Beranda / CEO / Ibu, CEO Tampan itu Ayahku! / Bab 191 Cepat atau Lambat Harus Menghadapinya

Share

Bab 191 Cepat atau Lambat Harus Menghadapinya

Penulis: Gardenia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Setelah Serafina pergi, Juanita merasa kalut. Bagaimanapun, Serafina adalah Nona Besar Keluarga Ador. Serafina memang tidak bersikap sinis kepadanya, tetapi ada kesenjangan status di antara Juanita dan Serafina. Mungkin ... Serafina juga diam-diam tidak menerima Juanita.

Selain itu, pasti banyak anggota Keluarga Ador yang menghadiri pesta penyambutan tersebut. Jika Juanita datang ke pesta itu, bukankah itu sama saja dengan menghadiri acara Keluarga Ador? Juanita tahu jelas Keluarga Ador tidak menerima keberadaannya. Jadi, dia merasa takut.

Saat memikirkan hal ini, Juanita merasa pusing. Bahkan, dia berniat untuk menghindar. Kalau dia tidak pergi ... mungkin masalahnya tidak akan begitu runyam.

"Kenapa? Kamu takut?" tanya Tommy. Dia yang berdiri di samping terus mengamati ekspresi Juanita yang tampak bimbang.

Setelah ragu-ragu sejenak, Juanita mengangguk dan menyahut, "Um ..."

Tommy merasa sedih saat melihat ekspresi Juanita yang cemas. Tommy tahu anggota Keluarga Ador tidak menerima Ju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 192 Tidak Perlu Menghubunginya

    Keesokan harinya, Juanita pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Marlin setelah mengantar Jingga ke sekolah."Ma," panggil Juanita. Dia meletakkan buah dan suplemen yang dibelinya di rak rumah sakit.Melihat Juanita datang, Marlin pun berhenti menyulam. Belakangan ini, Marlin merasa bosan di rumah sakit sehingga dia menyuruh Juanita untuk membeli alat sulam untuknya. Marlin mengeluh, "Kenapa kamu membawa begitu banyak barang? Aku pun nggak sempat makan kalau begitu banyak, yang kemarin kamu beli juga belum habis dimakan.""Nggak apa-apa. Kalau begitu, simpan dulu. Kamu pelan-pelan habiskan saja," ucap Juanita seraya tersenyum.Juanita baru datang hari ini karena ada waktu luang. Jika nanti dia sibuk dengan urusan perusahaan, entah kapan lagi Juanita bisa datang. Jadi, Juanita membeli lebih banyak persediaan."Hari ini kamu nggak ke kantor?" tanya Marlin. Mungkin karena dia sudah lama tidak melihat putrinya. Sebelumnya, Marlin terus memperhatikan masalah yang menimpa perusahaan Juanita da

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 193 Dia Nyawaku

    Mungkin pemikiran seperti ini sangat tidak bermoral. Namun, melihat kondisi Marlin yang kesulitan sekarang, Juanita merasa kesal. Sementara itu, Santi dan Nanda malah hidup begitu bebas. Marlin benar-benar menderita."Oke, aku tahu. Terima kasih," ucap Juanita. Dia sudah mendapatkan informasi yang diinginkannya, jadi dia hendak pergi. Juanita berpamitan, "Kalau nggak ada masalah lain lagi, aku pergi dulu."Selesai bicara, Juanita langsung berdiri. Namun, Hendri langsung meraih pergelangan tangan Juanita dan berujar, "Tunggu dulu."Juanita berbalik dan memelototi Hendri. Sekarang, Juanita adalah istri Tommy. Tidak semestinya Hendri menggandeng tangan Juanita di depan umum seperti ini.Hendri tahu dia terlalu gegabah sehingga langsung menarik tangannya. Hendri menggaruk kepala sembari berkata, "Aku mau traktir kamu makan malam."Juanita menggeleng dan menyahut, "Nggak usah. Aku mau menjemput Ingga, dia akan pulang sekolah sebentar lagi."Selesai bicara, Juanita langsung meninggalkan kafe

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 194 Tidak Boleh Melihat Istriku?

    Setelah selesai makan, Serafina mengantar Juanita dan Jingga pulang dengan mengendarai mobilnya."Maaf sudah membuat Kakak repot," ucap Juanita sesudah sampai di rumah. Kemudian, Juanita menarik lengan Jingga dan berkata, "Ingga, cepat pamitan sama Tante."Sekarang, Jingga sangat menyukai Serafina. Dia melambaikan tangan kepada Serafina dan berujar dengan antusias, "Sampai jumpa, Tante."Serafina mengangguk dan berucap dengan datar, "Sampai jumpa." Sesudah itu, mobil Serafina pun melaju pergi.Juanita baru merasa lega saat melihat mobil Serafina yang menjauh. Sebenarnya, Juanita merasa sangat gugup ketika Serafina mengajaknya bertemu. Bagaimanapun, Juanita tahu seperti apa sikap anggota Keluarga Ador kepadanya. Jadi, Juanita tidak berharap Serafina bisa bersikap ramah kepadanya.Namun, setelah pertemuan kali ini, Juanita merasa seharusnya Serafina adalah orang yang lebih mudah didekati di antara semua anggota Keluarga Ador.Juanita tidak tahu bahwa setelah Serafina pulang, Soraya berta

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 195 Pamer Kemesraan ke Siapa?

    Di perjalanan, karena sudah menunggu cukup lama di ruang tamu, Jingga yang merasa penasaran pun bertanya, "Ma, Pa, tadi kalian sedang apa di dalam kamar? Kenapa lama banget? Kenapa Mama juga dandan ulang?"Begitu mengingat adegan barusan, wajah Juanita tak kuasa terasa panas lagi saking malunya. Dia berkata dengan tergagap, "Nggak apa-apa ...."Sementara itu, Tommy terlihat sangat gembira. Dia menoleh ke arah putranya sambil berkata, "Jingga, kamu akan paham setelah dewasa nanti."Juanita yang merasa malu segera memukul suaminya, lalu berkata, "Kenapa kamu membahas hal ini dengan anak kecil?""Memangnya apa yang kukatakan? Aku nggak mengatakan apa-apa," ucap Tommy dengan ekspresi tak bersalah. Tommy sangat jarang terlihat kekanak-kanakan seperti ini. Akan tetapi, Juanita malah menganggapnya agak lucu."Sudahlah. Aku nggak mau bicara denganmu lagi," ujar Juanita sambil mengerucutkan bibirnya perlahan. Wanita itu menunjukkan sisi manjanya.Lokasi perjamuan diadakan di sebuah hotel. Denga

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 196 Diculik

    Perjamuan telah dimulai. Ketika orang-orang melewati Tommy, mereka akan berhenti untuk mengobrol sejenak. Belakangan ini, Tommy sibuk dengan urusan perusahaan dan jarang muncul di perjamuan. Selain itu, dia memang tidak suka menangani acara seperti ini. Namun, kali ini Serafina telah kembali. Tommy harus datang untuk menghargai kakaknya.Sementara itu, ketika melihat Tommy di sini, kebanyakan orang merasa bahwa ini adalah kesempatan langka. Jadi, mereka pun berebut untuk mengobrol dengan Tommy. Hari ini adalah perjamuan yang diadakan untuk Serafina sehingga Tommy merasa tidak enak untuk menolak orang lain. Kalaupun tidak bersedia, dia tetap harus bersikap ramah."Aku agak sibuk hari ini. Apa kamu bisa menunggu sendiri di sini?" tanya Tommy sambil menepuk bahu Juanita.Wanita itu menjawab sambil tersenyum, "Nggak apa-apa. Pergilah."Juanita bukan orang yang tidak logis. Dia mengerti bahwa Tommy harus bersikap ramah di acara seperti ini. Itu sebabnya, tidak masalah kalau Tommy terlalu si

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 197 Kenapa Begitu Mudah Ditipu?

    Juanita tertegun sejenak. Dia jelas-jelas sudah mengingatkan Jingga untuk tidak berkeliaran. Apalagi, putranya juga begitu nurut. Bagaimana mungkin dia akan pergi?Juanita memutuskan untuk melupakan hal tersebut. Yang terpenting sekarang adalah mencari tahu ke mana Jingga pergi. Tak lama kemudian, Juanita segera berkata, "Kalau begitu, apa kamu tahu dia pergi ke arah mana?"Pelayan itu berpikir sejenak sebelum berkata secara perlahan, "Sepertinya ke sebelah sana."Juanita makin kebingungan setelah melihat ke arah yang ditunjukkan oleh si pelayan. Mungkinkah Jingga kebelet pipis?"Oke, terima kasih," ucap Juanita. Kemudian, dia bergegas ke arah yang ditunjuk oleh pelayan barusan. Juanita terus berjalan mengikuti arah yang disampaikan. Tempat ini adalah sebuah lorong panjang dan dia tidak tahu apa yang ada di ujung."Maaf, apa kamu melihat seorang anak kecil?" tanya Juanita sambil menarik lengan seorang pelayan yang lewat. Sayangnya, pelayan itu malah menggeleng"Maaf sudah mengganggu. T

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 198 Pergi dengan Pria Lain

    Pria itu melambaikan tangannya, lalu memerintahkan orang di belakangnya, "Sudahlah. Kalian bawa anaknya keluar dulu."Beberapa bawahannya mengangguk patuh, lalu menarik Jingga dan bersiap untuk membawanya pergi. Tatapan Jingga tampak ketakutan. Dia ingin kabur dari orang-orang ini karena melihat bahwa ibunya terjebak dalam bahaya. Namun, Jingga hanyalah seorang anak kecil. Dia sama sekali tidak mampu melawan mereka sehingga akhirnya tetap dibawa keluar secara paksa.Sebelum dibawa pergi, Jingga mendengar pria di belakangnya berkata, "Jaga baik-baik anak itu. Jangan sampai dia merusak rencana kita.""Oke." Bawahannya tampak mengangguk, tetapi sebenarnya mereka tidak terlalu memedulikan perkataan pria itu.Bagaimanapun ... Jingga hanya seorang anak kecil. Mereka tidak merasa bahwa anak sekecil itu mampu menimbulkan masalah besar. Sebaliknya, beberapa orang itu merasa bahwa si pria sudah terlalu khawatir.Meskipun memiliki pemikiran seperti itu, para bawahan itu tidak berani menunjukkanny

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 199 Tidak Tahu Diri

    Sementara itu, adegan yang mencekam tengah terjadi di dalam kamar. Meskipun pria itu berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan pakaian Juanita, usahanya selalu dihalangi oleh perlawanan keras wanita itu. Awalnya, pria itu masih cukup sabar. Namun, kini dia telah kehilangan kesabaran."Dasar jalang! Sebaiknya kamu lebih nurut!" maki si pria.Lantaran ditimpa oleh pria itu, air mata Juanita telah mulai mengalir. Dia tidak akan membiarkan hal ini terjadi .... Apalagi ... masih ada anak Tommy di dalam perutnya. Sebelumnya, posisi janinnya tidak stabil karena beberapa hal. Jika terjadi hal semacam ini, anaknya mungkin tidak bisa selamat.Setiap kalinya ... Juanita selalu dijebak seperti ini. Kenapa dia tidak pernah belajar dari pengalaman? Juanita pun menyalahkan dirinya sendiri di dalam hati. Dia tidak boleh membiarkan orang-orang itu berhasil menghancurkannya, juga tidak boleh kehilangan anak yang didapatkannya dengan susah payah."Kamu ... lepaskan aku!" Mungkin karena efek obat yang tidak

Bab terbaru

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 279 Tidak akan Meninggalkanmu Lagi

    Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 278 Terjebak

    Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 277 Mau Menikahi Siapa?

    Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 276 Pengantin Wanita Paling Cantik

    Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 275 Aku Bersedia

    Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 274 Menukar Pengantin Wanita

    Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 273 Kenapa Menangkapku?

    Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 272 Pernikahan Megah

    Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y

  • Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!   Bab 271 Hanya Ingin Melindunginya

    "Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang

DMCA.com Protection Status