Salim sungguh tidak menduga Juanita juga ada di sini. Dilihat dari ekspresinya, Juanita seharusnya sudah tahu semuanya. Kalau seperti itu, tidak ada yang perlu disembunyikan lagi.Salim berkata dengan tidak acuh, "Kenapa memangnya kalau seperti itu? Lagi pula, perusahaan sudah mau bangkrut sekarang."Meskipun sudah mempersiapkan mental untuk mendengar jawaban seperti ini, Juanita tetap merasa tidak nyaman.Ketika teringat pada kepercayaannya terhadap Salim, Juanita gusar hingga sekujur tubuhnya gemetar. Dia berteriak, "Kenapa kamu melakukan semua itu? Sia-sia aku memercayaimu selama ini, aku bahkan menyerahkan tugas penting kepadamu!"Salim terkekeh-kekeh dingin, lalu menyahut, "Hehehe, memangnya kepercayaanmu seharga berapa? Setiawan Group membuka harga 10 miliar untukku!"Salim menjulurkan semua jari tangannya. Kemudian, dia bertanya dengan emosional, "Kamu sanggup bayar segitu?"Formula itu adalah hasil kerja keras Salim setelah terus bekerja lembur. Kalau menyerahkannya kepada peru
Setelah memberi tahu hal-hal lain kepada Tommy, Juanita meninggalkan kantor dan bersiap untuk konferensi pers sore hari. Sore harinya, konferensi pers digelar. Berhubung insiden plagiarisme yang melibatkan perusahaan Juanita sangat viral di internet dan pusat perbelanjaan, banyak sekali reporter menghadiri konferensi pers ini. Satu jam sebelum konferensi pers dimulai, lokasi tersebut sudah ramai. Di antara para hadirin, ada reporter, konsumen, penonton iseng, dan juga pencari kebenaran. Intinya, semua orang mempunyai tujuan yang berbeda-beda, tetapi mereka berkumpul di sini karena insiden plagiarisme. Juanita melihat situasi yang menakutkan ini dari samping. Ramainya orang yang datang kemari menunjukkan betapa besarnya perhatian orang-orang terhadap Juanita dalam insiden ini. Namun, kerumunan ini akan membantu klarifikasi Juanita nanti. Makin banyak orang, makin bagus hasilnya. Saat waktunya hampir tiba, Juanita hendak berjalan ke depan. Begitu Juanita muncul, reporter yang bermata
Akibat pemberitaan yang tersebar di internet dan berbagai media, harga saham Setiawan Group menurun drastis. Bisa dibilang, mereka sedang mengalami krisis besar.Pada saat yang sama, perusahaan Yolanda juga tidak luput dari dampaknya. Banyak konsumen merasa bahwa mereka bisa berkembang secara mendadak karena menggunakan cara kotor. Mungkin saja, mereka memanfaatkan kemerosotan Juanita sebelumnya.Di sebuah supermarket, seorang wanita muda berkata pada temannya setelah melihat berita di ponsel, "Aih, ternyata aku sudah salah menilai perusahaan Juanita. Aku sampai-sampai menelepon mereka untuk meminta pengembalian tiap hari …. Aku tidak menyangka akan menjadi seperti ini."Ketika mendengar ucapan wanita tersebut, temannya juga merasa bersalah. "Iya, aku juga memarahi mereka di internet …. Aih, aku merasa malu kalau memikirkannya." Kedua orang itu masih sibuk berbicara dengan suara pelan. Mereka tidak menyadari bahwa Juanita sedang berdiri di dekat rak belakang mereka. Sebelumnya, Juanit
Keesokan harinya, Andre yang terlihat marah melemparkan koran ke atas meja. "Sialan, begitu ada masalah, orang-orang tua itu langsung buru-buru menjauhiku. Benar-benar habis manis sepah dibuang!"Sejak konferensi pers diadakan, saham Keluarga Setiawan anjlok parah, bahkan mengalami penurunan sebesar 3% hanya dalam satu minggu. Kemerosotan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Segala macam berita negatif juga bermunculan hingga membuat seluruh perusahaan sangat sibuk. Dewan direksi menegur Andre dengan serius dan memberikan batasan waktu dua minggu untuk menyelesaikan masalah ini. Keputusan dewan direksi membuat Andre makin kesal karena dia merasa bahwa masalah ini tidak bisa diatasi sendirian. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya asisten dengan agak gugup."Mau bagaimana lagi? Kita harus berusaha menunda urusan ini atau mengalihkan tanggung jawab ini ke orang lain. Kalau nggak, situasinya akan sangat gawat!" jawab Andre dengan kesal. Raut wajahnya dipenuhi dengan kebencian.
Setelah pesta berakhir, sebagian orang berencana pergi ke KTV untuk karaoke. "Bu Juanita mau ikut dengan kami?" Beberapa gadis mengajak Juanita. Bagi mereka, Juanita adalah idola. Bukan hanya mahir mengelola perusahaan, Juanita selalu sukses membuat produk baru perusahaan mendapatkan penilaian tinggi.Jika tidak dijebak oleh orang jahat, produk baru mereka pasti akan menggemparkan industri kosmetik. Namun, dalam waktu yang singkat, Juanita dapat menemukan bukti yang cukup untuk menegaskan bahwa perusahaan tidak bersalah sekaligus menghukum Setiawan Group. Hal ini sudah sangat luar biasa.Juanita mengambil tasnya dan menggelengkan kepala. "Nggak saja, deh. Aku mau pulang lebih awal." "Bu Juanita …," ucap salah satu gadis yang ingin membujuk Juanita. Bagaimanapun, Juanita memiliki manajemen waktu yang ketat. Dia jarang sekali bisa bermain dengan semuanya hingga selarut ini. Jadi, mereka enggan untuk membiarkannya pulang. Pada saat yang sama, gadis lain di sebelah segera menarik tangan
Setelah bangun dan bersandar di tepi ranjang, Juanita memijat bagian pelipis karena kepalanya terasa sangat berat. Saat ini juga, pintu kamar terbuka."Sudah bangun? Nggak enak badan, ya?" tanya Tommy yang segera menghampiri ketika melihat Juanita memijat kepalanya.Juanita menggelengkan kepala dan menjawab, "Nggak." "Ayo minum sup pereda pengar dulu," ucap Tommy seraya memapah Juanita dan menyerahkan sup tersebut kepadanya. Juanita memang kurang pandai minum alkohol. Tentu saja, dia merasa pusing setelah minum alkohol semalam, apalagi dalam kondisi hamil. Jadi, Tommy meminta pelayan membuat semangkuk sup pereda pengar. Juanita mengambil sup tersebut dan mencicipinya. Suhu sup terasa sangat pas di lidah sehingga Juanita langsung meneguknya sampai habis. Setelah meminum sup yang hangat, Juanita merasa jauh lebih baik. Dia menyeka mulutnya dan bertanya, "Kamu nggak kerja hari ini?" "Kerja, kok," jawab Tommy seraya menaruh mangkuk di nakas. Kemudian, dia mengambil selembar tisu dan men
Ketika keduanya pulang, matahari sudah terbenam. Begitu masuk, Juanita seketika melihat seorang wanita di dalam. Wanita itu sedang duduk di sofa dengan tenang. Lampu dan TV di ruang tamu pun menyala.Begitu mendengar suara pintu terbuka, wanita itu menoleh dan menatap Juanita lekat-lekat. Saat ini, Juanita pun mengamatinya dengan saksama.Wanita ini tampak menawan dan cantik. Karena mengenakan pakaian pendek, pahanya yang ramping dan putih terpampang dengan jelas. Terusan merah yang dikenakannya pun memperlihatkan tubuhnya yang seksi dengan sempurna. Sementara itu, matanya yang tajam membuatnya tampak berkarisma.Meskipun tidak bisa dikatakan sebagai yang tercantik, Juanita yakin bahwa wanita ini termasuk salah satu wanita cantik di kota ini. Bahkan, karismanya jelas adalah sesuatu yang tidak bisa diremehkan oleh orang biasa."Kamu ...." Juanita tertegun sejenak sebelum bersuara untuk bertanya.Sebelum selesai bertanya, Tommy yang berdiri di samping dan menatap dengan tidak percaya son
Setelah Serafina pergi, Juanita merasa kalut. Bagaimanapun, Serafina adalah Nona Besar Keluarga Ador. Serafina memang tidak bersikap sinis kepadanya, tetapi ada kesenjangan status di antara Juanita dan Serafina. Mungkin ... Serafina juga diam-diam tidak menerima Juanita.Selain itu, pasti banyak anggota Keluarga Ador yang menghadiri pesta penyambutan tersebut. Jika Juanita datang ke pesta itu, bukankah itu sama saja dengan menghadiri acara Keluarga Ador? Juanita tahu jelas Keluarga Ador tidak menerima keberadaannya. Jadi, dia merasa takut.Saat memikirkan hal ini, Juanita merasa pusing. Bahkan, dia berniat untuk menghindar. Kalau dia tidak pergi ... mungkin masalahnya tidak akan begitu runyam."Kenapa? Kamu takut?" tanya Tommy. Dia yang berdiri di samping terus mengamati ekspresi Juanita yang tampak bimbang.Setelah ragu-ragu sejenak, Juanita mengangguk dan menyahut, "Um ..."Tommy merasa sedih saat melihat ekspresi Juanita yang cemas. Tommy tahu anggota Keluarga Ador tidak menerima Ju