Home / Romansa / Istri Galaknya Om CEO / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Istri Galaknya Om CEO : Chapter 41 - Chapter 50

119 Chapters

Bab 41. Pelangiku

"Gak suka main syarat!" "Syaratnya mudah kok, nguntungin kamu juga. Beneran gak mau?" tanya Haidar.  "Apa, sih?" Ciara mendengkus kesal. "Cium Ocyang," jawab Haidar.  "Males, bau ... entar muntah lagi," kata Ciara.  "Bau apaan? Nggak bau Sayang."  Cupp "Dah, hhh!  "Hahaha, kamu suka dicium, tapi kenapa males kalau nyium?" Haidar mulai menstater mobilnya. "Xixixi, risih aja sebenarnya," jawab Ciara. Dua manusia yang bersatu dan menjalankan ibadah terpanjang ini terlihat bahagia sekali. Senyumnya merekah masih terngiang masalah yang telah terselesaikan. Dalam mobil, Ciara terus mengamati suaminya, sampai membuat Haidar salah tingkah. Mereka ini pasangan yang awalnya ditemukan ketika kesempatan dalam kesempitan berlangsung yang akhirnya berada dalam kawasan perjo
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 42. Manisku

"Mau benerin kaos aja," jawab Haidar "Oohh, kirain mau kabur! Aaargghh! Pengen mecahin semua kaca-kaca ini!" Ciara memejamkan mata sejenak. "Sayang, sini-sini curhatnya sambil peluk Ocyang biar marahnya reda," sahut Haidar. Ciara memeluk Haidar. "Oc, aku lebih tenang kalau seperti ini. Jangan pernah pergi!" "WANITAKU, DUNIA JUGA TAHU KALAU KAMU MANIS. NAMUN, DUNIA TERLALU LUAS DAN PAHIT, MANISMU AKAN HAMBAR JIKA DIBAGI UNTUK DUNIA LUAS YANG SEPAHIT INI. TUHAN TAHU AKAN ITU, SEHINGGA ... TUHAN HANYA MENATAKAN MANISMU UNTUKKU." Katanya, lelah dan amarah seorang istri itu akan benar-benar reda ketika telah menyentuh dan disentuh suaminya. Itu terjadi juga untuk Ciara, begitupun sebaliknya untuk Haidar. Waktu di kampus, Ciara emosi dengan dosen yang mendekati ditambah ada mahasiswa sebelah yang dengan judesnya tidak pro mengenai tahlil. "Kesel loh liat kelakuan dosenku di kampus!" celetuk Ciara. "Sama dosen kok kesel." Haidar membelai pelan rambut istrinya. "Iiihh, emang ke
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 43. Bidadariku

"Ehhh, n-nggak ada Sayang." Haidar tergugup, kaget dengan Ciara yang sudah melotot.  "Baru aja pulang, tega ya mau ninggal lagi!" bentak Ciara.  "N-nggak Sayang, nggak pergi," kilah Haidar. Ternyata, istrinya masih terbangun. Ia kira sudah tidur pulas. Haidar memang memiliki janji untuk istrinya. Sejenak membuat Ciara emosi karena ucapan Haidar yang belum jelas. "Isbay tuh denger, katanya ada janji? Janji sama siapa? Janda muda atau perawan tua?" cibir Ciara.  Mempunyai sebuah prediksi. Pikiran Ciara sudah melayang ke banyak perempuan yang mempunyai misi cinta ke suaminya. Haidar tersenyum mendengarkan omelan Ciara.  "Sama bumil cantik," jawab Haidar.  "Pergi sana!" Ciara memonyongkan bibirnya.  "Ngapain pergi? Orang janjinya untuk yang sekarang tidur di dadaku. Aneh, nyuruh pergi tapi ya
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 44. Pemandanganku

"Moga ajalah gak ada apa-apa yang di luar ekspetasi," sahut Rasa.  "Iya, Aamiin. BTW, suwun loh udah mau jenguk Ummi. Meskipun lama tak ketemu, kamu tetap saja sayang sama Ummi," ungkap Ciara.  "Itu harus, Bestie!"  *** Haidar dan Ciara melangsungkan niat ke pantai setelah produk barunya launching. Mereka membawa Ice Cream Ecool yang model pororo itu ke tepi pantai. Sangat bersyukur, kehadiran Ciara dalam perusahaan sebagai bintang iklannya pun, sangat mempengaruhi kinerja produk barunya.   "Sayang, mana pemandangan yang menurut njenengan paling indah? Apakah ketika di pantai dengan luasnya air, yang getaran ombaknya semenenangkan ini? Apakah ketika dalam bukit pegunungan, yang mampu menyinggahkan kesejukan? Apa ketika di atas gedung tinggi, yang mampu menggerakkan mata melihat estetiknya dunia? Apakah ketika berada di tempat wisata religi, yang vibesnya
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 45. Hartaku

"Awwww, pusing!" rintih Ciara.  "Mmm, gini aja. Mbak tunggu di samping sana ya. Saya temani istri saya ganti baju dulu karena alergi dengan baju basah yang menempel di tubuhnya." Haidar merangkul Ciara.  "Baik," jawab perempuan tersebut.   Pantai yang didatangi Ciara dan Haidar merupakan pantai di Jawa Tengah, tepatnya Pantai Parang Tritis. Pantai selatan yang konon kisahnya tidak lepas dari kisah Nyi Roro Kidul. Lumayan menjadi misteri bagi Haidar, ia takut ada hal mistis yang menyangkut, apalagi jika yang kena istri dan bayinya. Ciara lebih suka sesuatu yang lokal-lokal saja, kecuali memang perkara yang melibatkan kekentalan sejarah maupun agama, makanya pantai yang dipilih juga tidak yang sampai luar negeri maupun luar Jawa.  "Baju kami harus ganti, tunggu di sini biar Ocyang ambilkan," kata Haidar.  Setelah ganti baju, Ciara tetap ikut su
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 46. Hadiahku

"Hahaha, sebingung itu kamu." "Apa sih sebenarnya, jangan nambah pusing!" "Itu canda, Sayang, tapi emang bener hanya bisa diukur pakai ular. Maksudnya, ular kan sangat panjang, halus, dan ganas, perlu waspada ngitungnya, hanya kiasan. Yang asli mah bener kata kamu, hanya bisa dihitung dengan cinta," kata Haidar. "Ooohh, gitu aja muter-muter sampai luar negeri, dalam laut! CAPEK DEH!" Ciara gemas mencubit hidung suaminya. "Huaaaaaaaaaa!" Terdengar tangis dari brankar samping.  Meskipun Haidar orang kaya, ia tidak memilih untuk ditempatkan di ruang VIP. Sebenarnya, Haidar usul begitu supaya istrinya juga lebih enak dalam merawat. Akan tetapi, Ciara tidak setuju, baginya malah kesepian kalau berada di ruang tersebut sehingga jadinya tetap satu ruang dengan banyak pasien. "Sayang, coba tengok itu kenapa pasiennya histeris," pinta Haidar.  "Boleh, tapi kalau Isbay
last updateLast Updated : 2023-12-04
Read more

Bab 47. Dewasaku

"Dibilang  takut rusak!" rengeknya. "Ahaha, nggak-nggak, entar Ocyang yang tanggung jawab kalau emang rusak," sahut Haidar. "Isshh, malu! Entar pasti ditanya rusaknya kenapa. Masa mau dijawab dibuat berduaan, gak lucu!" seru Ciara. "Hahaha, gak masalah, emang mau kalau dijawab bertigaan?"  tanya Haidar. "Bener juga sih tiga, kan sama benih kamu," kata Ciara. "Iya ya, kalau gak mau naik, Ocyang juga akan turun duduk di kursi samping kamu," celetuk Ciara. "I-iya naik!" Ciara sudah kenyang dengan brankar. Masa sebelum menikahnya sering keluar masuk rumah sakit karena sakit magnya dan alergi air hujan. Ini juga yang membuat keluarga Ciara sangat bahagia dengan pernikahan Ciara, karena semenjak menikah dengan Haidar nafsu makan dan keteledorannya bisa lebih tertata dengan baik. ***Ulang tahun Haidar tetap dilaksanakan. Acaranya sangat meriah meskipun Haidar tida
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 48. Na'atku

"Kesayangan om kenapa?" Haidar membuka selimut istrinya. "Ada hantu di depan pintu." Ciara langsung mengumpat ke dada bidang suaminya. "Hantu apa? Kamu mimpi palingan," kata Haidar. Ciara mencubit lengan suaminya. "Itu di samping almari ada putih-putih!" "Oh, jadi di sana liatnya, hahaha." Haidar tertawa lepas. "Yaaah, kok diketawain, sih? Emang udah hilang hantunya?" "Tarik nafas panjang dulu, itu bajunya om yang tadi baru Isbay setrika, tapi lupa masukin masukin almari. Daripada kucel lagi, Ocyang gantung aja di sana pas Isbay tidur," ungkap Haidar. "Astaghfirullahal'adziim! Om satu ini memang benar-benar meresahkan!" "Meresahkan, tapi kamu sayang kan?" tanya Haidar. "Sayang dong, rugi gak disayang karena udah memporak-porandakan hatinya Isbay," jawabnya. Bisa-bisanya Haidar mengelabui istrinya lagi. Padahal, aslinya tidak berniat seperti itu. Ia pikir sudah pas ditaruh sana karena dirinya juga sudah ngantuk berat, malas membuka almari. Apalagi sang istri juga sud
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 49. Khobarku

"Nggih," jawab Haidar. "Acara malam jum'at isinen materi tentang buah ngrekso cinta, " lanjut Ummi Zahro. Ada banyak agenda saat malam jum'at di pesantren. Mulai dari Istighotsah setiap awal bulan, Manaqib Akbar, Manaqib Burhan, sholawat, ubudiyah, khitobah, dan lain-lain. Pasti yang diminta Ummi Zahro ini ialah saat jadwalnya ubudiyah, biasanya memang pengurus mengundang ustadz atau yang lain untuk penyampaian materi. Untuk pesantren, apa yang tidak? Ciara dan Haidar siap menerima perintah dari beliau. *** "Sayang, jadi kebayang amil maknawi ibtida'," kata Ciara. "Kenapa?" "Aku takut ketika nanti amil nawasikh datang, kisah kita pasti tak seindah dulu. Tak seindah saat kamu mengetukku sebagai amil maknawi ibtida', yang berhasil membuka permulaan kalimat kita dengan syair yang begitu candu. Aku tetap ingin menjadi khobarmu, bukan menjadi khobarnya. Karena bersamamu ialah perekat dari kesatuan, pelengkap dari kekurangan, dan perasa dari kehambaran. Lain ketika aku menjadi khobarny
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 50. Fa'ilku

"Gak boleh!" sahutnya. "Hahaha, pasti kecewa kan kalau tiba-tiba Om gak manjain kamu?" "Jelas dong!" "Berarti jelas juga untuk mereka. Kamu ini hanya terlalu khawatir, Sayang. Om baik-baik saja dan justru senang bisa menyebarkan apa yang Om bisa. Jika kamu merasa waktu Om untuk Isbayku ini kurang, Om bisa atur ulang jadwal, tanpa harus menghapus jadwal, mau ditambah, hmmm?" "Gak ada hari tanpa sebuah kenangan manis dari Om," ungkap Ciara. "Ehmm, bisa diulang?" "Xixi, Upps! Barang yang sudah dibeli tidak boleh dikembalikan!" Mereka saling menggelitik karena kegemasannya. Sita sampai senyum-senyum sendiri yang tak sengaja lewat depan kamar dan mendengar suara tawa mereka. Ada rasa lega yang kuat di hati mertua melihat rumah tangga anaknya aman-aman saja meskipun ia juga tahu goncangan dunia maya sedang kuat-kuatnya. *** "Sayang, bangun!" pinta Haidar. "Masih ngantuk," jawab Ciara. "Waktunya sholat malam," kata Haidar. "Entar aja deh, Om duluan!" seru Ciara. Cupp. Haidar me
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status