Setelah merenung sesaat, ekspresi Tommy menjadi suram. Dia mendengus dingin sebelum berkata, "Mungkin apanya? Sudah jelas sekali, dalang di balik semua ini adalah penanggung jawab proyek itu. Beraninya dia mempermainkan kita, sampai-sampai kita baru menemukannya sekarang."Jacky menunduk, tidak berani menatap wajah Tommy karena khawatir bosnya ini akan marah. Tommy menambahkan, "Semua ini rahasia perusahaan, nggak mungkin bocor semudah itu. Ternyata, memang ada pengkhianat, bahkan pengkhianat ini punya posisi penting. Konyol sekali, dia melakukannya untuk uang kecil seperti itu."Ekspresi Tommy tampak menghina. Dia sangat merendahkan orang seperti ini, apalagi teringat bahwa penanggung jawab ini diundang oleh Juanita sendiri.Salim awalnya bahkan menolak, tetapi Juanita terus berusaha membujuknya. Meskipun tidak bersikap rendah diri, wanita ini telah membujuk dengan tulus.Ketika Salim menyetujui permintaannya, Juanita bahkan kegirangan untuk waktu lama. Dia juga sangat memercayai Sali
Salim sungguh tidak menduga Juanita juga ada di sini. Dilihat dari ekspresinya, Juanita seharusnya sudah tahu semuanya. Kalau seperti itu, tidak ada yang perlu disembunyikan lagi.Salim berkata dengan tidak acuh, "Kenapa memangnya kalau seperti itu? Lagi pula, perusahaan sudah mau bangkrut sekarang."Meskipun sudah mempersiapkan mental untuk mendengar jawaban seperti ini, Juanita tetap merasa tidak nyaman.Ketika teringat pada kepercayaannya terhadap Salim, Juanita gusar hingga sekujur tubuhnya gemetar. Dia berteriak, "Kenapa kamu melakukan semua itu? Sia-sia aku memercayaimu selama ini, aku bahkan menyerahkan tugas penting kepadamu!"Salim terkekeh-kekeh dingin, lalu menyahut, "Hehehe, memangnya kepercayaanmu seharga berapa? Setiawan Group membuka harga 10 miliar untukku!"Salim menjulurkan semua jari tangannya. Kemudian, dia bertanya dengan emosional, "Kamu sanggup bayar segitu?"Formula itu adalah hasil kerja keras Salim setelah terus bekerja lembur. Kalau menyerahkannya kepada peru
Setelah memberi tahu hal-hal lain kepada Tommy, Juanita meninggalkan kantor dan bersiap untuk konferensi pers sore hari. Sore harinya, konferensi pers digelar. Berhubung insiden plagiarisme yang melibatkan perusahaan Juanita sangat viral di internet dan pusat perbelanjaan, banyak sekali reporter menghadiri konferensi pers ini. Satu jam sebelum konferensi pers dimulai, lokasi tersebut sudah ramai. Di antara para hadirin, ada reporter, konsumen, penonton iseng, dan juga pencari kebenaran. Intinya, semua orang mempunyai tujuan yang berbeda-beda, tetapi mereka berkumpul di sini karena insiden plagiarisme. Juanita melihat situasi yang menakutkan ini dari samping. Ramainya orang yang datang kemari menunjukkan betapa besarnya perhatian orang-orang terhadap Juanita dalam insiden ini. Namun, kerumunan ini akan membantu klarifikasi Juanita nanti. Makin banyak orang, makin bagus hasilnya. Saat waktunya hampir tiba, Juanita hendak berjalan ke depan. Begitu Juanita muncul, reporter yang bermata
Akibat pemberitaan yang tersebar di internet dan berbagai media, harga saham Setiawan Group menurun drastis. Bisa dibilang, mereka sedang mengalami krisis besar.Pada saat yang sama, perusahaan Yolanda juga tidak luput dari dampaknya. Banyak konsumen merasa bahwa mereka bisa berkembang secara mendadak karena menggunakan cara kotor. Mungkin saja, mereka memanfaatkan kemerosotan Juanita sebelumnya.Di sebuah supermarket, seorang wanita muda berkata pada temannya setelah melihat berita di ponsel, "Aih, ternyata aku sudah salah menilai perusahaan Juanita. Aku sampai-sampai menelepon mereka untuk meminta pengembalian tiap hari …. Aku tidak menyangka akan menjadi seperti ini."Ketika mendengar ucapan wanita tersebut, temannya juga merasa bersalah. "Iya, aku juga memarahi mereka di internet …. Aih, aku merasa malu kalau memikirkannya." Kedua orang itu masih sibuk berbicara dengan suara pelan. Mereka tidak menyadari bahwa Juanita sedang berdiri di dekat rak belakang mereka. Sebelumnya, Juanit
Keesokan harinya, Andre yang terlihat marah melemparkan koran ke atas meja. "Sialan, begitu ada masalah, orang-orang tua itu langsung buru-buru menjauhiku. Benar-benar habis manis sepah dibuang!"Sejak konferensi pers diadakan, saham Keluarga Setiawan anjlok parah, bahkan mengalami penurunan sebesar 3% hanya dalam satu minggu. Kemerosotan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Segala macam berita negatif juga bermunculan hingga membuat seluruh perusahaan sangat sibuk. Dewan direksi menegur Andre dengan serius dan memberikan batasan waktu dua minggu untuk menyelesaikan masalah ini. Keputusan dewan direksi membuat Andre makin kesal karena dia merasa bahwa masalah ini tidak bisa diatasi sendirian. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya asisten dengan agak gugup."Mau bagaimana lagi? Kita harus berusaha menunda urusan ini atau mengalihkan tanggung jawab ini ke orang lain. Kalau nggak, situasinya akan sangat gawat!" jawab Andre dengan kesal. Raut wajahnya dipenuhi dengan kebencian.
Setelah pesta berakhir, sebagian orang berencana pergi ke KTV untuk karaoke. "Bu Juanita mau ikut dengan kami?" Beberapa gadis mengajak Juanita. Bagi mereka, Juanita adalah idola. Bukan hanya mahir mengelola perusahaan, Juanita selalu sukses membuat produk baru perusahaan mendapatkan penilaian tinggi.Jika tidak dijebak oleh orang jahat, produk baru mereka pasti akan menggemparkan industri kosmetik. Namun, dalam waktu yang singkat, Juanita dapat menemukan bukti yang cukup untuk menegaskan bahwa perusahaan tidak bersalah sekaligus menghukum Setiawan Group. Hal ini sudah sangat luar biasa.Juanita mengambil tasnya dan menggelengkan kepala. "Nggak saja, deh. Aku mau pulang lebih awal." "Bu Juanita …," ucap salah satu gadis yang ingin membujuk Juanita. Bagaimanapun, Juanita memiliki manajemen waktu yang ketat. Dia jarang sekali bisa bermain dengan semuanya hingga selarut ini. Jadi, mereka enggan untuk membiarkannya pulang. Pada saat yang sama, gadis lain di sebelah segera menarik tangan
Setelah bangun dan bersandar di tepi ranjang, Juanita memijat bagian pelipis karena kepalanya terasa sangat berat. Saat ini juga, pintu kamar terbuka."Sudah bangun? Nggak enak badan, ya?" tanya Tommy yang segera menghampiri ketika melihat Juanita memijat kepalanya.Juanita menggelengkan kepala dan menjawab, "Nggak." "Ayo minum sup pereda pengar dulu," ucap Tommy seraya memapah Juanita dan menyerahkan sup tersebut kepadanya. Juanita memang kurang pandai minum alkohol. Tentu saja, dia merasa pusing setelah minum alkohol semalam, apalagi dalam kondisi hamil. Jadi, Tommy meminta pelayan membuat semangkuk sup pereda pengar. Juanita mengambil sup tersebut dan mencicipinya. Suhu sup terasa sangat pas di lidah sehingga Juanita langsung meneguknya sampai habis. Setelah meminum sup yang hangat, Juanita merasa jauh lebih baik. Dia menyeka mulutnya dan bertanya, "Kamu nggak kerja hari ini?" "Kerja, kok," jawab Tommy seraya menaruh mangkuk di nakas. Kemudian, dia mengambil selembar tisu dan men
Ketika keduanya pulang, matahari sudah terbenam. Begitu masuk, Juanita seketika melihat seorang wanita di dalam. Wanita itu sedang duduk di sofa dengan tenang. Lampu dan TV di ruang tamu pun menyala.Begitu mendengar suara pintu terbuka, wanita itu menoleh dan menatap Juanita lekat-lekat. Saat ini, Juanita pun mengamatinya dengan saksama.Wanita ini tampak menawan dan cantik. Karena mengenakan pakaian pendek, pahanya yang ramping dan putih terpampang dengan jelas. Terusan merah yang dikenakannya pun memperlihatkan tubuhnya yang seksi dengan sempurna. Sementara itu, matanya yang tajam membuatnya tampak berkarisma.Meskipun tidak bisa dikatakan sebagai yang tercantik, Juanita yakin bahwa wanita ini termasuk salah satu wanita cantik di kota ini. Bahkan, karismanya jelas adalah sesuatu yang tidak bisa diremehkan oleh orang biasa."Kamu ...." Juanita tertegun sejenak sebelum bersuara untuk bertanya.Sebelum selesai bertanya, Tommy yang berdiri di samping dan menatap dengan tidak percaya son
Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat
Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir
Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo
Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa
Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan
Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun
Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p
Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y
"Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang