Sementara itu, adegan yang mencekam tengah terjadi di dalam kamar. Meskipun pria itu berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan pakaian Juanita, usahanya selalu dihalangi oleh perlawanan keras wanita itu. Awalnya, pria itu masih cukup sabar. Namun, kini dia telah kehilangan kesabaran."Dasar jalang! Sebaiknya kamu lebih nurut!" maki si pria.Lantaran ditimpa oleh pria itu, air mata Juanita telah mulai mengalir. Dia tidak akan membiarkan hal ini terjadi .... Apalagi ... masih ada anak Tommy di dalam perutnya. Sebelumnya, posisi janinnya tidak stabil karena beberapa hal. Jika terjadi hal semacam ini, anaknya mungkin tidak bisa selamat.Setiap kalinya ... Juanita selalu dijebak seperti ini. Kenapa dia tidak pernah belajar dari pengalaman? Juanita pun menyalahkan dirinya sendiri di dalam hati. Dia tidak boleh membiarkan orang-orang itu berhasil menghancurkannya, juga tidak boleh kehilangan anak yang didapatkannya dengan susah payah."Kamu ... lepaskan aku!" Mungkin karena efek obat yang tidak
Begitu pintu terbuka, Tommy tidak menyangka dirinya akan menyaksikan kejadian semengerikan ini. Seluruh tubuh dan wajah Juanita berlumuran darah. Gaun yang hari ini Juanita kenakan dengan anggun sedari tadi telah dirobek. Saat ini, rambutnya juga sangat berantakan.Ketika Tommy melihat Juanita, Juanita tampak seperti akan melompat ke bawah. Sementara itu, pria yang ada di depan Juanita sedang berjalan ke arah Juanita sembari berteriak marah, "Dasar wanita nggak tahu diri! Bisa menjadi kekasihku adalah keberuntunganmu. Kamu malah berani menolak? Sudah bosan hidup, ya?"Juanita menoleh ke belakang dan berencana untuk melompat ke bawah. Bagaimanapun juga, dia tidak akan membiarkan pria ini melecehkan dirinya. Juanita meletakkan satu tangannya di atas perut. Jika dirinya melompat, bayi yang ada di dalam kandungannya tidak akan lahir ke dunia ini. Buah cintanya dengan Tommy pun akan lenyap begitu saja. Juanita menatap pria itu dengan tajam. Dia merasa enggan dan marah. Ketika pria itu meny
Sesudah sekelompok orang terus mencari, mereka akhirnya menemukan Jingga di sebuah gudang. Ketika Jacky melihatnya, dia sedang bersandar di samping kardus-kardus. Karena gudang ini tertutup, Jingga yang kekurangan oksigen pun jatuh pingsan.Hati Jacky seketika menegang melihatnya. Untung saja, Tommy tidak melihat secara langsung. Kondisi Juanita saja sudah termasuk menyedihkan barusan. Kalau Tommy melihat Jingga seperti ini, mungkin bosnya akan langsung menghancurkan tempat ini.Jacky berjongkok sambil menepuk-nepuk wajah Jingga. Dia memanggil, "Ingga? Ingga?" Ketika melihat Jingga kehilangan kesadarannya, dia buru-buru menggendongnya.Pada saat yang sama, polisi juga sudah tiba. "Pak Jacky," sapa polisi sambil menghampiri Jacky. Karena Jacky sering membantu Tommy menghubungi mereka, jadi para polisi pun mengenalnya.Barusan, ada orang yang menelepon polisi sehingga mereka buru-buru kemari. Setibanya di sini, orang yang terlibat malah sudah pergi. Beberapa polisi tetap berada di tempat
Sesudah bersandar sesaat di pelukan Tommy, Juanita mengantuk lagi. Dia bergumam, "Tommy, aku lelah sekali ...."Melihat wajah Juanita yang pucat, hati Tommy seketika merasa sakit. Dia jelas-jelas ingin melindungi Juanita, tetapi kenapa wanita ini terus berada dalam bahaya?Meskipun orang-orang takut padanya, Tommy malah merasa dirinya sungguh tidak berguna sekarang. Dia bahkan tidak sanggup melindungi wanita yang dicintainya, suami macam apa dia?"Juan, maaf .... Kamu lagi-lagi terluka karena aku," ucap Tommy dengan suara agak rendah. Pria yang selalu bersikap tangguh malah tampak agak sedih sekarang.Juanita merasa agak asing terhadap Tommy yang seperti ini. Namun, dia tahu Tommy menjadi seperti ini karena dirinya.Hati Juanita seketika melunak. Dia mengangkat tangan untuk mengelus rambut Tommy, lalu berkata, "Tommy, kamu nggak salah. Aku yang kurang hati-hati. Lagi pula, nggak mungkin kamu menemaniku setiap saat."Tommy memeluk Juanita dengan makin erat. Setelah meletakkan dagunya di
Saat itu, yang ikut serta dalam kejadian ini ada 3 orang pelayan. Begitu mendengar pernyataan ini, ekspresi Tommy tampak makin masam.Masalah ini pasti berkaitan dengan salah satu dari ketiga pelayan itu. Tommy segera memberitahukan hal ini kepada Jacky."Baik, aku akan segera mencari ketiga orang itu." Sesudah mendapatkan informasi ini, Jacky langsung memahami maksud bosnya.Beberapa saat kemudian, Yosef memasuki bangsal dan berkata, "Tommy, Jingga sudah bangun. Sudah kuperiksa barusan, dia baik-baik saja.""Ingga sudah bangun?" Begitu mendengar nama Jingga, Juanita pun merasa emosional. Dia langsung bangkit dari ranjang, tetapi kepalanya seketika merasa pusing karena gerakannya terlalu mendadak.Melihat ini, Tommy mengernyit dengan kesal. Dia berucap dengan nada agak menyalahkan, "Aku tahu kamu khawatir pada Ingga, tapi kesehatanmu juga harus diperhatikan.""Baiklah ...." Meskipun tahu dirinya salah, Juanita tetap merasa kesal mendengar teguran Tommy.Di sisi lain, Tommy yang bersika
Di sisi lain, Tanya dan Yolanda sedang khawatir karena masalah ini. Malam ini sudah sangat kacau, tetapi tujuan mereka masih belum tercapai. Juanita gagal dilecehkan, bahkan diselamatkan Tommy.Jika Juanita berhasil dinodai, Tommy mungkin akan marah karena kejadian ini. Namun, situasi berbeda dari yang mereka bayangkan sekarang. Juanita hanya terluka tanpa ternodai sedikit pun.Memikirkan hal ini, Yolanda menggertakkan giginya dengan geram. Pria yang mereka sewa itu benar-benar tidak berguna. Yolanda sudah menyuruhnya bertindak cekatan, tetapi pria ini malah membuang-buang waktu.Tommy sudah datang, tetapi mereka gagal menghancurkan Juanita. Kini, Tanya dan Yolanda pun mulai cemas karena kejadian ini telah terungkap.Dilihat dari situasi sekarang, Tommy pasti makin mencintai Juanita. Dia tidak mungkin mencampakkan wanita itu. Asalkan wanita itu menangis tersedu-sedu, Tommy pasti tidak akan mengampuni dalang di balik kejadian ini. Jadi, mereka hanya bisa berharap identitas mereka tidak
Begitu pelayan ini masuk dan melihat ekspresinya yang panik, Tommy tahu dia diperintahkan oleh seseorang."Kalau menolak mengaku, kami punya cara untuk membuatmu bicara," ancam Jacky.Melihat dirinya tidak bisa mengelabui orang-orang ini, pelayan itu mengepalkan tangan dan berucap dengan gemetaran, "Aku akan bilang."Para staf sering membahas tentang kehebatan Tommy di waktu senggang. Pria kekar dan kuat bahkan memohon pengampunan saat diinterogasi olehnya.Lagi pula, Yolanda sudah memberinya sebuah ide. Jika menyebut nama orang itu, dia mungkin masih memiliki harapan. Pelayan itu melirik Juanita beberapa kali, lalu berkata, "Nona Keluarga Sandoro.""Hah? Siapa?" tanya Juanita sembari mengernyit."Nona Nanda," jawab pelayan itu. Setelah mengamati raut wajah Tommy yang tidak berubah banyak, dia pun merasa lega."Apa yang dia perintahkan? Kenapa dia harus mencarimu?" tanya Tommy.Pelayan ini telah mengingat semua instruksi Yolanda. Jadi, dia menjelaskan semuanya dengan tenang, "Aku nggak
Tommy terkekeh-kekeh sinis, lalu ekspresinya seketika menjadi murung. Amarah berkecamuk dalam hatinya, sampai-sampai kertas di tangannya telah diremas hancur. "Lancang sekali Nanda ini, dia kira aku nggak berani melawan karena mereka disokong Keluarga Setiawan? Kalau mereka bukan keluarga Juanita, aku nggak akan sesungkan ini."Jacky tahu Tommy berbicara seperti ini karena akan melakukan sesuatu terhadap Nanda. Dia berucap, "Tuan, apa Nyonya akan ....""Nggak apa-apa, aku akan menjelaskannya kepada Juan nanti," sahut Tommy yang yakin Juanita tidak akan keberatan setelah mengetahuinya. Lagi pula, bagi Juanita, Nanda hanyalah orang asing yang tidak punya hubungan dengannya.Jacky pun tidak berani bicara terlalu banyak karena Tommy sudah memiliki rencana sendiri. Kemudian, Tommy melemparkan kertas di tangannya dan berkata, "Karena Nanda sudah terlalu bernyali, aku akan menjatuhkan penyokongnya. Setelah perlahan-lahan mendesaknya ke jalan buntu, mari kita lihat, dia masih berani mencelakai