Home / Romansa / Cinta Yang Sesungguhnya / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Cinta Yang Sesungguhnya: Chapter 111 - Chapter 120

291 Chapters

111. Jaga Dirimu Baik-baik

Aji dan Hilda sangatterkejut dengan pernyataan Aya ini. Tentu saja Aji menolak dengan keputusan putrinya ini, bagaimanapun ia sudah pernah salah dan ia ingin menebus kesalahannya tersebut.“Tidak, Aya. Kini statusmu sudah kembali single dan kau adalah tanggung jawab kami. Jadi kembalilah ke sini dan tinggallah bersama kami, Papa janji tidak akan memaksamu lagi untuk mengikuti semua keinginan Papa lagi,” ujar Aji.Aya sempat ragu tapi kemudian menggeleng dengan tegas, “Aya sudah melupakan semua yang pernah Aya alami, dan Aya mohon sama Papa dan Mama beri Aya kesempatan kali ini saja untuk menentukan hidup Aya. Aya hanya ingin mandiri dan mengejar cita-cita Aya. Aya sudah berkonsentrasi penuh terhadap tujuan Aya ini, Aya sudah berharap banyak pada usaha Aya untuk membuka cafe ini bersama teman Aya. Aya mohon kalian bisa mengerti Aya untuk kali ini saja,” Aya memohon dengan sangat pada kedua orang tuanya.
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

112. Apa Sih Yang Ada Di Kepala Kamu

Elvan langsung meninggalkaan cafe begitu Aya datang dan membawanya pergi dari sana, ia tak ingin ada orang lain yang melihat mereka dan mengenali Aya.“Bagaimana?” tanya Elvan begitu mereka sudah berada di dalam mobil dan melaju menuju apartement.Aya tersenyum girang dan menoleh pada Elvan yang duduk di sampingnya, “Semua berjalan lancar, bahkan mereka mendukungku untuk menjalankan cafe di Bandung.”“Syukurlah… apa mereka bertanya macam-macam?” tanya Elvan lagi.Aya menggeleng, “Tidak, mereka hanya memintaku untuk berjaga diri, bahkan Papa memberiku uang.” Aya mengeluarkan amplop cokelat dari dalam tasnya dan memperlihatkannya pada Elvan, “Papa juga mengatakan jika kurang aku boleh memintanya lagi.”“Hmm… sebenarnya tidak perlu meminta lagi, aku bisa memenuhi semua kebutuhanmu," sahut Elvan."Jangan begitu, Elvan. Kita belum menikah. Selama i
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

113. Akan Ada Pelangi Setelah Hujan

Sudah satu bulan berlalu sejak cafenya dibuka, dan Aya tampak begitu sibuk di dapur. Tapi ini sangat menyenangkan untuknya, ia bisa mengeksplorasi kemampuannya di dapur untuk menciptakan berbagai resep makanan. Semangatnya kian menggebu melihat antusias pengunjung yang kian bertambah setiap hari. Aya menyediakan form yang bisa diisi oleh para pembeli untuk memberikan saran dan kritik pada makanan dan layanan di cafe. Meski rata-rata isi form tersebut pembeli merasa cocok dengan masakannya namun Aya merasa perlu mendapatkan saran dan kritik supaya lebih baik dalam segala hal.Cafe buka jam 10.30 pagi hingga jam 10 malam. Meski terkadang Aya sedikit kewalahan dan merasa lelah namun ia merasa sangat senang. Kesibukannya saat ini sesuai dengan bidang yang sesungguhnya ia kuasai. Selama ini ia hanya memasak hanya untuk orang-orang di rumah saja, dan kini kemampuan memasaknya bisa tersalurkan untuk bisnis.Setiap kali Aya pulang ke apartementnya, yang lumayan jauh dari cafe, membutuhkan w
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

114. Kenapa Mereka Gak Pacaran Aja?

Sudah tiga hari ini koki pilihan Elvan bekerja dengan baik dan membantunya di dapur. Aya sangat terbantu oleh koki tersebut, koki tersebut sangat baik dan bisa diajak kerja sama. Bahkan Aya sering bertukar pikiran dengannya untuk membuat ide-ide resep terbaru. Sore ini Aya sedang berkutat di dalam dapur, tiba-tiba seorang pegawai menghampirinya.“Bu, maafkan saya menganggu, di luar ada seseorang yang ingin menemui Anda,” ujar pegawai yang bertugas sebagai seorang waiters. Kening Aya berkerut, ia bertanya-tanya dalam dirinya mengenai siapa yang datang untuk mencarinya.“Siapa? Perempuan atau laki-laki?” tanya Aya.“Perempuan, Bu. Nyonya Soraya,” sahut pegawai tersebut.Mata Aya membulat seketika dan langsung tersenyum lebar. “Mamihhh…” gumaman Aya kemudian. Aya langsung mencuci tangannya dan mengerigkannya, “Bilang pada Mamih, tunggu sebentar,
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

115. Elvan Kan Anak Mamih

Alangkah terkejutnya Elvan begitu masuk ke dalam cafe untuk menjemput Aya, di mana ia bisa melihat ibunya ada bersama Aya dan mereka tampak sedang berbincang.“Mamihh!! Kok Mamih bisa ada di sini? Sendirian ya?” tanya Elvan begitu ia berdiri di dekat Aya dan ibunya. Elvan celingukan mencari ayah atau teman ibunya yang mungkin ikut berkunjung ke cafe. Saat ini cafe sudah hampir tutup dan para pegawai sedang merapikan cafe.Soraya hanya menatap Elvan dan mendelik padanya. “Tadi sama temen tapi temen Mamih sudah pulang dari tadi. Napa? Emang Mamih gak boleh datang ke sini? Apa hak kamu melarang Mamih datang, hah?”“Bukan gitu Mih, kok Mamih gak kasih tau Elvan dulu gitu…”“Ck! Kalau Mamih mau datang ya datang aja, kenapa harus minta ijin sama kamu segala, kamu kan bukan Daddy!” dengus Soraya.“Ihh… bukan gitu Mih…” seru Elvan.Soraya menatap tajam Elvan. “Kenapa? Kaget kamu Mamih datang? Takut ketahuan karena kamu sering nginep di sini, hah? Bobo bareng gitu? Maen vampire-vampire-an?” d
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

116. Mamih Udah Gak Ada

Pagi ini mereka bertiga sedang duduk di meja makan, menikmati sarapan mereka yang dibuat oleh Aya. Awalnya mereka menikmati sarapannya tanpa kata. Karena Elvan hanya diam saja dengan wajah yang merengut.Tentu saja ia masih kesal karena semalam ibunya menjewernya dan memarahinya, karena ia meminta Aya untuk pindah ke kamar sebelah yang di tempati olehnya. Karena tidak ditemani Aya seperti biasa, kira-kira jam 1 malam Elvan baru bisa tidur.“Ini enak…” ujar ibunya memuji makanan buatan Aya.Aya tersenyum, “Terima kasih, Mamih.”Soraya kemudian melirik pada Elvan, “Kenapa dari tadu kamu nekuk wajah kamu terus, hah? Marah sama Mamih?” tanya Soraya.“Gak kok, Mih. Elvan baik-baik aja,” sahut Elvan.Soraya memutar bola matanya jengah, “Ngomong aja kalau masih kesel karena semalam!”Elvan memilih diam. Ia tak mau lagi berdebat dengan ibunya untuk hal ini. Jadi ia akan menoba mengalihkannya pada pembicaraan lainnya.“Mih, Elvan dan Aya udah berencana untuk kembali ke Jakarta, dan sesekali aj
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

117. Jangan Khawatir Serahkan Padaku

Rabu pagi, keduanya sudah bersiap untuk kembali ke Jakarta. Dengan hati yang sedikit berat Aya meninggalkan apartement yang sudah di tinggalinya selama 1 bulan lebih ini. Tapi yang paling berat adalah Aya harus meninggalkan cafenya, mempercayakan pengelolaannya pada satu orang kepercayaan Elvan dan pada koki yang sudah di trainingnya selama seminggu.Aya sudah mengambil keputusan tersebut, ia memang harus kembali ke Jakarta. Masa depan hubungannya dengan Elvan harus lebih jelas agar ia bisa leluasa mendampingi Elvan di depan publik.Aya sudah memantapkan hatinya, karena ia kembali ke Jakarta akan menemui orang tuanya bersama Elvan.Mengenalkan Elvan pada mereka sebagai pasangannya.Bahkan Aya sudah tidak sabar untuk segera mengenalkan Elvan pada kedua orang tuanya.Saat ini keduanya sudah berada di dalam mobil, mobil melaju meninggalkan pelataran gedung apartemen dan melaju ke arah jalantol berada.Se
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

118. Bonus, Biar Kamu Makin Tenang

Pagi sekali mereka berdua sudah siap. Tentu saja Aya tidak mau mandi bersama Elvan karena ia menolaknya dengan sangat keras. Dan Elvan tidak memaksanya, karena memang sebenarnya ia hanya ingin menggoda Aya saja. Hatinya sangat senang melihat wajah Aya memerah dan cemberut.Saat ini mereka berdua sedang menikmati sarapan seperti biasanya, tapi Elvan bisa menilai raut wajah Aya yang tampak tegang. Sejak tadi ia perhatikan jika Aya sedikit melamun. Elvan tidak ingin mengganggunya, mungkin memang Aya tegang karena sebentar lagi mereka akan pergi menuju rumah Aya. Sikap Aya ini tidak berlebihan mengingat selama ini ayahnya selalu mendikte dan memaksakan kehendaknya. Aji--ayahnya mengatur Aya dimana ia harus melanjutkan kuliah yang jurusannya kurang dikuasainya. Ayahnya tidak memperdulikan itu. Ia mengatur Aya ikut kursus supaya bisa mendapat nilai bagus.Kini sesekali Aya berkutat dengan ponselnya dan tampak mengetikkan sesuatu di sana.
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

119. Sepertinya Familiar

“Aya….” seru Hilda senang, tapi sedetik kemudian Hildla mengerutkan keningnya saat menatap seorang pria yang duduk di samping putrinya tersebut.Aya yang sudah berdiri diikuti oleh Elvan, menghampiri ibunya kemudian memeluknya.“Ma, Aya kangen…” Untuk sesaat Hilda melupakan pria tersebut.“Mama juga…” Hilda kemudian melerai pelukannya dan kembali fokus menatap pria itu, ”Ini siapa? Teman yang kamu bilang itu?” tanya Hilda penasaran kemudian mengulurkan tangannya pada Elvan untuk berkenalan. Aya mengangguk.“Iya, Mama ini Elvan, Elvan ini Mama…” ucap Aya memperkenalkan mereka masing-masing.Terlihat Elvan dan Hilda bersalaman, “Perkenalkan, Saya Elvan, Nyonya.” Elvan memperkenalkan dirinya dengan sopan tanpa menyebutkan nama panjangnya.Hilda tersenyum, “Hilda, Mamanya Aya. Ayo silahkan duduk…&rd
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

120. Pokoknya Bisaaaa

“Saya rasa, saya harus menolaknya!”Bukan hanya Elvan tapi Aya juga tercengang dengan perkataan Aji tersebut, dan ini lah yang sangat Aya takutkan. Tapi Elvan bersikap tenang kemudian, ia paham dengan apa yang dimaksiud oleh Aji.“Maafkan saya jika menyinggung perasaan Anda, saya hanya tak ingin melakukan kesalahan yang sama seperti dulu yang saya lakukan pada putri saya,” ujar Aji kemudian.“Saya tahu maksud Anda, dan saya mengerti atas kekhawatiran yang Anda rasakan. Tapi saya mohon beri kami waktu untuk memperlihatnya pada Anda, bahwa kami serius. Dan Anda tidak bisa membandingkan saya dengan orang yang dulu menjadi pasangan Aya. Kami sudah mengenal lebih dulu sebelum akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan,” jelas Elvan.“Saya mengerti….”“Jika maksud Anda hubungan kami terlalu cepat dan khawatir orang lain akan berpikiran buruk, saya rasa, 2 bulan in
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status