Jadi Suamiku Ya, Om?

Jadi Suamiku Ya, Om?

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-12
Oleh:  Christina  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 Peringkat. 8 Ulasan-ulasan
60Bab
5.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Om, jadi suamiku ya? mau ngga?" Pertanyaan yang paling sering diajukan Nindya pada Andy. Gadis ingusan, yang terobsesi memiliki pria kenalan ayahnya, sekaligus yang juga menjadi gurunya semasa SMA. Tak peduli pria itu memiliki kekasih, Nindya selalu mengklaim jika dirinyalah yang akan menjadi istri Andy kelak. "Dia masih bocah, Raya, berhentilah cemburu padanya." Kata terampuh yang di ucapkan Andy, saat Raya sang kekasih mulai emosi dengan kelakuan Nindya. Gadis itu selalu dianggap pembawa sial dan kerap kali mengusik hubungan keduanya. Raya sangat membenci Nindya, begitupun sebaliknya. Raya, si gadis egois yang kerap kali menampilkan emosi dan amarahnya saat bertemu dengan Nindya atau Nindya, gadis manis yang kerap kali menampilkan wajah tanpa dosa dan teraniaya manakala ia di hujat Raya. Diantara keduanya, siapakah yang akan sanggup menaklukkan hati Andy?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

"Om, jadi suamiku ya? mau nggak?" tanya Nindya pada Andy. Gadis itu tengah asik menghisap permen lolipop merk x, yang sesekali ia lepaskan dari mulut mungilnya."Uhuk ... uhuk ...." sontak saja, pertanyaan itu membuat pria gagah dan bertubuh kekar itu terbatuk seketika. Bagaimana tidak, gadis cantik yang terbilang masih sangatlah muda itu, secara terus terang meminta dirinya untuk menjadi calon suaminya."Kenapa, Om? Aku serius loh, Om," ucap Nindya lagi."Nindya, berhentilah mengganggu Om Andy, sana masuk. Masih kecil kok sudah berani menggoda pria. Papa tidak suka ya!" tegur Rendy, papa Nindya."Baik, Pa ...." Dengan langkah gontai Nindya masuk kembali ke dalam rumah. Masuk menuju kamarnya, lalu menutup pintu dengan sedikit membantingnya."Maafkan Nindya ya, An," ucap Rendy seraya menyuguhkan secangkir kopi panas di hadapan rekan bisnisnya itu."Santai saja, Bang. Bukankah itu sudah biasa dilakukan Nindya, padaku," jawab Andy seraya terkekeh geli, kemudian ia menyeruput kopi panas

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
dian marlina
buka kunci babnya, please...
2023-06-19 12:09:02
0
user avatar
dian marlina
ceritanya sangat bagus
2023-06-19 12:04:31
0
user avatar
Mblee Duos
Hay kak, semangat terus nulisnya yach... ceritanya keren kok... dan bila berkenan, saling support yuk! di cerita aku, MAMA MUDA VS MAS POLISI
2022-11-20 20:00:11
0
default avatar
sitiroudhotuljannah09
suka ceritanya. aku selalu menanti tiap hari diupload bab selanjutnya
2022-11-12 12:28:28
1
user avatar
Indah Hayati
lanjut lagi thor makin seru ini moga andy berjodoh ama nindya dri pada mau dengan raya yang sanggup jadi pelakor ama suami orang
2022-11-06 20:03:08
1
default avatar
sitiroudhotuljannah09
aku mulai membaca hari ini
2022-10-31 09:29:58
1
user avatar
Christina
bagus, menarik, semoga endingnya tidak mengecewakan..
2022-09-19 21:48:29
0
user avatar
Christina
Ceritanya menarik.. mengesankan dan membuat penasaran...
2022-09-19 21:47:50
0
60 Bab

Bab 1

"Om, jadi suamiku ya? mau nggak?" tanya Nindya pada Andy. Gadis itu tengah asik menghisap permen lolipop merk x, yang sesekali ia lepaskan dari mulut mungilnya."Uhuk ... uhuk ...." sontak saja, pertanyaan itu membuat pria gagah dan bertubuh kekar itu terbatuk seketika. Bagaimana tidak, gadis cantik yang terbilang masih sangatlah muda itu, secara terus terang meminta dirinya untuk menjadi calon suaminya."Kenapa, Om? Aku serius loh, Om," ucap Nindya lagi."Nindya, berhentilah mengganggu Om Andy, sana masuk. Masih kecil kok sudah berani menggoda pria. Papa tidak suka ya!" tegur Rendy, papa Nindya."Baik, Pa ...." Dengan langkah gontai Nindya masuk kembali ke dalam rumah. Masuk menuju kamarnya, lalu menutup pintu dengan sedikit membantingnya."Maafkan Nindya ya, An," ucap Rendy seraya menyuguhkan secangkir kopi panas di hadapan rekan bisnisnya itu."Santai saja, Bang. Bukankah itu sudah biasa dilakukan Nindya, padaku," jawab Andy seraya terkekeh geli, kemudian ia menyeruput kopi panas
Baca selengkapnya

Bab 2

"Kamu serius mau kuliah di Universitas Mahadewa? Benar kamu mau cari jurusan keguruan?" tanya Rendy kepada Nindya, putri satu-satunya."Seriuslah, Pa. Masak Nindya main-main? Nindya mau jadi guru nanti, Pa, kalau sudah lulus," celetuk Nindya. Kali ini ia benar-benar terlihat begitu serius."Setahu Papa, bukannya kamu tidak suka jadi guru, ya?" tanya Rendy, pria itu memicingkan kedua matanya, ia mencurigai gelagat putri tunggalnya yang tiba-tiba ingin kuliah dibidang yang sama sekali tidak disukainya."Setiap orang kan berhak berubah, Pa. Begitupula dengan Nindya. Aku akan melupakan harapanku menjadi seorang model, rasanya menjadi guru itu lebih mulia, ya kan, Pa?" ucapnya, gadis itu sembari mengulum senyumnya."Nindya, jangan bilang semua karena Andy? Jujur sama Papa." Akhirnya Rendy menyadari sesuatu. Ia menghela nafas pelan saat mengingat putrinya yang tergila-gila dengan Andy."Om Andy sudah punya calon istri, Nindya. Berhentilah mengejar sesuatu yang tidak pasti. Kamu masih muda,
Baca selengkapnya

Bab 3

Akhirnya, Nindya lulus, ia diterima di sebuah universitas ternama di Kota Denpasar, Universitas Mahadewa. Universitas elite yang memiliki beberapa ragam jurusan di dalamnya. Nindya berhasil masuk pada bidang keguruan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pertama kali menjadi mahasiswa, Nindya dan teman-teman seangkatannya diwajibkan mengikuti Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau biasa disebut dengan OSPEK. "Anak jalang juga kuliah ya? Aku fikir, kamu cuma memiliki keahlian menggoda kekasih orang. Jadi, kamu juga bisa belajar?" sindir Raya, ia tidak menyangka jika Nindya berhasil masuk ke kampus elite tempatnya menempuh pendidikan."Siapa yang jalang? Tante ya? Astaga, Tante, aku kaget lo. Aku fikir Tante itu cewek baik-baik, kasihan Om Andy, aku harus menyadarkannya." Nindya tak mau kalah, ia malah balik menuding Raya."Kamu itu benar-benar ga punya ahklak ya, cih!" Raya mendorong Nindya sedikit keras, membuat gadis itu terhuyung dan hampir terjatuh, namun masih bisa me
Baca selengkapnya

Bab 4

"Raya?" Nindya yang sedari tadi fokus menatap ponselnya tersentak, menyadari siapa gadis yang kini berdiri di hadapannya."OH MY GOD, siapa ini? Ma, jangan bilang, dia akan menjadi adik tiriku?" pekik Raya, ia tak kalah kagetnya dengan Nindya."Nindya, jadi kamu sudah kenal dengan Raya?" tanya Rendy seraya menepuk pundak putrinya itu."Eh, apa maksudmu? Adik tiri? Aku juga tidak ada niat sedikitpun menjadikanmu kakak tiriku." Nindya lebih memilih merespon ucapan Raya ketimbang menjawab pertanyaan Rendy, papanya."Sudah ... Sudah ... Duduk dulu. Raya, mama tidak suka ya, kamu bersikap tidak sopan kayak gini."Memasang wajah penuh amarah dan kesal, Raya menuruti keinginan mamanya. Duduk tepat di hadapan Nindya. Ia menatap pedas ke arah Nindya, mata keduanya saling beradu pandang. Tak ada sedikit pun tatapan perdamaian.Sibuk dengan pikiran masing-masing, kedua gadis itu bertanya-tanya pada dirinya sendiri, ada apa gerangan kedua orang tua mereka bertemu?Kiara, mama Raya, sudah 5 tahun
Baca selengkapnya

Bab 5

"Selamat pagi, Nindya. Mau berangkat kuliah, ya?" sapa Andy, pria itu secara kebetulan baru saja membuka pintu gerbang rumahnya, bertepatan dengan keluarnya Nindya."Ehh ... Calon suami Ninya, mau ke sekolah, Om? Atau mau ngojekin tante? Atau mau dua-duanya? Upss, maaf, keceplosan." Nindya menutup mulutnya sesaat, menggunakan tangan kanannya."Kamu ini, kebiasaan, deh ... Mau bareng ga? Sini, Om anter ke kampus sekalian," tawar Andy."Makasih, Om. Tapi enggak deh. Aku lagi mau nunggu teman, mau di jemput," jawab Nindya.Yah, Semalam Nindya sengaja menghubungi teman 1 kampusnya, Dion, cowok yang sudah di kenalnya semasa SMA. Nindya ingin memulai permainannya antara dia, Andy dan Raya."Teman? Teman siapa? Cowok ya?" selidik Andy."Eh, kok Om Andy kayak curiga ya? Apa iya, dia ada perasaan padaku?" gumam Nindya dalam hati seraya mengulum senyumnya, ada segurat kebahagiaan saat cowok di hadapannya bersifat seakan-akan cemburu pada dirinya."Iya dong, Om, cowok. Raya tiap hari di antar je
Baca selengkapnya

Bab 6

"Nindya!" Semua menoleh ke arah suara, termasuk Nindya, jelas karena namanya yang di panggil."Eh ... Om Andy, kenapa ya?" tanya Nindya dengan santainya.Andy melangkah mendekat ke arah Nindya, di belakangnya ada Raya yang mengekor, seakan-akan meminta perlindungan."Ya ampun, Om. Apakah tante Raya mengadu sama Om? Iya?" tanya Nindya curiga saat menyadari ada Raya di balik punggung Andy."Nin, Om minta tolong. Berhenti mengganggu Raya," ucap Andy dengan nada santai."Ganggu? Yang ganggu tante genit ini siapa sih, Om? Om boleh tanya nih, sama yang ada di sini. Semua juga tahu siapa yang memulai." Nindya mengedarkan pandangannya, menatap satu persatu temannya meminta agar turut menjadi saksi tentang kejadian tadi."Liat tuh, Sayang. Dia selalu saja menghinaku, makanya, kamu jangan dekat-dekat dia terus, aku jadi malas," rengek Raya, ia masih berada di belakang Andy, tangannya bergelayut manja dilengan Andy."Wow, hebat. Selain pinter memfitnah, kamu juga pinter merayu ya, Tante? Ya amp
Baca selengkapnya

Bab 7

Suara sendok dan garfu menghiasai sarapan pagi Rendy dan Nindya. Tak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Benak Nindya sedang dipenuhi oleh beberapa hal yang membuatnya bimbang. Mimpi bertemu mama Almira semalam membuatnya yakin untuk mengijinkan sang papa menikah lagi. Sebenci apa pun dia dengan calon kakak tirinya itu, baginya bukanlah suatu perkara. Yang terpenting saat ini adalah kebahagiaan papanya."Pa, Nindya merestui Papa." Akhirnya, Nindya membuka suara setelah ia menyelesaikan suapan terakhirnya.Rendy terdiam, ditatapnya kedua bola mata gadis manis di hadapannya penuh kasih sayang. Memastikan apakah ada kebohongan di sana. Nyatanya, tidak. Ucapan Nindya begitu tulus."Kamu yakin, Sayang?" "Nindya yakin, Pa. Kalau mama merestui, maka aku pun akan merestui Papa." Nindya melemparkan senyum tulusnya kepada Rendy."Mama? Maksud kamu, apa?"Nindya terdiam, sejurus kemudian ia kembali tersenyum. Ia menghela napasnya sesaat, lalu berucap, "Semalam, Nindya bertemu mama di mimpi
Baca selengkapnya

Bab 8

Hari HPernikahan Rendy dan KiaraPernikahan sederhana digelar. Tak ada tamu undangan, hanya keluarga inti dan keluarga besar dari keluarga mempelai yang hadir. Tak lupa, prajuru adat juga pemuka agama yang menikahkan kedua mempelai. Spesial undangan ditujukan kepada rombongan kantor catatan sipil. (Di Bali ada beberapa kabupaten yang menerapkan pembuatan akta pernikahan langsung dengan mendatangkan pegawai catatan sipil di hari H. Rencana pernikahan di daftarkan terlebih dahulu sebelumnya.)"Sebentar lagi Papa jadi istri tante Kiara dan Raya jadi anak tiri Papa. Apa pun yang terjadi di depan, Aku tetap sayang Papa." Nindya menghampiri Rendy yang telah siap untuk mengikuti rangkaian pernikahannya bersama Kiara."Nindya, Sayang, Papa akan selalu sayang padamu. Selamanya, inget kata-kata Papa, Ya?" Rendy menyentuh pipi Nindya lembut.Gadis cantik manis itu tersenyum. Rasanya masih berat tiba-tiba harus menjadi adik tiri dari perempuan yang selalu diajaknya bertengkar, Raya. Kini keduan
Baca selengkapnya

Bab 9

"Nindya!" Suara yang tak asing lagi di telinga Nindya, gadis itu menoleh ke arah suara yang memekik menyebut namanya."Om Andy? Kok ke sini? Acara papa sama tante Kiara sudah selesai?" "Ini jam berapa, Nindya? Aku disuruh papamu jemput kamu." Wajah Andy datar, ia seakan-akan tak suka menyaksikan apa yang baru saja terjadi di sana."Nin, jawab dulu!" pekik laki-laki yang masih berdiri di atas panggung, Dio.Nindya memandang kembali ke atas panggung, ia menatap dari kejauhan pria yang baru saja menyatakan cinta padanya. "Seben–""Pulang, masih kecil, ga usah pacar-pacaran dulu. Aku lapor nanti ke papamu." Andy memotong ucapan Nindya lantas manarik gadis itu keluar dari cafe dengan kasar.Dio terdiam, ia melangkah pelan, turun dari atas panggung. Menghampiri teman-temannya seraya Menatap kepergian Nindya dan Andy. Begitu pula dengan Wina dan Bella juga Bayu, ketiganya tak mampu mencegah kepergian salah satu temannya."Sabar ya, bro!" Bayu menepuk pundak Dio."Tenang aja, masih ada waktu
Baca selengkapnya

Bab 10

Sedangkan yang di umpat terkekeh seraya melambaikan tangannya berjalan mundur dan bruugggg!! Tanpa sengaja tubuhnya menabrak seseuatu."Nona kecilku!" Seseorang mengusap-usap pucuk kepala Nindya lembut.Nindya bergegas membalikkan badannya. Memastikan benar atau tidak, suara yang didengar adalah suara pria yang kemarin mengungkapkan perasaan padanya."Eh, Dio. Bikin kaget saja." Nindya menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia tersenyum malu. Pipinya yang tembem merah merona."Jadi pacarku, ya?" tanya Dio sekali lagi, memastikan jawaban atas hubungan yang akan mereka jalani selanjutnya.Nindya terpaku, ia menatap kedua bola mata Dio yang memancarkan kehangatan cinta. Bibirnya kelu tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Gadis itu mengangguk pelan."Apa?" tanya Dio sekali lagi.Nindya tersenyum, masih memandang Dio. "Kita, pacaran," jawabnya.Banyak mata yang memandang ke arah mereka. Tak terkecuali Andy dan Raya. Begitu pula beberapa penghuni kampus lainnya, mereka terenyuh dengan adega
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status