Perjamuan telah dimulai. Ketika orang-orang melewati Tommy, mereka akan berhenti untuk mengobrol sejenak. Belakangan ini, Tommy sibuk dengan urusan perusahaan dan jarang muncul di perjamuan. Selain itu, dia memang tidak suka menangani acara seperti ini. Namun, kali ini Serafina telah kembali. Tommy harus datang untuk menghargai kakaknya.Sementara itu, ketika melihat Tommy di sini, kebanyakan orang merasa bahwa ini adalah kesempatan langka. Jadi, mereka pun berebut untuk mengobrol dengan Tommy. Hari ini adalah perjamuan yang diadakan untuk Serafina sehingga Tommy merasa tidak enak untuk menolak orang lain. Kalaupun tidak bersedia, dia tetap harus bersikap ramah."Aku agak sibuk hari ini. Apa kamu bisa menunggu sendiri di sini?" tanya Tommy sambil menepuk bahu Juanita.Wanita itu menjawab sambil tersenyum, "Nggak apa-apa. Pergilah."Juanita bukan orang yang tidak logis. Dia mengerti bahwa Tommy harus bersikap ramah di acara seperti ini. Itu sebabnya, tidak masalah kalau Tommy terlalu si
Juanita tertegun sejenak. Dia jelas-jelas sudah mengingatkan Jingga untuk tidak berkeliaran. Apalagi, putranya juga begitu nurut. Bagaimana mungkin dia akan pergi?Juanita memutuskan untuk melupakan hal tersebut. Yang terpenting sekarang adalah mencari tahu ke mana Jingga pergi. Tak lama kemudian, Juanita segera berkata, "Kalau begitu, apa kamu tahu dia pergi ke arah mana?"Pelayan itu berpikir sejenak sebelum berkata secara perlahan, "Sepertinya ke sebelah sana."Juanita makin kebingungan setelah melihat ke arah yang ditunjukkan oleh si pelayan. Mungkinkah Jingga kebelet pipis?"Oke, terima kasih," ucap Juanita. Kemudian, dia bergegas ke arah yang ditunjuk oleh pelayan barusan. Juanita terus berjalan mengikuti arah yang disampaikan. Tempat ini adalah sebuah lorong panjang dan dia tidak tahu apa yang ada di ujung."Maaf, apa kamu melihat seorang anak kecil?" tanya Juanita sambil menarik lengan seorang pelayan yang lewat. Sayangnya, pelayan itu malah menggeleng"Maaf sudah mengganggu. T
Pria itu melambaikan tangannya, lalu memerintahkan orang di belakangnya, "Sudahlah. Kalian bawa anaknya keluar dulu."Beberapa bawahannya mengangguk patuh, lalu menarik Jingga dan bersiap untuk membawanya pergi. Tatapan Jingga tampak ketakutan. Dia ingin kabur dari orang-orang ini karena melihat bahwa ibunya terjebak dalam bahaya. Namun, Jingga hanyalah seorang anak kecil. Dia sama sekali tidak mampu melawan mereka sehingga akhirnya tetap dibawa keluar secara paksa.Sebelum dibawa pergi, Jingga mendengar pria di belakangnya berkata, "Jaga baik-baik anak itu. Jangan sampai dia merusak rencana kita.""Oke." Bawahannya tampak mengangguk, tetapi sebenarnya mereka tidak terlalu memedulikan perkataan pria itu.Bagaimanapun ... Jingga hanya seorang anak kecil. Mereka tidak merasa bahwa anak sekecil itu mampu menimbulkan masalah besar. Sebaliknya, beberapa orang itu merasa bahwa si pria sudah terlalu khawatir.Meskipun memiliki pemikiran seperti itu, para bawahan itu tidak berani menunjukkanny
Sementara itu, adegan yang mencekam tengah terjadi di dalam kamar. Meskipun pria itu berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan pakaian Juanita, usahanya selalu dihalangi oleh perlawanan keras wanita itu. Awalnya, pria itu masih cukup sabar. Namun, kini dia telah kehilangan kesabaran."Dasar jalang! Sebaiknya kamu lebih nurut!" maki si pria.Lantaran ditimpa oleh pria itu, air mata Juanita telah mulai mengalir. Dia tidak akan membiarkan hal ini terjadi .... Apalagi ... masih ada anak Tommy di dalam perutnya. Sebelumnya, posisi janinnya tidak stabil karena beberapa hal. Jika terjadi hal semacam ini, anaknya mungkin tidak bisa selamat.Setiap kalinya ... Juanita selalu dijebak seperti ini. Kenapa dia tidak pernah belajar dari pengalaman? Juanita pun menyalahkan dirinya sendiri di dalam hati. Dia tidak boleh membiarkan orang-orang itu berhasil menghancurkannya, juga tidak boleh kehilangan anak yang didapatkannya dengan susah payah."Kamu ... lepaskan aku!" Mungkin karena efek obat yang tidak
Begitu pintu terbuka, Tommy tidak menyangka dirinya akan menyaksikan kejadian semengerikan ini. Seluruh tubuh dan wajah Juanita berlumuran darah. Gaun yang hari ini Juanita kenakan dengan anggun sedari tadi telah dirobek. Saat ini, rambutnya juga sangat berantakan.Ketika Tommy melihat Juanita, Juanita tampak seperti akan melompat ke bawah. Sementara itu, pria yang ada di depan Juanita sedang berjalan ke arah Juanita sembari berteriak marah, "Dasar wanita nggak tahu diri! Bisa menjadi kekasihku adalah keberuntunganmu. Kamu malah berani menolak? Sudah bosan hidup, ya?"Juanita menoleh ke belakang dan berencana untuk melompat ke bawah. Bagaimanapun juga, dia tidak akan membiarkan pria ini melecehkan dirinya. Juanita meletakkan satu tangannya di atas perut. Jika dirinya melompat, bayi yang ada di dalam kandungannya tidak akan lahir ke dunia ini. Buah cintanya dengan Tommy pun akan lenyap begitu saja. Juanita menatap pria itu dengan tajam. Dia merasa enggan dan marah. Ketika pria itu meny
Sesudah sekelompok orang terus mencari, mereka akhirnya menemukan Jingga di sebuah gudang. Ketika Jacky melihatnya, dia sedang bersandar di samping kardus-kardus. Karena gudang ini tertutup, Jingga yang kekurangan oksigen pun jatuh pingsan.Hati Jacky seketika menegang melihatnya. Untung saja, Tommy tidak melihat secara langsung. Kondisi Juanita saja sudah termasuk menyedihkan barusan. Kalau Tommy melihat Jingga seperti ini, mungkin bosnya akan langsung menghancurkan tempat ini.Jacky berjongkok sambil menepuk-nepuk wajah Jingga. Dia memanggil, "Ingga? Ingga?" Ketika melihat Jingga kehilangan kesadarannya, dia buru-buru menggendongnya.Pada saat yang sama, polisi juga sudah tiba. "Pak Jacky," sapa polisi sambil menghampiri Jacky. Karena Jacky sering membantu Tommy menghubungi mereka, jadi para polisi pun mengenalnya.Barusan, ada orang yang menelepon polisi sehingga mereka buru-buru kemari. Setibanya di sini, orang yang terlibat malah sudah pergi. Beberapa polisi tetap berada di tempat
Sesudah bersandar sesaat di pelukan Tommy, Juanita mengantuk lagi. Dia bergumam, "Tommy, aku lelah sekali ...."Melihat wajah Juanita yang pucat, hati Tommy seketika merasa sakit. Dia jelas-jelas ingin melindungi Juanita, tetapi kenapa wanita ini terus berada dalam bahaya?Meskipun orang-orang takut padanya, Tommy malah merasa dirinya sungguh tidak berguna sekarang. Dia bahkan tidak sanggup melindungi wanita yang dicintainya, suami macam apa dia?"Juan, maaf .... Kamu lagi-lagi terluka karena aku," ucap Tommy dengan suara agak rendah. Pria yang selalu bersikap tangguh malah tampak agak sedih sekarang.Juanita merasa agak asing terhadap Tommy yang seperti ini. Namun, dia tahu Tommy menjadi seperti ini karena dirinya.Hati Juanita seketika melunak. Dia mengangkat tangan untuk mengelus rambut Tommy, lalu berkata, "Tommy, kamu nggak salah. Aku yang kurang hati-hati. Lagi pula, nggak mungkin kamu menemaniku setiap saat."Tommy memeluk Juanita dengan makin erat. Setelah meletakkan dagunya di
Saat itu, yang ikut serta dalam kejadian ini ada 3 orang pelayan. Begitu mendengar pernyataan ini, ekspresi Tommy tampak makin masam.Masalah ini pasti berkaitan dengan salah satu dari ketiga pelayan itu. Tommy segera memberitahukan hal ini kepada Jacky."Baik, aku akan segera mencari ketiga orang itu." Sesudah mendapatkan informasi ini, Jacky langsung memahami maksud bosnya.Beberapa saat kemudian, Yosef memasuki bangsal dan berkata, "Tommy, Jingga sudah bangun. Sudah kuperiksa barusan, dia baik-baik saja.""Ingga sudah bangun?" Begitu mendengar nama Jingga, Juanita pun merasa emosional. Dia langsung bangkit dari ranjang, tetapi kepalanya seketika merasa pusing karena gerakannya terlalu mendadak.Melihat ini, Tommy mengernyit dengan kesal. Dia berucap dengan nada agak menyalahkan, "Aku tahu kamu khawatir pada Ingga, tapi kesehatanmu juga harus diperhatikan.""Baiklah ...." Meskipun tahu dirinya salah, Juanita tetap merasa kesal mendengar teguran Tommy.Di sisi lain, Tommy yang bersika
Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat
Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir
Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo
Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa
Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan
Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun
Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p
Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y
"Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang