Semua Bab Istri Galaknya Om CEO : Bab 1 - Bab 10

119 Bab

Bab 1. Kecelakaan

"Menyebalkan! Misi macam apa ini? Masa untuk mempertahankan jabatan CEO harus luluhin cewek asing, buang-buang waktu saja!" pekik pria itu frustasi setelah beberapa kali memandang dokumen yang berisi info tentang calon istrinya.Meski hujan, Haidar bahkan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia masih tak menyangka dengan syarat yang diberikan keluarganya. Terlebih, dia jauh lebih muda dari Haidar!"Aaaaaaaaaaaaa!" Suara teriakan perempuan dari depan membuat Haidar terkejut. Ia segera mengerem mobil. CIT!Brugh!Sayangnya, pengendara motor di depannya tetap terjatuh. Oleh sebab itu, Haidar gegas keluar mobil dan menghampiri. "Sorry, sorry! Ada yang luka?"Alih-alih menjawab, perempuan itu merintih kesakitan. Hal ini membuat Haidar terdiam dan terus mengamatinya. Barulah dia tersadar sesuatu .... Bukankah gadis yang dijodohkan dengannya?"Malah bengong! Tolongin, woii!" teriak calon istri yang dijodohkan dengan dirinya secara diam-diam itu. Saat ini, Ciara memang basah kuyup
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya

Bab 2. Jalan Pintas

"T-tolong!" teriak Ciara."Astaghfirullah! Ci, Cia … bangun!" seru Haidar sembari menepuk-nepuk pundaknya."Aaaaaa, tolong!" teriaknya lagi lalu terbangun."Haduh! Bisa-bisanya tidur sebentar aja udah ngelindur. Bangun-bangun gelagapan kayak habis dikejar setan," ucap Haidar. "Astaghfirullahal'adzim, aku mimpi kita kecelakaan. Alhamdulillah cuma mimpi Ya Allah. BTW, kok Om biarkan Cia tidur beneran, sih!" omelnya."Orang lemes begitu ya biarin aja tidur daripada pingsan maksain melek!" Haidar tersenyum samar ke arah Ciara. Betul juga, Ciara memang sedang lelah, badannya tidak baik-baik saja akibat hujan yang menerpa. Setelah ganti baju yang diserahkan Haidar, ia dan Haidar tidak menunda waktu untuk perjalanan pulang ke rumah gadis cantik tersebut. Haidar sengaja membiarkan Ciara tertidur di tengah perjalanan."Hhh! Ya takutnya manfaatin kesempatan dalam kesempitan!" bentak Ciara. "Kamu kok jadi emosi?" "Ya jelas! Laki-laki kalau lagi nak---""Suud! Laki-laki seperti Om ini kalau na
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya

Bab 3. Bangun!

Suara benturan keras antara mobil Haidar dan pembatas jalan, terjadi di tengah sunyinya jalan dan derasnya hujan. Mereka mengalami kecelakaan tunggal karena rem blong. Akibat benturan tersebut membuat serpihan kaca mengenai tubuh keduanya, sementara kaki Haidar terjepit kursi dan dashboard."O-om, bangun!" pinta Ciara dengan lirih sebelum pingsan. Tidak ada satu menit setelah kejadian, keduanya tidak sadarkan diri. Darahnya banyak yang yang keluar melumuri mobil. Beruntungnya ada teman Haidar yang tadi sempat disuruh mengawasi keberadaannya bersama Ciara secara diam-diam. ***Selang berisi darah sudah berjalan masuk ke dalam perangkap transfusi darah untuk Ciara. Lain dengan Haidar yang masih terbaring belum sadarkan diri setelah operasi kakinya. Ciara meminta satu ruang bersama Haidar, bukan karena ingin mencari kesempatan, tetapi karena rasa bersalahnya yang hinggap. "Bangunlah! Om kan masih mau belajar buat sate yang enak. Katanya mau buktiin, bangun!" Suara alat bantu di rumah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya

Bab 4. Menikah di Hutan

"Apa-apaan ini? Om belum pernah nikah," jawab Haidar. "Terus itu siapa? Om juga denger sendiri, kan? Laki-laki tak tahu diri!" teriaknya. "Haidar! Alhamdulillah ... ternyata mayat yang di depan bukan kamu. Maaf ya, ngaku-ngaku jadi istri kamu ... biar cepet diladenin, soalnya lagi rame di depan." Perempuan berpakaian baju kantor yang menjadi sekretaris Haidar itu langsung masuk ruangan. "Hahaha, iya gak masalah," jawab Haidar.'Sial! Kenapa mereka nggak luka yang lebih parah?' batin Toya. "Hmmm ... Alhamdulillah masih diberi hidup, jadi ... masih ada kesempatan untuk menikahi Ciara." Haidar mengedipkan mata kirinya. "Ish, turuti syaratnya dulu!" bentak Ciara. "Mau dituruti atau nggak, yang namanya jodoh gak akan ke mana ... hahaha, lagian kalau udah naksir gak usah sok-sokan. Tadi aja pas Toya bilang suami ... wajah kamu udah kayak tomat," jawab Haidar."Ihh! Cia tuh hanya melindungi diri dari sengatan mangsa laki-laki! Intinya gak mau dipermainkan. Masih kekeh ingin mencoba penu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya

Bab 5. Tiupan Malam Pertama

"Menikahnya sudah Om yang minta. Sekarang ganti Cia yang milih malam pertamanya. Mau di hotel aja! Kalau di hutan dingin!" rengek Ciara. "Justru dinginnya itu yang dicari," jawab Haidar. "Ogah, Cia mboten purun!" Ciara memonyongkan bibirnya. "Kedah purun," sahut Haidar. "Dibilang tidak mau ya tidak mau! Menyeramkan, Om! Cia tuh … takut gelap yang akut sebenarnya," ungkap Ciara. "Kenapa tertawa?" "Ya sudah ngikut kamu," jawabnya.Haidar mengalah untuk yang ini. Pikirannya sudah tertata karena jabatan CEO tetap berhasil. Haidar menyadari, selesai masalah satu, dia akan menghadapi perkara baru. Namun, itu sudah menjadi pilihannya.***"Siapa yang beliin baju itu? Siapa juga yang suruh pakai!" Haidar menutup mata. "Om kok begitu, tidak senang?" tanya Ciara. "Kamu terlalu menggoda!" Haidar berjalan ke ranjang, tetapi malah berselimut sendiri. Entah, harus dengan bahasa apa Haidar mengatakan yang sebenarnya. Pernikahan yang hanya pura-pura dijalankan dengan cinta. Menikahnya secara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-22
Baca selengkapnya

Bab 6. Sensitif

"Ini, ada kabar dari keluarga Mamamu," jawab Ciara. "Kabar apa? Mana … kok sudah mati cuma sebentar?" tanya Haidar. "Hahaha … kena prank. " Ciara tertawa lepas, dia kesal dengan suaminya, sekalian saja di-prank. "Is, kamu masih waras? Masa baru beberapa hari nikah sama Om ... jadi gila?" Haidar menyentuh jidat Ciara. "Om Sayang apa, sih? Katanya suruh prasangka baik, lah ini … malah mengira kalau ciara gila!" keluhnya. "Hahaha, ingin ketawain saja. Yuk, buruan isi tenaga!" ajak Haidar. Haidar tahu saja kalau Ciara hanya prank. Begitulah dia, tidak mudah untuk dikelabui. Tidak kehabisan ide, Ciara terus bersikap centil di hadapan Haidar. Prank-nya gagal, tetapi tidak dengan langkah fisik selanjutnya. "Cium dululah!" pinta Ciara. "Om Sayang kan, tidak suka orang lebay!" Haidar ikut bercermin meraba dagu mulusnya sendiri. "Dulu saja mengancam mau cium waktu belum menikah, sekarang sudah menikah masa malah dibiarkan. Tidak mau mencium, ya sudah tidak mau makan!" seru Ciara. “Hhhh
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya

Bab 7. Dimanja

"Tenang, kita liat sama-sama," jawab Haidar. Kabar tidak sedap kembali mengguncang. Tangis yang menderu itu, ternyata tangis tentang kabar kecelakaan pesawat yang tentunya menimbulkan banyak korban. Pihak yang akan bekerjasama dengan Haidar pun membatalkan pertemuan di waktu tersebut, mereka mengundur sehingga mengakibatkan Haidar mengurus kerjasama yang di luar kota terlebih dahulu. Pengunduran dilakukan karena pihak sana juga tahu akan kecelakaan tersebut yang mana beberapa korbannya merupakan anggota keluarga dari pihak yang akan bekerjasama. ***"Om Sayang, boleh minta sesuatu gak?" tanya Ciara. "Asal bukan anak," jawab Haidar. 'Hhh, minta jawaban aja," sahut Ciara. "Apa, hmm?" Mereka sudah dari tadi di atas ranjang, tetapi belum juga memejamkan mata karena Ciara terus saja mengajak bicara. Meskipun tidak jadi ke luar negeri, besok Haidar sudah harus berangkat ke luar kota. Seperti wanita pada umumnya, Ciara sengaja manja ke suami, walaupun dia juga tahu seharusnya malam ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya

Bab 8. Peka

Ciara langsung bergegas untuk mandi. Ia orangnya mudah penasaran, apalagi ini tentang pernikahannya yang sekarang masih bermain dengan api meluluhkan. Haidar tersenyum samar, bahagia melihat senyum sang istri sudah mendarat. "Hemm, udah mandi," kata Ciara."Oke, Om mandi dulu ya, entar baru cerita," jawab Haidar."Jangan lama-lama, Sayang!" pintanya."Siap." Seperti peringatan istrinya, Haidar tidak terlalu lama di kamar mandi. Pada dasarnya, ia memang lelaki yang juga tidak suka berlama-lama di dalam kamar mandi. Istrinya sudah menunggu dengan dandannya yang mempesona. Dibilang tidak tertarik, itu munafik, Haidar tentu tertarik, tetapi tetap belum bisa melabuhkan cinta. "Tuh ganti bajunya, mau dipakaiin?" tanya Ciara. "Gak usah, biar cepet tak pakai sendiri saja." Haidar masuk ke ruang ganti baju. "Yee, dah rapi. Cerita sini sambil Cia sisirin," kata Ciara."Cerita apa?" "Tadi katanya mau cerita tentang pernikahan," jawabnya."Hehe, cuma bohongin Isbay saja, hahaha. Berchandya …
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya

Bab 9. Senjata

Terkejut dengan ucapan Ciara. Dalam bayang pikiran Haidar, istrinya tahu dari mana nomor ponselnya Bening. Ia masih berusaha santai dan tetap fokus ke laptopnya. Wajah dan kelakuan Ciara yang galak pun tidak bisa dikondisikan lagi, tanpa pikir panjang menggebrak meja kerjanya Haidar. Breghh."Astaghfirullahal'adzim, Isbay!" Haidar kaget dan langsung berdiri. "Aku ini sedang bicara sama Om!" teriaknya."Kalau kedatangan kamu cuma mau ribut, Om antar pulang sekarang!" seru Haidar."Tega ya! Om mikir gak sih, istri mana yang tidak cemburu jika foto suaminya diposting perempuan lain dengan caption love! Manaaaaa! Kecuali kalau memang orangnya seperti Om, nggak ada cinta untuk pasangan halalnya," omel Ciara."Duduk, Isbay … udah ya marahnya. Dapat nomer Bening dari siapa?" Haidar merangkul istrinya untuk duduk di atas ranjang."Mama Sita," sahutnya. Ciara terdiam melihat sorot mata suaminya yang tidak mungkin Haidar menduakannya. Hampir saja Haidar terpancing emosi, tetapi untungnya bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya

Bab 10. Air Mataku

Ciara: "Hahaha, ngurusnya Sayangkuh! Buatnya mah gak ribet asal Om udah mau." Haidar: "Tau gak, Nduk? Wanitaku ini laksana air mata, kamu lambang dari segala teduh maupun rapuhku. Mau tidak mau, kamu tetap ikut merasakan apa yang menerpaku." Ciara: "Hahaha, mboten napa-napa, melow banget!" Haidar: "Ada hakmu yang belum aku penuhi." Ciara: "Mm, tapi sudah banyak hak lain yang Om berikan. Yang penting kita paham akan hak dan kewajiban, paham itu bisa menempatkan sesuai tempatnya juga. Maaf kalau merengek, tapi sejujurnya Cia mau anak kita lahir juga dengan benih cintamu, Sayang! Bukan sekedar nafsu. Om bahagia kan nikah sama Cia?" Haidar: "Bahagia, maaf ya … belum bisa utuh membahagiakanmu." Ciara: "Om Sayang dinginnya udah mulai anget nih, hehe … kangen!" Haidar: "Apa sih? Kalau beneran kangen, ya kamu makan dong, jangan ditunda lagi!" Ciara: "Asal VC-nya jangan dimatiin dulu." Haidar: "Iya." Ciara: "Om Sayang, Cia tuh ...." Haidar: "Ditelan dulu, nanti bicara lagi." *** "A
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status