All Chapters of Ibu, CEO Tampan itu Ayahku!: Chapter 201 - Chapter 210
279 Chapters
Bab 201 Paling Tenang kalau Ada Dia
Sesudah sekelompok orang terus mencari, mereka akhirnya menemukan Jingga di sebuah gudang. Ketika Jacky melihatnya, dia sedang bersandar di samping kardus-kardus. Karena gudang ini tertutup, Jingga yang kekurangan oksigen pun jatuh pingsan.Hati Jacky seketika menegang melihatnya. Untung saja, Tommy tidak melihat secara langsung. Kondisi Juanita saja sudah termasuk menyedihkan barusan. Kalau Tommy melihat Jingga seperti ini, mungkin bosnya akan langsung menghancurkan tempat ini.Jacky berjongkok sambil menepuk-nepuk wajah Jingga. Dia memanggil, "Ingga? Ingga?" Ketika melihat Jingga kehilangan kesadarannya, dia buru-buru menggendongnya.Pada saat yang sama, polisi juga sudah tiba. "Pak Jacky," sapa polisi sambil menghampiri Jacky. Karena Jacky sering membantu Tommy menghubungi mereka, jadi para polisi pun mengenalnya.Barusan, ada orang yang menelepon polisi sehingga mereka buru-buru kemari. Setibanya di sini, orang yang terlibat malah sudah pergi. Beberapa polisi tetap berada di tempat
Read more
Bab 202 Hampir Kehilangan
Sesudah bersandar sesaat di pelukan Tommy, Juanita mengantuk lagi. Dia bergumam, "Tommy, aku lelah sekali ...."Melihat wajah Juanita yang pucat, hati Tommy seketika merasa sakit. Dia jelas-jelas ingin melindungi Juanita, tetapi kenapa wanita ini terus berada dalam bahaya?Meskipun orang-orang takut padanya, Tommy malah merasa dirinya sungguh tidak berguna sekarang. Dia bahkan tidak sanggup melindungi wanita yang dicintainya, suami macam apa dia?"Juan, maaf .... Kamu lagi-lagi terluka karena aku," ucap Tommy dengan suara agak rendah. Pria yang selalu bersikap tangguh malah tampak agak sedih sekarang.Juanita merasa agak asing terhadap Tommy yang seperti ini. Namun, dia tahu Tommy menjadi seperti ini karena dirinya.Hati Juanita seketika melunak. Dia mengangkat tangan untuk mengelus rambut Tommy, lalu berkata, "Tommy, kamu nggak salah. Aku yang kurang hati-hati. Lagi pula, nggak mungkin kamu menemaniku setiap saat."Tommy memeluk Juanita dengan makin erat. Setelah meletakkan dagunya di
Read more
Bab 203 Tidak akan Berani Lagi
Saat itu, yang ikut serta dalam kejadian ini ada 3 orang pelayan. Begitu mendengar pernyataan ini, ekspresi Tommy tampak makin masam.Masalah ini pasti berkaitan dengan salah satu dari ketiga pelayan itu. Tommy segera memberitahukan hal ini kepada Jacky."Baik, aku akan segera mencari ketiga orang itu." Sesudah mendapatkan informasi ini, Jacky langsung memahami maksud bosnya.Beberapa saat kemudian, Yosef memasuki bangsal dan berkata, "Tommy, Jingga sudah bangun. Sudah kuperiksa barusan, dia baik-baik saja.""Ingga sudah bangun?" Begitu mendengar nama Jingga, Juanita pun merasa emosional. Dia langsung bangkit dari ranjang, tetapi kepalanya seketika merasa pusing karena gerakannya terlalu mendadak.Melihat ini, Tommy mengernyit dengan kesal. Dia berucap dengan nada agak menyalahkan, "Aku tahu kamu khawatir pada Ingga, tapi kesehatanmu juga harus diperhatikan.""Baiklah ...." Meskipun tahu dirinya salah, Juanita tetap merasa kesal mendengar teguran Tommy.Di sisi lain, Tommy yang bersika
Read more
Bab 204 Benar-Benar Bukan Aku
Di sisi lain, Tanya dan Yolanda sedang khawatir karena masalah ini. Malam ini sudah sangat kacau, tetapi tujuan mereka masih belum tercapai. Juanita gagal dilecehkan, bahkan diselamatkan Tommy.Jika Juanita berhasil dinodai, Tommy mungkin akan marah karena kejadian ini. Namun, situasi berbeda dari yang mereka bayangkan sekarang. Juanita hanya terluka tanpa ternodai sedikit pun.Memikirkan hal ini, Yolanda menggertakkan giginya dengan geram. Pria yang mereka sewa itu benar-benar tidak berguna. Yolanda sudah menyuruhnya bertindak cekatan, tetapi pria ini malah membuang-buang waktu.Tommy sudah datang, tetapi mereka gagal menghancurkan Juanita. Kini, Tanya dan Yolanda pun mulai cemas karena kejadian ini telah terungkap.Dilihat dari situasi sekarang, Tommy pasti makin mencintai Juanita. Dia tidak mungkin mencampakkan wanita itu. Asalkan wanita itu menangis tersedu-sedu, Tommy pasti tidak akan mengampuni dalang di balik kejadian ini. Jadi, mereka hanya bisa berharap identitas mereka tidak
Read more
Bab 205 Ingin Sekali Mati
Begitu pelayan ini masuk dan melihat ekspresinya yang panik, Tommy tahu dia diperintahkan oleh seseorang."Kalau menolak mengaku, kami punya cara untuk membuatmu bicara," ancam Jacky.Melihat dirinya tidak bisa mengelabui orang-orang ini, pelayan itu mengepalkan tangan dan berucap dengan gemetaran, "Aku akan bilang."Para staf sering membahas tentang kehebatan Tommy di waktu senggang. Pria kekar dan kuat bahkan memohon pengampunan saat diinterogasi olehnya.Lagi pula, Yolanda sudah memberinya sebuah ide. Jika menyebut nama orang itu, dia mungkin masih memiliki harapan. Pelayan itu melirik Juanita beberapa kali, lalu berkata, "Nona Keluarga Sandoro.""Hah? Siapa?" tanya Juanita sembari mengernyit."Nona Nanda," jawab pelayan itu. Setelah mengamati raut wajah Tommy yang tidak berubah banyak, dia pun merasa lega."Apa yang dia perintahkan? Kenapa dia harus mencarimu?" tanya Tommy.Pelayan ini telah mengingat semua instruksi Yolanda. Jadi, dia menjelaskan semuanya dengan tenang, "Aku nggak
Read more
Bab 206 Apakah Konos Sudah Gila?
Tommy terkekeh-kekeh sinis, lalu ekspresinya seketika menjadi murung. Amarah berkecamuk dalam hatinya, sampai-sampai kertas di tangannya telah diremas hancur. "Lancang sekali Nanda ini, dia kira aku nggak berani melawan karena mereka disokong Keluarga Setiawan? Kalau mereka bukan keluarga Juanita, aku nggak akan sesungkan ini."Jacky tahu Tommy berbicara seperti ini karena akan melakukan sesuatu terhadap Nanda. Dia berucap, "Tuan, apa Nyonya akan ....""Nggak apa-apa, aku akan menjelaskannya kepada Juan nanti," sahut Tommy yang yakin Juanita tidak akan keberatan setelah mengetahuinya. Lagi pula, bagi Juanita, Nanda hanyalah orang asing yang tidak punya hubungan dengannya.Jacky pun tidak berani bicara terlalu banyak karena Tommy sudah memiliki rencana sendiri. Kemudian, Tommy melemparkan kertas di tangannya dan berkata, "Karena Nanda sudah terlalu bernyali, aku akan menjatuhkan penyokongnya. Setelah perlahan-lahan mendesaknya ke jalan buntu, mari kita lihat, dia masih berani mencelakai
Read more
Bab 207 Bagaimana Bisa Rela?
Nanda akhirnya telah mendengar kabar tentang Setiawan Group. Lagi pula, kemerosotan Setiawan Group sudah masuk berita. Banyak orang yang menyayangkannya, entah siapa yang disinggung mereka sampai bisa menjadi seperti ini.Namun, Nanda tidak punya waktu untuk memedulikan semua ini. Bagaimanapun, perusahaan mereka langsung terhubung dengan Setiawan Group. Dengan kata lain, perusahaan Nanda pasti mendapatkan dampak buruk karena situasi Setiawan Group.Sebelumnya, Nanda membuat banyak promosi untuk produk mereka. Faktanya, sebagian besar dana diinvestasikan oleh Setiawan Group. Perusahaan Nanda selalu memiliki hubungan kerja sama dengan mereka.Kini, Setiawan Group yang mengalami keterpurukan tentu melibatkan perusahaan Nanda. Sebelumnya, ada beberapa klien besar yang ingin bekerja sama dengan mereka untuk jangka waktu panjang. Akan tetapi, begitu mengetahui prospek Setiawan Group yang sekarang, mereka khawatir pada masa depan perusahaan Nanda sehingga mundur satu per satu.Pada saat yang
Read more
Bab 208 Siapa yang Berani Menyakiti Orangku?
Ketika Nanda tiba di Setiawan Group, kebetulan sekali Andre sedang naik pitam. Suasana hati Andre benar-benar buruk karena berbagai masalah yang terjadi belakangan ini. Begitu melihat Nanda datang mendadak, dia tahu wanita ini memiliki tujuan sendiri."Kenapa kamu datang?" tanya Andre sembari mengernyit. Sikapnya tidak selembut saat berhubungan intim dengan Nanda.Nanda telah menduga situasi seperti ini akan terjadi. Lagi pula, sejak kapan mereka memiliki perasaan untuk satu sama lain? Mereka hanya saling memanfaatkan.Hanya saja, Nanda masih ingin mengambil keuntungan dari Andre, meskipun pria ini terkena masalah. Itu sebabnya, dia berusaha untuk berbicara selembut mungkin, "Andre, perusahaan kosmetikku dalam masalah. Apa kamu ... bisa meminjamku sedikit uang?"Nanda menatap wajah murung Andre dengan gugup. Namun, supaya perusahaan bisa melewati krisis ini, Nanda terpaksa memberanikan diri untuk mengajukan permintaan seperti ini."Kamu nggak tahu kondisi perusahaanku sekarang? Aku ngg
Read more
Bab 209 Semua Gara-Gara Dia
Hari ini, seseorang yang tidak diharapkan oleh Juanita tiba-tiba menjenguknya. Begitu mendengar suara ketukan pintu, Juanita menengadah untuk melihat. Tanpa diduga, dia malah mendapati Serafina berdiri di depan sana."Kak." Meskipun terkejut, Juanita berusaha untuk menutupinya. Kemudian, dia mencoba untuk duduk lebih tegak dengan bantuan tangannya.Serafina maju beberapa langkah sambil buru-buru berkata, "Santai saja, aku cuma datang melihatmu. Aku nggak lama kok."Seusai berbicara, Serafina meletakkan barang bawaannya ke nakas. Melihat ini, Juanita segera berujar dengan sungkan, "Terima kasih, Kak. Lain kali nggak perlu bawa barang sebanyak ini."Serafina hanya menimpali dengan datar, "Nggak apa-apa, sudah seharusnya." Saat berikutnya, kedua wanita ini sama-sama terdiam.Sejak awal, hubungan antara Juanita dengan Serafina memang sangat aneh. Juanita sendiri tidak tahu bagaimana sikap Serafina terhadapnya.Serafina memang kakak Tommy, jadi seharusnya menjenguk Juanita. Namun, berdasark
Read more
Bab 210 Menggugurkan Kandunganmu
Santi mendengus dingin, lalu bertanya, "Lalu, bagaimana dengan properti atas namaku?""Apa harta kita ada bedanya? Bukannya milikmu juga milikku?" balas Jerry.Santi menarik napas dalam-dalam, lalu menimpali, "Benar, nggak ada bedanya. Kalau kamu menggadaikan semua properti ini, bagaimana dengan Nanda?"Begitu mendengar nama Nanda dan memikirkan perbuatannya, Jerry sontak kesal. "Itu perbuatannya sendiri. Sekarang keluarga kita bahkan nggak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Kita nggak punya uang lagi untuk melunasi utang Nanda.""Ayah!" pekik Nanda sambil mengentakkan kaki. Dia tidak menyangka Jerry akan berkata seperti itu. Mendengar ini, Santi juga merasa kesal. Dia berkata dengan lantang, "Nanda itu putrimu!" "Dia memang putriku, lalu kenapa? Apa dia nggak paham kondisi keluarga kita sekarang? Beraninya dia membuat masalah di luar sana. Nggak masuk akal!" balas Jerry. Jerry membanting meja sembari berdiri dan melanjutkan, "Biar dia yang menyelesaikan masalahnya sendiri. Aku nggak pu
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
28
DMCA.com Protection Status