Home / Romansa / Terjebak Cinta Om Duda / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Terjebak Cinta Om Duda: Chapter 71 - Chapter 80

97 Chapters

Damai

Aura kelimpungan kala beberapa pria yang dia ketahui sebagai anggota kepolisian mendatangi tempatnya. Secepat kilat ia memasukkan segelintir pakaian secara asal ke dalam sebuah koper, kemudian menyeret kasar koper berukuran tak terlalu besar itu. Berbagai pikiran buruk sudah memenuhi benak wanita tersebut. Tak ada lagi yang Aura pikirkan selain kabur dari sana. Naasnya, sebelum berhasil melarikan diri polisi sudah lebih dulu mengepung tempat itu. Tiga puluh lebih wanita berpakaian kurang bahan sama paniknya dengan Aura, mereka sibuk meminta perlindungan sang mami. “Mami siapa mereka?” “Diam! Kita harus segera pergi dari sini!”“Iya, tapi gimana caranya, Mam? Tempat ini udah dikepung!”Aura tak kehilangan akal, ia mencoba menelepon seseorang guna meminta bantuan. Sayangnya, orang tersebut tak menjawab panggilannya. Aura menggeram marah. Disaat seperti ini, tak ada yang bisa dia andalkan selain diri sendiri. “Kita keluar lewat ruang bawah tanah,” bisik Aura pada tiga wanita ya
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Rumit

Beberapa jam sebelum penangkapan Aura“Jadi, apa rencanamu?” tanya Kenzie begitu mereka sampai di pent house.“Sebentar, aku perlu mengurus beberapa hal lebih dulu.” Kenzo berlalu begitu saja dengan ponsel menempel di telinga.Kenzie mendengkus kesal. Memang sulit berurusan dengan Kenzo, lelaki itu punya banyak sekali kegiatan, hingga tak bisa hanya fokus pada salah satunya. Seperti sekarang, sudah lebih dari lima belas menit ia menunggu, Kenzo tak kunjung kembali. “Om!” panggil Kenzie.Tak ada sahutan. Kenzie berinisiatif menyusul Kenzo, namun urung saat mendengar suara derap langkah mendekat. Lelaki tersebut muncul dengan segaris senyum tersungging di bibir, sesuatu yang cukup menyita perhatian Kenzie. “Apa yang membuatmu terlihat sangat bahagia?” tanya Kenzie kala mendapati raut wajah Kenzo lebih cerah dari sebelumnya. Ia memicingkan mata, menaruh sedikit curiga. “Tidak ada,” jawab Kenzo santai.Tak berselang lama, ponsel Kenzie bergetar, menampilkan notifikasi pes
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Cinta

“Aku di sini, Gal.”Alea dan Gala kompak menatap ke arah yang sama. Di teras rumah minimalis itu, Amanda dengan hoodie biru laut dan rambut panjang tergerai tersenyum lembut. Ia membalas tatapan Gala kemudian bergabung dengan mereka. Selama sepersekian detik, keheningan mendominasi pertemuan tiga manusia yang saling menyimpan rasa. Hanya detik jarum jam yang terdengar memenuhi ruangan. Alea menundukkan kepala, sementara Amanda dan Gala saling bertukar pandang. “Aku udah denger semuanya,” ujar Amanda memecah hening. Gala segera bangkit dan menggenggam jemari Amanda, pemandangan yang membuat luka tak kasat mata di hati Alea semakin menganga. “Aku bisa jelasin. Kamu mau kan dengerin penjelasan aku?” Lembut dan penuh harap, begitulah cara Gala berbicara pada Amanda. Sorot matanya menatap penuh cinta, seakan seluruh dunianya terpusat di sana. Alea yang kini menjadi obat nyamuk diantara mereka tengah berjuang menahan sesak di dada. Saat itulah ia bangkit, tugasnya telah selesai.“
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

Penasaran

Kenzie menggeleng, senyum yang terlihat amat dipaksakan itu membuat Kenzo menarik wanita mungil tersebut dalam dekapannya. “Kau boleh menangis sepuasnya,” ucap Kenzo lembut. Semula Kenzie bergeming, tak membalas pelukan Kenzo. Samar-samar Kenzo mendengar suara isakan yang berasal dari bibir Kenzie. Ia menunduk untuk memastikan. “Menangislah! Aku tidak akan mengejekmu meskipun kau terlihat sangat jelek.”Spontan, Kenzie memukul dada bidang Kenzo. “Bahkan kau sudah mengejekku, membuat air mata ini tak jadi keluar,” sungutnya. “Baguslah, artinya dia tidak ingin membuatmu terlihat jelek saat bersamaku,” jawab Kenzo santai. Kenzie mengerucutkan bibir. Melihat itu, seutas senyum tipis menghiasi bibir Kenzo. Ia cukup lega melihat Kenzie tak jadi menitikkan air mata. Namun, situasi ini tak bisa terus menerus dibiarkan. Kenzo perlu memikirkan cara agar Kenzie tak mendapat hinaan lagi dari mamanya. “By the way, tadi kau luar biasa,” puji Kenzo. “Maaf,” sesal Kenzie seraya menunduk. “
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Anak

“Dulu, mereka pernah sangat dekat, Nona.”Kenzie mengangguk-anggukkan kepala seraya tersenyum tipis dan menarik kakinya yang sudah tak terasa sakit. “Sepertinya sudah cukup, aku ingin istirahat,” ujar Kenzie. “Baiklah, kalau begitu saya permisi.”“Terima kasih.”Sepeninggal wanita paruh baya itu, Kenzie merebahkan diri sembari menatap langit-langit kamar. Keraguan merasuki hatinya, berbagai tanya bersarang di benak. Sudah tepatkah keputusannya untuk tetap berada di sisi Kenzo dan membantu lelaki tersebut? Tak hanya itu, berbagai pikiran buruk datang silih berganti. Bagaimana jika Kenzo hanya mengambil keuntungan darinya? Jika benar demikian, tentu ia menjadi pihak yang akan dicampakkan dan paling dirugikan nantinya. Kalau boleh jujur, Kenzie sudah kalah telak dari Kenzo. Dia bahkan telah menaruh rasa pada lelaki itu. Tepatnya kapan, Kenzie tak tahu, mungkin ketika dirinya dan lelaki itu menghabiskan malam bersama, atau saat pertemuan pertama mereka?
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Friend with Benefit

“Untung saja gadis itu bisa diajak kerjasama,” ucap Bara selang beberapa menit setelah Amanda hilang dari pandangan.“Ya, kau benar,” balas Rhea sembari mengaduk lemon tea yang tersisa setengah.“Lantas, apa rencanamu selanjutnya?”Rhea meminta Bara mendekat dengan gerakan tangan. Detik itu juga, ia mencondongkan tubuh, mengikis jarak keduanya.“Kau yakin?” tanya Bara setelah mendengar rencana Rhea. “Apa tidak sebaiknya—““Tidak!” potong Rhea. “Kau harus membantuku menyukseskan rencana ini, Bara,” sambungnya.“Tentu saja. Tapi, kau tahu, aku tidak pernah melakukan apa pun secara cuma-cuma.” Bara tersenyum penuh arti, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas untuk bersama wanita itu. Ya. dia yakin Rhea tidak akan menolak keinginannya..“Malam ini di apartemenmu,” ujar Rhea. Ia paham kemana arah pembicaraan Bara.“Oke, pastikan kau datang tepat waktu, Nona,” ujar Bara seraya mencolek dagu Rhea mesra. Senyum kemenangan tersungging di bibir lelaki tersebut.“Hmm.”Merasa tak ada lagi
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Perubahan Rencana

Hari yang paling tidak dinanti Kenzie benar-benar tiba. Malam ini, pertemuan dua keluarga digelar. Lidia sudah bersiap sejak sore, ia tak sabar menanti kedatangan calon menantu dan keluarga besan, guna membicarakan konsep pernikahan Kenzo dan Rhea yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat.Sementara di lain tempat, entah sudah berapa jam Kenzie berkutat di depan cermin tanpa melakukan apa-apa. Meskipun sudah berulang kali Kenzo mengatakan apa yang terjadi nanti hanyalah settingan, ia tetap tak bisa menyembunyikan kesedihan.“Zie, kau sudah siap?” tanya Kenzo setelah menjawab panggilan Lidia yang menanyakan keberadaannya. Ia berdiri di ambang pintu, menyaksikan Kenzie yang tampak asyik dengan pikirannya sendiri.Kenzie menoleh sekilas, kemudian kembali menatap pantulan dirinya. “Aku, aku tidak yakin,” cicitnya dengan suara bergetar.“Hey! Kau menangis?” Kenzo mendekat dan merengkuh sang istri, mengusap naik turun punggung Kenzie dengan gerakan lembut.“Aku takut, Om,” ungkap Kenzie dal
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Kacau

“Siapa bilang?” sela Kenzo. “Sejak awal Ken tidak pernah mengatakan akan menceraikan Kenzie, Ma,” sambungnya tenang namun tegas.Di bawah meja, Kenzo menggenggam erat jemari Kenzie. Ia tahu bagaimana perasaan sang istri saat ini. Meskipun sedari tadi tak sepatah kata pun terucap dari bibir mungil wanita itu, semua tergambar jelas melalui sorot mata dan gestur tubuhnya.“Maka sekarang, Mama ingin kau menceraikannya!” tukas Lidia.Kenzo menggeleng, ia harus tenang dan membuat Rhea masuk perangkapnya tanpa harus terikat status pernikahan atau membuat Lidia curiga. Ditatapnya wajah Rhea dalam-dalam, kemudian tersenyum miring. “Katakan yang sebenarnya, Rhea. Bukankah kita sudah bicarakan soal ini sebelumnya?”Rhea salah tingkah, ia tak tahu kemana arah pembicaraan Kenzo. Namun, satu yang dia tangkap, lelaki itu tengah memberi ancaman melalui tatapan tajamnya. Beruntungnya, sinyal-sinyal yang diberikan Kenzo diterima baik oleh Rhea, wanita tersebut mengangguk setelah berhasil menguasai diri
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Malam Panas

Tubuh Rhea terhuyung ke samping dengan tangan menyentuh pipi yang terasa panas. Ia memejamkan mata, menahan gejolak emosi yang sudah mencapai puncak. Belum sempat bicara apa pun, Lidia sudah lebih dulu memaki. “Keterlaluan!” hardiknya.Rasa perih dan asin menjalar akibat sudut bibirnya yang mengeluarkan cairan merah. “Maaf,” lirih Rhea.Hanya kata maaf yang bisa dia ucapkan. Sebab, semua yang terjadi memang di luar prediksi. Ia tak mungkin mengatakan alasan yang sebenarnya, karena itu sama dengan menggali kuburan sendiri. Alhasil, Rhea menunduk pasrah menerima kemarahan Lidia, bersikap seakan Kenzo berada satu langkah di depannya.“Sudah berkali-kali kukatakan, manfaatkan kesempatan ini! Tapi lihat, yang kau lakukan malah sebaliknya. Apa yang terjadi denganmu, Rhea?!” geram Lidia.“Aku…aku tidak mungkin menolak keinginan Ken, Tante,” ucap Rhea pelan.“Kenapa tidak mungkin?!” bentak Lidia.“Karena aku mencintainya,” bohong Rhea.Lidia membuang muka seraya menyilangkan tangan di depan d
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Cara

“Bagaiman tidurmu? Nyenyak?” tanya Kenzo saat mendapati Kenzie tengah menyiapkan sarapan untuk mereka. “Cukup nyenyak,” jawab Kenzie seadanya.” “Cukup nyenyak? Bagaimana bisa kau berkata demikian setelah berulang kali…” Kenzie menyumpal mulut Kenzo dengan roti tawar yang telah dibaluri selai coklat sebelum lelaki itu menyelesaikan ucapannya. Wajah Kenzo terlihat kesal, berbanding terbalik dengan Kenzie yang saat ini terbahak melihat ekspresi sang suami. “Agama tidak membolehkan seorang istri bersikap kurang ajar pada suami!” celetuk Kenzo. Kuliah subuh telah berakhir dua jam lalu, namun Kenzo baru memulainya. Mendengar itu, Kenzie menggulir bola mata. “Dan seorang suami tidak diperkenankan menjadikan aktivitas ranjang sebagai bahan candaan!” ketusnya sembari meninggalkan Kenzo. Ia berdiri di depan kitchen set, menyiapkan bahan-bahan untuk membuat nasi goreng tanpa memedulikan tatapan Kenzo yang mengarah padanya. Kenzie memotong bawang merah dan putih dengan tenang, kemudian mema
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status