Home / Romansa / Istri Galaknya Om CEO / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri Galaknya Om CEO : Chapter 11 - Chapter 20

119 Chapters

Bab 11. Ratuku

"Mau ke pesantren." "Untuk apa? Abah sama Ummah jam segini sudah istirahat, santri-santri pun juga, gak baik bertamu di jam segini, Cantik. Besok ya?" kata Haidar. "Aku cuma mau lihat gerbangnya doang habis tuh pulang!" rengeknya. "Ya udah, yuk berangkat!" Haidar melirik sejenak dan tanpa aba-aba mengangkat istrinya untuk masuk mobil. Keinginannya dituruti begitu saja sudah senang banget. Meskipun hanya untuk melihat gerbang pesantren, selama tidak merugikan istrinya, Haidar tetap berangkat. Lelahnya sudah lenyap dengan pengakuan cinta dan rasa syukur yang tumbuh dalam dirinya. "Om udah siapin tiket honeymoonnya sesuai pilihan kamu waktu itu sama Mama. Nggak berubah pikiran kan?" tanya Haidar. "Nggak dong, udah cocok," jawab Ciara. "Ehmm, kenapa menangis?" Haidar terkejut setelah menoleh, ternyata air mata sang istri bercucuran. "Kangen mondok, huaaaaa!" "Hahaha …." Haidar tertawa lepas. "Apa yang lucu?" sahut Ciara ketus. "Gak lucu, tapi kamu imut banget kalau nangis gitu,
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

Bab 12. Matahariku

"Apa! Nggak usah jeda-jeda gitu napa sih kalau ngomong!" rajuk Ciara. "Isbay-Isbay, oke bicara ... dan Om tuh hutangnya banyak banget sama kamu," jawab Haidar. "Hutang apaan? Gak ada hutang apapun," jawab Ciara. "Hutang perasaan," kata Haidar. "Sudahlah, Cia gak permasalahin itu. Lagian, kata Om yang harus dipikir tuh senengnya aja, bukan sedihnya jika ingin bahagia. Lebih baik fokus doa deh di sini, semoga Allah cepat memberi Huda, Dhuha, dan Badri." "Aamiin. Ya udah kita langsung ke makam sekarang," ucap Haidar. "Mengke riyen, mau makan brem dulu, hehe." Ciara mengedipkan matanya dan melirik tangan Haidar yang membawa bremnya. Haidar belajar banyak belajar mengenali wanita dari istrinya. Mulai dari wanita yang telah terkoordinasi dengan sensitif, peka, cemburuan, dan dan lain-lain. Ciara memberi banyak bahasa untuk Haidar rangkai dalam hidupnya. Kisah pertemuannya tiba-tiba, tapi memberi ruang yang begitu luas untuk kebahagiaannya. "Mau disuapin?" tanya Haidar. "Maulah, menu
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

Bab 13. Bungaku

"Om Sayang!" teriak Ciara. "Kenapa wajah kamu begitu?" "Ada yang diam-diam lewat di belakang mobil kita," bisik Ciara. "Yakin? Mana?" "Itu tuh, lari ke kiri." Ciara menunjuk larinya sosok berhodi hitam. "Biar Om suruh orang buat menelusuri. Yang penting sekarang mobil beres, kamu bisa cepet istirahat." Haidar melanjutkan untuk mengantar istrinya ke masjid. Haidar menelpon Spion, karyawan yang sekaligus sahabat bermuka dua itu untuk diuji coba. Karena ia curiga bahwa pelaku ban kempes itu ialah dia, dengan motif kecemburuan dan keserakahannya ingin merebut warisan keluarga jenggala. Ditambah, ia yang akan menempati jabatan CEO-nya saat itu jikalau Haidar tak bisa meluluhkan Ciara. Hal inilah yang menjadi alasan di atas alasan, papanya Haidar sangat mempercayai Spion, dan belum tahu mengenai sikap serta niat buruknya. Membangun perusahaan sampai sebesar itu tidak melalui cara yang tiba-tiba, Haidar menghargai perjuangan para leluhurnya , sehingga tetap mempertahankan perusahaan di
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

Bab 14. Rembulanku

"Pripun hasile, Nduk?" tanya Haidar "Huaaaaaa! Om liat sendiri!" Dengan berlinang air mata, Ciara keluar kamar mandi dan memeluknya. "Alhamdulillah, Masyaallah, Tabarakallah, nggak apa-apa ya, berarti masih saatnya kita berdua," kata Haidar. Ciara jadi kecewa meskipun awalnya tadi sudah bicara untuk tidak kecewa.Tak ada sahutan bicara lagi, istrinya tidur dengan menangis. Haidar tetap berada di samping sang istri, bahkan untuk tidurnya menunggu Ciara untuk tidur pulas. *** "Malam ini, fix?" tanya Ciara. "Iya, sekarang nonton dulu, yuk! " ajak Haidar. Mereka berdua nonton drama bersama. Niatnya, mau ajak istri ke bioskop. Akan tetapi, Ciara sudah bilang malam itu ia ingin di rumah saja. Cukup nonton di sosial media berdua bersama Haidar, menurut Ciara itu sudah sangat memuaskan. "Kamu kenapa gak milih nonton di bioskop?" tanya Haidar. "Gak mau, di sana kan banyak orang," jawab Ciara. Haidar mengernyitkan kening. "Memangnya mau nyari yang banyak hewan?" "Om apa-apaan coba, ya
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

Bab 15. Rumahku

"Ngomong aja," kata Haidar. "Serius amat, Om hahaha," celetuk Ciara. "Kamu sih yang bikin serius." Haidar mengeratkan dekapannya. "Jadi ... Ciara denger kalau Om---" "Minta dicium sampai gak bisa napas kah kamu, Sayang? Ngomong kok gak jadi-jadi," "Mati dong, mau istrimu ini mati, hah?" "Gak dong, gak bisa napas bukan mati, mati itu udah nggak bernapas. Gak sah bahas napas, apa yang kamu dengar di kantor?" jawab Haidar. "Apa bedanya Sayangku? Astaghfirullah!" "Tulisannya aja udah beda. Cepat dong ngomong apa yang kamu denger!" "Berchandya ... berchandya ... hahaha, ngapunten Om Gantengku, istrimu cuma bercanda," kata Ciara tertawa. "WANITA ITU RUMAH UNTUK LELAKINYA. RUMAH AKAN RAPI JIKA YANG PUNYA PEDULI, RUMAH AKAN NYAMAN JIKA YANG PUNYA BERIMAN, RUMAH AKAN TERANG JIKA YANG PUNYA TAK LUPA KASIH SAYANG." Haidar bisa saja menghindari jebakan istrinya dengan membuatnya salah tingkah sendiri dengan ucapannya barusan. Mungkin Ciara sedang lupa bahwasanya suaminya bukan orang yan
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more

Bab 16. Nadiku

"Wa'alaikumussalam." Siapa lagi wanita yang membuat Ciara cemburu kalau bukan Bening. Bening datang sendiri ke rumah sakit untuk menjenguk Haidar. Sebenarnya, Bening bukan perempuan gatal juga, tetapi Ciara cemburu dengan kebersamaanbya yang begitu akrab saat di kantor. "Sendiri aja, Nduk?" tanya Sita. "Nggih, Tante. Mumpung jam istirahat, jadi Bening saget mriki," katanya. "Memange ada jadwal sibuk toh hari ini?" tanya Haidar. "Wonten, kan jadwal meeting, tapi sampun dibatalkan untuk hari ini, karena njenengan masih sakit," ungkap Bening. "Sayang, aku mau VC temen kampus dulu nggih di luar. Gerah pol di sini!" Ciara tak melihat dan menyapa Bening sedikit pun, ia langsung membalikkan badan dan keluar. "Hati-hati Cintanya Om." Ada hati yang tersakiti. Dulu, Bening dan Haidar sempat sama-sama jatuh cinta yang mana mereka saling tahu karena dibocorkan temannya. Memang Haidar sudah bisa secepat itu beralih hati. Namun, tidak dengan Bening yang sampai sekarang masih belum bisa melep
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

BAB 17. DUA RAHIM

Sita dan Ciara meninggalkan Haidar sendirian. Mereka mengecek suara apa yang berada di depan. Karena suaranya sangat mengagetkan. Terkejut bukan main, ternyata suara itu ialah suara petugas makanan yang mengerem mendadak dan makanannya banyak yang tumpah karena brankar yang membawa pasien gawat darurat kecelakaan tepat di depan rumah sakit. Sisi yang membuatnya sangat terkejut ialah mengenai wanita yang kecelakaan—Bening Ramadhan. "Innalillah, Ya Allah Mam, B-bening." Ciara langsung menangis dan memeluk mertuanya. Kecelakaannya parah, sampai Bening masuk ruang ICU. Para saksi mengatakan bahwasanya Bening kecelakaan saat menyebrang dengan melamun. Mendengar kabar tersebut, amarah Haidar seperti tergugah untuk menyalahkan istrinya. "Gara-gara kamu ini, Ci!" teriak Haidar. "Kenapa jadi menyalahkan Cia? Om cinta sama Bening sampai berani berkata seperti ini! Jelas-jelas perkara ini tadi sudah selesai!" Sebenarnya, dalam diri Ciara juga merasa bersalah. Akan tetapi, dia tidak terima ka
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Bab 18. Catatanku

"Noval! Kita selesaikan bersama saya, biarkan Haidar bicara dengan istrinya!" Bunder Jenggala, ayahnya Haidar menyela ucapan Noval. Lelaki tampan itu melanjutkan langkahnya bersama Ciara untuk menjauh dulu dari Noval yang emosinya membara. Hampir saja telat makan, untungnya Haidar ingat kalau istrinya belum makan siang. Mereka ke tempat makan samping rumah sakit. "Sayang, kita makan dulu, di sana ada kok sate," ujar Haidar. "Males," jawab Ciara lesu. "Selama kita tidak bertengkar, urusan tidak terlalu dalam, Nduk! Jadi nggak perlu sepaneng gitu," kata Haidar. "Bukan kita, tapi nyangkute nggih ke kita. Riweh banget!" "Lupain dulu dari bahas itu. Beri kesempatan otakmu untuk direfresh, yuk makan!" ajaknya. Haidar menggandeng tangan istrinya. Sampai di tempat, ia langsung pesan. Sate ayam khasnya Ponorogo memang sangat lezat, apalagi bagi Ciara sebagai makhluk pecinta sate. Sebisa mungkin Haidar mengalihkan Ciara dari memikirkan perkara poligami maupun cerai. "Isbay, suapin dong!"
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Bab 19. Perhiasanku

"Arrggggh! Om!" "Anak-anak Mama lagi apa ini kok dipanggil belum dateng-dateng?" Sita menghampiri mereka. "Anak Gantengnya Mama ini yang bikin lama, Mam. Masa jilbab Cia malah disembunyiin, padahal Cia udah kesel nyari gak ketemu-ketemu!" omel Ciara. "Hahaha, udah jadi hobi," sahut Haidar. "Hehe, Mama hanya bisa senyam-senyum liat kalian," kata Sita. Ciara segera memakai jilbabnya. Haidar menunggunya dengan bertanya-tanya kepada Sita siapa yang sebenarnya datang di malam tersebut. Ternyata orang tua Ciara yang datang. "Ummi, Abi!" Ciara sangat bahagia dan memeluk mereka. Malam ini mereka akan menginap di rumah Haidar. Berhubung juga dengan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan Bening. Namun, belum membicarakan saat ada Ciara. Bukan karena apa, takutnya malah drop, tidak nafsu lagi untuk makan, Ciara mudah sekali untuk tidak nafsu makan saat berpikir keras. "Anak Abi makin cantik aja," kata Banter Basma—ayahnya Ciara. "Harus dong Bi, entar Om Hai kecantol yang lain," jawab
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

Bab 20. Penguatku

Ciara sudah dipastikan cemburunya bukan main. Ditambah mereka punya janji? Pikiran Ciara sudah langsung tentang pernikahan. Haidar malah tidak ingat apa-apa, dia merasa tidak mempunyai janji dengan perempuan tersebut. "Janji apa?" tanya Haidar. "Aku bisa telat, Sayang!" rengek Ciara. "Ya udah kita berangkat. Maaf, harus pergi dulu Toy," katanya. "Mmm, tapi ini penting!" "Kamu ngerti ini suami orang gak, sih!" celetuk Ciara kesal. "Loh, apa salahnya? Memangnya aku selingkuhi suamimu?" tanya Toya. "Udah! Ayo Sayang kita berangkat!" Haidar menarik tangan Ciara untuk menghindari dari Toya. Toya sangat kesal dengan ulah Haidar maupun Ciara. Ia terus mengikuti mereka ke kampus tanpa sepengetahuannya. Menjadi mata-mata juga, ternyata Toya bekerjasama dengan Spion. *** "Sayang," sapa Haidar setelah pulang kerja. "Apa!" jawabnya ketus. Haidar pulang malam yang ternyata istrinya masih juga belum tidur. Kagetnya, suhu badan Ciara panas karena kehujanan mengintip Haidar di kantor. Ia m
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status