Share

Anak

“Dulu, mereka pernah sangat dekat, Nona.”

Kenzie mengangguk-anggukkan kepala seraya tersenyum tipis dan menarik kakinya yang sudah tak terasa sakit. “Sepertinya sudah cukup, aku ingin istirahat,” ujar Kenzie.

“Baiklah, kalau begitu saya permisi.”

“Terima kasih.”

Sepeninggal wanita paruh baya itu, Kenzie merebahkan diri sembari menatap langit-langit kamar. Keraguan merasuki hatinya, berbagai tanya bersarang di benak. Sudah tepatkah keputusannya untuk tetap berada di sisi Kenzo dan membantu lelaki tersebut?

Tak hanya itu, berbagai pikiran buruk datang silih berganti. Bagaimana jika Kenzo hanya mengambil keuntungan darinya? Jika benar demikian, tentu ia menjadi pihak yang akan dicampakkan dan paling dirugikan nantinya.

Kalau boleh jujur, Kenzie sudah kalah telak dari Kenzo. Dia bahkan telah menaruh rasa pada lelaki itu. Tepatnya kapan, Kenzie tak tahu, mungkin ketika dirinya dan lelaki itu menghabiskan malam bersama, atau saat pertemuan pertama mereka?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status