Home / Romansa / Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 261 - Chapter 270

298 Chapters

Bab 261 - Ancaman

Di tempat Dominic, pria itu juga memantau jalannya negosiasi dengan pihak Rahardja. Jemarinya mengetuk-ngetuk lengan kursi dengan tidak sabar."Masih belum?" tanyanya untuk yang ke sekian kalinya pada sang asisten.Si asisten sendiri tampak gugup dan gelisah karena bosnya makin tampak uring-uringan saja."Masih diusahakan, Tuan. Pihak Rahardja menawar di bawah lima persen."Dominic mendengus. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa lagi karena tengah menekan dirinya agar bersabar.Jika ia berhasil mendapatkan saham dari Rahardja, otomatis ia akan menjadi pemegang saham yang diperhitungkan di Rahardja Group, sesuatu yang memang diincarnya sejak awal. Dominic akan bisa menguasai bisnis negara ini seperti yang ia inginkan.Karena, ya, Dominic Romero memiliki rahasia yang ia sembunyikan. Sesuatu yang ia dapatkan dari Henri Pradana.***Beberapa hari yang lalu ...."Kita sudah sampai, Pak."Dominic bergumam pelan. Ia menunggu asistennya membukakan pintu mobil dan menjinjing keranjang buah yang
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Bab 262 - Kedua Pihak Telah Bersepakat?

"Asalkan Anda bersedia memberikan saham Rahardja Group pada saya.”Henri tidak menjawab. Sebagian dari dirinya masih merasa terkejut dan bingung, sebagian lagi mencoba berpikir apa motivasi penguasa industri hiburan ini sebenarnya.Lalu, kenapa juga ia menyasar keluarganya? Apakah Dominic ada sangkut pautnya dengan penculikan istri dan anak Henri?Karena lawan bicaranya cukup lama terdiam, Dominic kemudian menambahkan, “Kalau Anda lebih teliti lagi, ada rekaman juga saat Anda sedang bermesraan dengan Nyonya Lidya.”Henri kembali tekesiap. Seperti orang kesetanan, Henri mengaduk-aduk amplop hitam di tangannya dan menemukan sebuah flashdisk. Namun, sebelum ayah Dion itu mengecek isinya, Dominic sudah berlalu.“Saya tunggu kabar baiknya, Tuan Henri.” Itulah ucapan Dominic sebelum pria itu berlalu, meninggalkan Henri yang perasaannya campur aduk.Di sisi lain, Dominic merasa puas. Sejak ia mulai bekerja sama dengan Aletta, hidupnya jadi penuh hiburan seperti ini.Sesuai dugaan Dominic, He
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Bab 263 - Ego yang Tergores

“Katakan, saya akan datang langsung.”Satria menatap wajah atasannya yang tampak tenang tersebut, lalu mengangguk. Tak bisa ditahan, asisten Kaisar tersebut berpikir, apakah ini adalah tantangan Kaisar untuk perang terbuka. Sekalipun bosnya bukanlah tipe yang senang menyenggol pihak-pihak lain–apalagi Rahardja Group sudah ada di puncak industri negeri ini, rupanya Kaisar sendiri pun tidak bisa menahan dirinya jika orang-orangnya diusik.Terutama keluarga Kaisar sendiri.“Baik, Pak.” Satria mengangguk. Pria berkacamata tersebut kemudian kembali fokus pada earpiece di telinganya.Kaisar memantau perdebatan yang ada, sebelum kemudian disepakati bahwa baik Kaisar maupun Dominic akan terlibat dalam serah terima sandera, yang tidak lain akan dilakukan di properti milik Ganesha.Kesepakatan terakhir tersebut membuat Dominic menyeringai puas karena ia akan bertemu dengan pria yang akan ia hancurkan perlahan tersebut.Ya. Itu juga termasuk dalam rencananya.***“Beliau sudah menunggu di dalam
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Bab 264 - Penguasa Sebenarnya

“Bisa kita percepat prosesnya, Tuan Dominic? Saya ingin segera bertemu dengan keponakan saya.” Ada kilat marah dalam sepasang mata Dominic. Pria itu tampak jelas sedang tersinggung dan kesal karena merasa Kaisar tidak menghormatinya. Padahal saat ini, jelas-jelas Dominic berada di posisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kaisar. Ialah yang memegang kuasa atas pertemuan ini, dan Dominic pulalah yang menahan Nicholas sekaligus memiliki kesempatan untuk melakukan apa pun pada pria muda tersebut. Nyawa Nicholas Rahardja ada di tangannya dan Kaisar berani-beraninya meremehkan Dominic! "Sepertinya Anda tidak memiliki rasa takut ya," komentar Dominic dengan nada sakartis. "Apakah Anda sadar bahwa saat ini juga, saya bisa memerintahkan anak buah saya untuk menghabisi keponakan Anda?" Kaisar tidak menyahut. Pandangannya yang dingin terarah langsung ke sepasang mata Dominic. Namun, di sana memang tidak ada rasa takut dan suami Embun tersebut tetap tampak tenang. "Anda tersinggung deng
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Bab 265 - Tidak Perlu Khawatir, Akan Kuurus Semuanya

"Jangan memancing saya. Atau Anda akan menyesal karena sudah mencoba mencari tahu sejauh mana saya bisa membalas dendam, Tuan Dominic." Tubuh Dominic bereaksi lebih dulu tanpa sadar. Badannya yang besar dan kekar tersebut menegang karena waspada, sebelum kemudian pria itu membuat wajahnya lebih rileks dan tenang. "Begitu?" tantang Dominic dengan senyum tipisnya. "Saya jadi penasaran." Kaisar tidak menanggapi kembali ucapan Dominic dan menoleh pada kepala tim legalnya. "Selesai?" tanya suami Embun tersebut. Si kepala tim legal mengangguk. "Sudah, Pak. Semua sudah dibereskan." Kaisar mengalihkan pandangannya ke arah Nicholas. "Nic." Si keponakan mengangguk dan bangkit berdiri. Namun, dua orang anak buah Dominic langsung mencekal bahunya, lalu menekan Nicholas agar kembali duduk, menahan pria muda itu. "Lepaskan dia," ucap Dominic, yang baru saja selesai mengecek berkas. Ada senyum penuh kepuasan di wajahnya. Nicholas sedikit menggerakkan bahunya, menepiskan tangan yang masih
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

Bab 266 - Kehamilan Embun & Perhatian dari Rindang

"Kamu fokus pada pemulihanmu saja. Biar aku yang urus." "Tapi, Paman--" "Nic." Kaisar memotong protes keponakannya. Perlahan, pria itu menepuk bahu Nicholas dan melanjutkan, "Kamu sudah bekerja keras. Istirahatlah." Ucapan itu membuat Nicholas terdiam. Apakah ... itu berarti ia sudah cukup menebus keteledorannya waktu itu? Meskipun Kaisar memang tidak pernah menyalahkannya, tapi Nicholas tetap berpikir bahwa ialah hang bertanggung jawab. Namun ... karena Kaisar sudah mengatakan itu. Mungkin benar. Ini adalah waktunya Nicholas menyerahkan sisanya pada sang paman. "... Terima kasih, Paman." *** "Minum dulu jusnya, Embun." Dirawat oleh Rindang yang cukup bawel memiliki sisi baik dan buruknya sendiri. Embun senang mendapatkan perhatian kakaknya. Karena toh ia merindukan si kakak. Sudah lama sekali rasanya perhatian Rindang terfokus sepenuhnya pada Embun. Namun, sisi buruknya ... kakaknya terlampau terlalu perhatian padanya. Benar-benar--fokus pada Embun. Bahkan lebih parah dar
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more

Bab 267 - Mulai Sadar

"Kita akhiri saja sampai di sini, Lidya. Hubungan kita adalah sebuah kesalahan." Setelah sebuah telepon singkat yang ia terima dari Henri, Lidya jadi makin tidak tenang. Apalagi mengingat ancaman yang diberikan oleh Aletta. Bagaimana Lidya merasa tertekan karena ucapan Henri dan ancaman Aletta membuat wanita paruh baya tersebut sadar bahwa ia telah melakukan kesalahan. Sebesar apa pun ia menikmati kebersamaannya dengan Henri, jika hal tersebut diketahui oleh suaminya, Surya, dan Rahma, istri Henri, tentunya itu akan membuat semua pihak sakit hati. Tidak peduli bagaimana Lidya akan menjelaskan bahwa ia melakukan itu karena merasa iri akan kesempurnaan hidup Rahma yang memiliki suami yang begitu perhatian itu--berbeda dengan Surya yang kini membiarkan Lidya bersenang-senang sendiri semaunya. Ditambah lagi, saat ini Rahma tengah berada di rumah sakit karena ulah wanita iblis yang sama dengan yang mengancamnya. "Aletta sudah gila. Sebenarnya apa yang ia ingin capai dari semua ini?"
last updateLast Updated : 2024-08-14
Read more

Bab 268 - Pengamatan Ibu Mertua

[Nic? Halooo?]Nicholas terkekeh pelan sebelum jarinya bergerak menekan opsi 'panggil' di layar ponselnya. Pria muda itu memilih untuk mengejutkan Friska dengan sebuah panggilan video.Di kamarnya, Friska yang sedang menyortir barang-barang di kamarnya untuk didonasikan ke yayasan, terkejut mendapati panggilan video setelah ia mengirimkan pesan pada Nicholas."Eh? Aduh! Bagaimana--"Masalahnya, penampilan Friska ... sedang tidak seperti biasanya. Wajahnya yang biasa dihias dengan make up yang berani kini tampak polos dan rambut merahnya hanya dicepol asal-asalan.Sekilas, wanita itu melirik ke arah cermin untuk mengecek penampilannya.Berantakan.Friska akhirnya melewatkan panggilan Nicholas hingga pria itu mengirimkan pesan padanya.[Lho? Kok tidak diangkat? Katanya mau mengecek?]Friska manyun. "Kan aku cuma minta foto, Nic," balasnya.[Lebih baik langsung telepon saja, Fris.]Lalu, tanpa aba-aba lagi, ponsel Friska kembali berdering. Panggilan video dari Nicholas kembali masuk.Kal
last updateLast Updated : 2024-08-15
Read more

Bab 269 - Siapa yang Hamil?

"Istirahat."Itu adalah perintah sang paman sebelum menutup panggilan secara sepihak. Padahal Nicholas hanya bertanya mengenai agenda rapat pemegang saham yang akan segera dilaksanakan. Namun, Kaisar langsung memotongnya dengan tegas dan tidak memberikan informasi apa pun.Lagi pula, Nicholas sudah baik!Ia sudah pulih, karena toh ia tidak menerima banyak luka ataupun penyiksaan dari pertemuannya dengan Dominic kemarin. Nicholas juga sudah mencoba kembali menenggelamkan diri dalam kesibukan kantor, seperti dulu.Meskipun tidak intens seperti saat ia menerima tugas dari sang paman.Namun, memang. Entah kenapa, belakangan pamannya itu menjadi lebih dingin, kaku, dan selalu tak ingin diganggu. Tidak seperti biasanya.Ah, sebenarnya akan lebih tepat jika dikatakan kalau pamannya ... berubah kembali seperti dulu. Sebelum menikah dengan bibinya yang sekarang."Ck, padahal Paman sudah jadi hangat dan banyak senyum kalau bersama Tante Embun."Apakah mungkin perubahan sang paman berkaitan den
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

Bab 270 - Keponakan yang Pengertian

"Siapa yang hamil!?" Nicholas masih memandang kotak susu di tangannya dan berpikir. Punya asisten rumah tangga di sini jelas tidak mungkin. Ia dengar Embun di sini bersama kakaknya. Mungkin kakak dari bibi Nicholas itu yang sedang hamil? Bisa jadi. Tapi jika seperti itu, kenapa beliau repot-repot merawat Embun? Bukannya orang hamil harus banyak-banyak istirahat? Atau ... justru bibinya itu yang hamil. Sebentar. Jadi istri pamannya itu sedang mengandung? "Masuk akal," gumam Nicholas. Keningnya mengerut, berpikir mengenai beberapa hal yang ia dengar terjadi pada Kaisar dan Embun. Bibinya sakit. Pingsan, katanya kelelahan. Tapi paman Nicholas jadi sangat protektif. "Astaga, kenapa tidak mengabariku?" pikir Nicholas lagi. "Tapi kalo Paman tahu ... sepertinya mereka tidak mungkin pisah rumah begini." Tenggelam dalam pikirannya sendiri, Nicholas tidak menyadari bahwa pintu depan terbuka dan Embun masuk ke dapur. "Nic?" Embun terdengar lega. "Kukira siapa yang datang. Pintunya tida
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more
PREV
1
...
252627282930
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status