“Mau kemana?” tanya Hilda pada Aya siang ini, terlihat Aya sudah cantik dengan riasan make up tipisnya, di padukan dengan dress selutut yang bagian atasnya tertutup. Aya sengaja menggerai rambut panjangnya.“Hmm, Elvan bentar lagi jemput. Mau makan siang,” jawab Aya kemudian ikut duduk di sofa dengan ibunya di ruang keluarga.“Oh, gak makan di sini aja?” tanya Hilda.Aya menggeleng pelan, “Gimana Elvan aja.”“Mama ngerti, kencan gitu ya maksudnya?” Hilda tersenyum hangat.Wajah Aya sedikit merona, tapi kemudian mengangguk.“Kayanya Elvan tuh sayang banget ya sama kamu,” ujar Hilda kemudian.Wajah Aya sedikit mendongak, “Mama tau dari mana?” tanyanya.“Dari cara dia natap kamu, hangat, dalam meski ada rasa kekhwatiran di dalamnya,” ujar Hilda seraya menatap Aya lekat-lekat.“Elvan memang baik, Ma. Dan Aya merasa sangat nyaman saat di dekatnya, ia selalu melindungi Aya selama ini. Jika tidak bertemu dengan dokter Fera kemudian bertemu dengan Elvan dan Ryan, entahlah. Aya tidak tahu nasi
Terakhir Diperbarui : 2024-10-22 Baca selengkapnya