku bahkan menyerahkan tugas penting kepadamu!"Salim terkekeh-kekeh dingin, lalu menyahut, "Hehehe, memangnya kepercayaanmu seharga berapa? Setiawan Group membuka harga 10 miliar untukku!"Salim menjulurkan semua jari tangannya. Kemudian, dia bertanya dengan emosional, "Kamu sanggup bayar segitu?"Formula itu adalah hasil kerja keras Salim setelah terus bekerja lembur. Kalau menyerahkannya kepada peru
Read more

Bab 185 Tunjukkan Buktinya

Setelah memberi tahu hal-hal lain kepada Tommy, Juanita meninggalkan kantor dan bersiap untuk konferensi pers sore hari. Sore harinya, konferensi pers digelar. Berhubung insiden plagiarisme yang melibatkan perusahaan Juanita sangat viral di internet dan pusat perbelanjaan, banyak sekali reporter menghadiri konferensi pers ini. Satu jam sebelum konferensi pers dimulai, lokasi tersebut sudah ramai. Di antara para hadirin, ada reporter, konsumen, penonton iseng, dan juga pencari kebenaran. Intinya, semua orang mempunyai tujuan yang berbeda-beda, tetapi mereka berkumpul di sini karena insiden plagiarisme. Juanita melihat situasi yang menakutkan ini dari samping. Ramainya orang yang datang kemari menunjukkan betapa besarnya perhatian orang-orang terhadap Juanita dalam insiden ini. Namun, kerumunan ini akan membantu klarifikasi Juanita nanti. Makin banyak orang, makin bagus hasilnya. Saat waktunya hampir tiba, Juanita hendak berjalan ke depan. Begitu Juanita muncul, reporter yang bermata
Read more

Bab 186 Tidak Adil

Akibat pemberitaan yang tersebar di internet dan berbagai media, harga saham Setiawan Group menurun drastis. Bisa dibilang, mereka sedang mengalami krisis besar.Pada saat yang sama, perusahaan Yolanda juga tidak luput dari dampaknya. Banyak konsumen merasa bahwa mereka bisa berkembang secara mendadak karena menggunakan cara kotor. Mungkin saja, mereka memanfaatkan kemerosotan Juanita sebelumnya.Di sebuah supermarket, seorang wanita muda berkata pada temannya setelah melihat berita di ponsel, "Aih, ternyata aku sudah salah menilai perusahaan Juanita. Aku sampai-sampai menelepon mereka untuk meminta pengembalian tiap hari …. Aku tidak menyangka akan menjadi seperti ini."Ketika mendengar ucapan wanita tersebut, temannya juga merasa bersalah. "Iya, aku juga memarahi mereka di internet …. Aih, aku merasa malu kalau memikirkannya." Kedua orang itu masih sibuk berbicara dengan suara pelan. Mereka tidak menyadari bahwa Juanita sedang berdiri di dekat rak belakang mereka. Sebelumnya, Juanit
Read more

Bab 187 Pesta Perayaan

Keesokan harinya, Andre yang terlihat marah melemparkan koran ke atas meja. "Sialan, begitu ada masalah, orang-orang tua itu langsung buru-buru menjauhiku. Benar-benar habis manis sepah dibuang!"Sejak konferensi pers diadakan, saham Keluarga Setiawan anjlok parah, bahkan mengalami penurunan sebesar 3% hanya dalam satu minggu. Kemerosotan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Segala macam berita negatif juga bermunculan hingga membuat seluruh perusahaan sangat sibuk. Dewan direksi menegur Andre dengan serius dan memberikan batasan waktu dua minggu untuk menyelesaikan masalah ini. Keputusan dewan direksi membuat Andre makin kesal karena dia merasa bahwa masalah ini tidak bisa diatasi sendirian. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya asisten dengan agak gugup."Mau bagaimana lagi? Kita harus berusaha menunda urusan ini atau mengalihkan tanggung jawab ini ke orang lain. Kalau nggak, situasinya akan sangat gawat!" jawab Andre dengan kesal. Raut wajahnya dipenuhi dengan kebencian.
Read more

Bab 188 Tahu Batas

Setelah pesta berakhir, sebagian orang berencana pergi ke KTV untuk karaoke. "Bu Juanita mau ikut dengan kami?" Beberapa gadis mengajak Juanita. Bagi mereka, Juanita adalah idola. Bukan hanya mahir mengelola perusahaan, Juanita selalu sukses membuat produk baru perusahaan mendapatkan penilaian tinggi.Jika tidak dijebak oleh orang jahat, produk baru mereka pasti akan menggemparkan industri kosmetik. Namun, dalam waktu yang singkat, Juanita dapat menemukan bukti yang cukup untuk menegaskan bahwa perusahaan tidak bersalah sekaligus menghukum Setiawan Group. Hal ini sudah sangat luar biasa.Juanita mengambil tasnya dan menggelengkan kepala. "Nggak saja, deh. Aku mau pulang lebih awal." "Bu Juanita …," ucap salah satu gadis yang ingin membujuk Juanita. Bagaimanapun, Juanita memiliki manajemen waktu yang ketat. Dia jarang sekali bisa bermain dengan semuanya hingga selarut ini. Jadi, mereka enggan untuk membiarkannya pulang. Pada saat yang sama, gadis lain di sebelah segera menarik tangan
Read more

Bab 189 Menyaksikan Tumbuh Kembang Anak

Setelah bangun dan bersandar di tepi ranjang, Juanita memijat bagian pelipis karena kepalanya terasa sangat berat. Saat ini juga, pintu kamar terbuka."Sudah bangun? Nggak enak badan, ya?" tanya Tommy yang segera menghampiri ketika melihat Juanita memijat kepalanya.Juanita menggelengkan kepala dan menjawab, "Nggak." "Ayo minum sup pereda pengar dulu," ucap Tommy seraya memapah Juanita dan menyerahkan sup tersebut kepadanya. Juanita memang kurang pandai minum alkohol. Tentu saja, dia merasa pusing setelah minum alkohol semalam, apalagi dalam kondisi hamil. Jadi, Tommy meminta pelayan membuat semangkuk sup pereda pengar. Juanita mengambil sup tersebut dan mencicipinya. Suhu sup terasa sangat pas di lidah sehingga Juanita langsung meneguknya sampai habis. Setelah meminum sup yang hangat, Juanita merasa jauh lebih baik. Dia menyeka mulutnya dan bertanya, "Kamu nggak kerja hari ini?" "Kerja, kok," jawab Tommy seraya menaruh mangkuk di nakas. Kemudian, dia mengambil selembar tisu dan men
Read more

Bab 190 Wanita Cantik

Ketika keduanya pulang, matahari sudah terbenam. Begitu masuk, Juanita seketika melihat seorang wanita di dalam. Wanita itu sedang duduk di sofa dengan tenang. Lampu dan TV di ruang tamu pun menyala.Begitu mendengar suara pintu terbuka, wanita itu menoleh dan menatap Juanita lekat-lekat. Saat ini, Juanita pun mengamatinya dengan saksama.Wanita ini tampak menawan dan cantik. Karena mengenakan pakaian pendek, pahanya yang ramping dan putih terpampang dengan jelas. Terusan merah yang dikenakannya pun memperlihatkan tubuhnya yang seksi dengan sempurna. Sementara itu, matanya yang tajam membuatnya tampak berkarisma.Meskipun tidak bisa dikatakan sebagai yang tercantik, Juanita yakin bahwa wanita ini termasuk salah satu wanita cantik di kota ini. Bahkan, karismanya jelas adalah sesuatu yang tidak bisa diremehkan oleh orang biasa."Kamu ...." Juanita tertegun sejenak sebelum bersuara untuk bertanya.Sebelum selesai bertanya, Tommy yang berdiri di samping dan menatap dengan tidak percaya son
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
28
DMCA.com Protection Status