Beranda / Romansa / Istri Galaknya Om CEO / Bab 4. Menikah di Hutan

Share

Bab 4. Menikah di Hutan

Penulis: Azizah Bounty
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-22 23:10:00

"Apa-apaan ini? Om belum pernah nikah," jawab Haidar.

"Terus itu siapa? Om juga denger sendiri, kan? Laki-laki tak tahu diri!" teriaknya.

"Haidar! Alhamdulillah ... ternyata mayat yang di depan bukan kamu. Maaf ya, ngaku-ngaku jadi istri kamu ... biar cepet diladenin, soalnya lagi rame di depan." Perempuan berpakaian baju kantor yang menjadi sekretaris Haidar itu langsung masuk ruangan.

"Hahaha, iya gak masalah," jawab Haidar.

'Sial! Kenapa mereka nggak luka yang lebih parah?' batin Toya.

"Hmmm ... Alhamdulillah masih diberi hidup, jadi ... masih ada kesempatan untuk menikahi Ciara." Haidar mengedipkan mata kirinya.

"Ish, turuti syaratnya dulu!" bentak Ciara.

"Mau dituruti atau nggak, yang namanya jodoh gak akan ke mana ... hahaha, lagian kalau udah naksir gak usah sok-sokan. Tadi aja pas Toya bilang suami ... wajah kamu udah kayak tomat," jawab Haidar.

"Ihh! Cia tuh hanya melindungi diri dari sengatan mangsa laki-laki! Intinya gak mau dipermainkan. Masih kekeh ingin mencoba penuhi syarat?" tanya Ciara.

"Tentu dong, Nduk Cantik! Coba aja belum masa udah nyerah," jawabnya.

'Arghhh! Bikin panas aja!' batinnya lagi.

Seorang perempuan yang bernama Toya tersebut merasa tidak nyaman dengan percakapan Ciara dengan Haidar. Ia memilih keluar dari ruang tersebut setelah menjalankan aksinya berpura-pura sedih jikalau kehilangan Haidar. Tetap berada di ruangan tersebut, hanya membuat hatinya kebakaran. Haidar dan Ciara masih terus bercakap-cakap.

"Kenapa Om ngebet banget mau nikah sama Cia? Emangnya tertarik dengan apanya? Sudah tahu kalau Cia ini galak, mudah berantem, suka lalai makan, anti kotor, tapi males bersih-bersih, ribet, masih kecil juga dibanding Om. OMG, jarak sepuluh tahun, parah!" racaunya.

"Setiap orang yang diciptakan, itu punya kelebihan dan kekurangan," jawab Haidar.

"Loh … loh, kok jadi sok bijak gitu?" Ciara menggigit bibirnya.

"Bukan sok aja, Om memang harus bijak dengan kamu, Gadis Bayi!" sahut Haidar.

Kalau nikahin kamu hanya karena tertarik dengan salah satu kelebihan saja, untuk apa nikah? Pernikahan itu harus bisa menerima apapun yang ada dalam diri pasangan."

"Ya Allah Ya Allah, bener nih. Kayaknya waktu pingsan dapat petunjuk. Tumben bisa ngomong begitu, biasanya jug—"

"Hahaha, lucu banget prasangkamu." Lelaki itu tertawa lepas.

Sampai lupa kalau sedari tadi Haidar kebelet, gara-gara kaget dengan Toya dan merasa seru bicara dengan Ciara. Beruntungnya mamanya Haidar segera masuk dan bisa membantu Haidar untuk buang air kecil dulu. Setelah itu melanjutkan untuk membicarakan pernikahan.

"Apa alasan Cia gak mau nikah muda?" tanya Haidar.

"Males aja! Kata temen-temen yang udah nikah, laki-laki sekarang itu cuma manis di awal, omongannya hanya satu persen yang bisa dipercaya, banyak yang gak puas dengan istrinya sendiri. Tentunya di usia muda ... Ciara belum sanggup menghadapi itu semua," jawab Ciara.

"Nggak semua laki-laki begitu, nikah sama Om dijamin akan manis sampai beruban, seratus persen bisa dipercaya, tingkat puasnya sudah dipastikan over … tapi kenapa kalau sama Om kamu gercep jadi mau?" ledek Haidar.

"Cia pegang penyataannya. Siapa juga yang mau! Kan ada syarat!" seru Ciara.

"Ya iya, kalau syaratnya berhasil kan langsung mau. Kenapa dengan yang lain tidak diberi syarat begitu?" tanya Haidar.

"Ihhh nyebelin banget! Gak usah ikut campur dengan keputusan Cia! Udah untung diberi kesempatan, atau dibatalin aja semuanya!" rajuk Ciara.

"Jangan goda Om untuk menyentuhmu sebelum menikah, semakin merajuk berarti semakin menggugah keinginan Om untuk memeluk kamu!" godanya.

"Hueekkk! Muntahin Om kayaknya seru banget!

"Seru, tapi nanti kalau muntahnya muntah karena hamil twins, hahaha."

***

Selama masa pemulihan, Haidar berusaha keras untuk memperbanyak nonton video dan mencoba buat sate ayam di rumahnya. Setelah benar-benar sembuh, Haidar memberanikan diri untuk segera masak sate ayam dan menghidangkan untuk dicicipi Ciara. Ia sudah waspada, sebentar lagi waktu yang telah ditentukan habis, tahta CEO-nya akan hancur jika Ciara belum juga mau diajak menikah.

"Siap, Om?" tanya Ciara.

"Siap! Kamu jangan jauh-jauh dari Om, temenin ngobrol, dong!" pinta Haidar.

"Iya-iya, cepetan buat!" serunya dengan ketus.

Ciara duduk manis di samping Haidar yang sibuk membuat sate. Dalam hatinya perempuan itu sangat kagum dengan kegigihan Haidar, mau menuruti keinginannya. Baru Haidar, lelaki yang bisa memincut hati Ciara untuk menikah muda, apalagi dengan orang yang umurnya begitu jauh dari dirinya. Doanya terus ia panjatkan, berharap sate Haidar memang benar-benar bisa cocok supaya bisa segera menikah tanpa membuatnya malu karena setiap pengakuan yang ia ucapkan itu selalu membenci yang namanya nikah muda.

"Nih, satenya udah jadi. Dijamin kamu ketagihan," ungkap Haidar.

"PD amat! Baunya udah pasti ketolak! Keluargaku dan keluargamu udah kumpul, misal berhasil ... langsung gas nikah!" Ciara menatap tajam ke arah Haidar.

Tidak disangka oleh Ciara, ternyata sate ayam yang dibuat Haidar benar-benar pas. Ciara langsung mengangkat bendera merah yang sedari tadi sudah dipersiapkan, menandakan keberhasilan Haidar dalam memenuhi syarat mau nikahnya Ciara dengan laki-laki tersebut. Sorak keluarga mereka sangat meriah. Tidak menunggu lama, Haidar dan Ciara menikah di hutan, seperti yang sebelumnya sudah mereka bicarakan juga.

"Yeeeeyyyy, berhasil!" teriak Haidar.

"Dih, biasa aja kali!" seru Ciara.

"Nggak bisa. Kamu mau aku ajak nikah itu luar biasanya pol, Nduk!" sahut Haidar.

"Menikahimu ialah pilihan yang tak mungkin kuragu. Bersamamu, kuingin berjalan menyusuri arah tuk lebih berbenah, membangun rumah yang terisi cahaya cerah, menghapus gundah gulana yang sering mengena, dan mengisi tinta harum dalam rajutan lembar yang kita tebar."

—Mempelai pria—

"Aku siap bersamamu, siap atas tujuan manismu. Pernikahan bukan jalan perpecahan, tapi persatuan yang semakin mengikat makna ketulusan. Rangkullah aku sekuat jiwa ragamu tuk menjemput impian yang tak semu."

—Mempelai wanita—

Pernikahan yang tidak hanya disaksikan oleh manusia. Ocehan suara burung menghiasi hangat dan tegangnya suasana. Banyak kupu-kupu beterbangan, bahkan hinggap ke muka kedua mempelai. Semua seakan menyambut dan menunggu qobiltu terucap dari mulut lelaki tersebut.

"QOBILTU ...."

Sebuah janji terucap dengan sangat manis, memberikan seribu ketenangan dari kegelisahan Ciara dan juga Haidar selama ini. Iya, itulah romantis yang sesungguhnya. Memangku rangkaian kata atas sebuah hal yang sifatnya serius di atas serius kepada sang Maha Iradah. Harapan indah sudah menunggu, bergelutnya mereka dalam kungkungan mulia yang penuh dengan bunga-bunga di dalam rumah tangga yang sebenarnya.

Haidar merangkul perempuan yang baru saja sah menjadi istrinya. "Ciara Basma, menunduklah di kala sayap halusku menyapa, tetapi mendongaklah di saat kelalaianku sedang bertahta. Kelak kamu akan merasakan, indahnya cinta yang aku berikan untukmu, tapi harus sabar … siap?"

Ucapan Haidar membuat Ciara panik. "Isyarah apa ini, Om? Sabar dalam arti apa!"

"Gadis Bayi … ini momen indah masa harus kamu galakin. Bukan apa-apa, apa yang salah? Kesabaran dalam setiap langkah kita kan, jurus manjur untuk kekuatan cinta," jawab Haidar.

"Hehe, ya maaf, tadi kaget saja, kirain ... Om tidak tulus menikahi Cia," jawab Ciara. "Untuk CEO misterius ini juga, aku orangnya gila kerja. Namun, lebih gila dengan cinta ke Om! Jadi, mainan yang mendominasiku bukan lagi kerjaan, melainkan Om Sayang yang gagah ini."

Lantunan sholawat menggema. Syair pengantin menyambut datangnya Ciara dan Haidar sebagai pengantin baru. Sangat serasi, cantik dan tampan yang elegan dengan hiasan senyum sebagai mantra indah dalam sebuah pandangan. Haidar bersorak gembira dalam hatinya, jabatan sebagai CEO-nya kini sudah aman tetap bertahta untuk dirinya.

"Ehm, malam pertama kita di hutan saja, ya … setuju?" tanya Haidar.

"HAH?!"

Bab terkait

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 5. Tiupan Malam Pertama

    "Menikahnya sudah Om yang minta. Sekarang ganti Cia yang milih malam pertamanya. Mau di hotel aja! Kalau di hutan dingin!" rengek Ciara. "Justru dinginnya itu yang dicari," jawab Haidar. "Ogah, Cia mboten purun!" Ciara memonyongkan bibirnya. "Kedah purun," sahut Haidar. "Dibilang tidak mau ya tidak mau! Menyeramkan, Om! Cia tuh … takut gelap yang akut sebenarnya," ungkap Ciara. "Kenapa tertawa?" "Ya sudah ngikut kamu," jawabnya.Haidar mengalah untuk yang ini. Pikirannya sudah tertata karena jabatan CEO tetap berhasil. Haidar menyadari, selesai masalah satu, dia akan menghadapi perkara baru. Namun, itu sudah menjadi pilihannya.***"Siapa yang beliin baju itu? Siapa juga yang suruh pakai!" Haidar menutup mata. "Om kok begitu, tidak senang?" tanya Ciara. "Kamu terlalu menggoda!" Haidar berjalan ke ranjang, tetapi malah berselimut sendiri. Entah, harus dengan bahasa apa Haidar mengatakan yang sebenarnya. Pernikahan yang hanya pura-pura dijalankan dengan cinta. Menikahnya secara

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 6. Sensitif

    "Ini, ada kabar dari keluarga Mamamu," jawab Ciara. "Kabar apa? Mana … kok sudah mati cuma sebentar?" tanya Haidar. "Hahaha … kena prank. " Ciara tertawa lepas, dia kesal dengan suaminya, sekalian saja di-prank. "Is, kamu masih waras? Masa baru beberapa hari nikah sama Om ... jadi gila?" Haidar menyentuh jidat Ciara. "Om Sayang apa, sih? Katanya suruh prasangka baik, lah ini … malah mengira kalau ciara gila!" keluhnya. "Hahaha, ingin ketawain saja. Yuk, buruan isi tenaga!" ajak Haidar. Haidar tahu saja kalau Ciara hanya prank. Begitulah dia, tidak mudah untuk dikelabui. Tidak kehabisan ide, Ciara terus bersikap centil di hadapan Haidar. Prank-nya gagal, tetapi tidak dengan langkah fisik selanjutnya. "Cium dululah!" pinta Ciara. "Om Sayang kan, tidak suka orang lebay!" Haidar ikut bercermin meraba dagu mulusnya sendiri. "Dulu saja mengancam mau cium waktu belum menikah, sekarang sudah menikah masa malah dibiarkan. Tidak mau mencium, ya sudah tidak mau makan!" seru Ciara. “Hhhh

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 7. Dimanja

    "Tenang, kita liat sama-sama," jawab Haidar. Kabar tidak sedap kembali mengguncang. Tangis yang menderu itu, ternyata tangis tentang kabar kecelakaan pesawat yang tentunya menimbulkan banyak korban. Pihak yang akan bekerjasama dengan Haidar pun membatalkan pertemuan di waktu tersebut, mereka mengundur sehingga mengakibatkan Haidar mengurus kerjasama yang di luar kota terlebih dahulu. Pengunduran dilakukan karena pihak sana juga tahu akan kecelakaan tersebut yang mana beberapa korbannya merupakan anggota keluarga dari pihak yang akan bekerjasama. ***"Om Sayang, boleh minta sesuatu gak?" tanya Ciara. "Asal bukan anak," jawab Haidar. 'Hhh, minta jawaban aja," sahut Ciara. "Apa, hmm?" Mereka sudah dari tadi di atas ranjang, tetapi belum juga memejamkan mata karena Ciara terus saja mengajak bicara. Meskipun tidak jadi ke luar negeri, besok Haidar sudah harus berangkat ke luar kota. Seperti wanita pada umumnya, Ciara sengaja manja ke suami, walaupun dia juga tahu seharusnya malam ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 8. Peka

    Ciara langsung bergegas untuk mandi. Ia orangnya mudah penasaran, apalagi ini tentang pernikahannya yang sekarang masih bermain dengan api meluluhkan. Haidar tersenyum samar, bahagia melihat senyum sang istri sudah mendarat. "Hemm, udah mandi," kata Ciara."Oke, Om mandi dulu ya, entar baru cerita," jawab Haidar."Jangan lama-lama, Sayang!" pintanya."Siap." Seperti peringatan istrinya, Haidar tidak terlalu lama di kamar mandi. Pada dasarnya, ia memang lelaki yang juga tidak suka berlama-lama di dalam kamar mandi. Istrinya sudah menunggu dengan dandannya yang mempesona. Dibilang tidak tertarik, itu munafik, Haidar tentu tertarik, tetapi tetap belum bisa melabuhkan cinta. "Tuh ganti bajunya, mau dipakaiin?" tanya Ciara. "Gak usah, biar cepet tak pakai sendiri saja." Haidar masuk ke ruang ganti baju. "Yee, dah rapi. Cerita sini sambil Cia sisirin," kata Ciara."Cerita apa?" "Tadi katanya mau cerita tentang pernikahan," jawabnya."Hehe, cuma bohongin Isbay saja, hahaha. Berchandya …

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 9. Senjata

    Terkejut dengan ucapan Ciara. Dalam bayang pikiran Haidar, istrinya tahu dari mana nomor ponselnya Bening. Ia masih berusaha santai dan tetap fokus ke laptopnya. Wajah dan kelakuan Ciara yang galak pun tidak bisa dikondisikan lagi, tanpa pikir panjang menggebrak meja kerjanya Haidar. Breghh."Astaghfirullahal'adzim, Isbay!" Haidar kaget dan langsung berdiri. "Aku ini sedang bicara sama Om!" teriaknya."Kalau kedatangan kamu cuma mau ribut, Om antar pulang sekarang!" seru Haidar."Tega ya! Om mikir gak sih, istri mana yang tidak cemburu jika foto suaminya diposting perempuan lain dengan caption love! Manaaaaa! Kecuali kalau memang orangnya seperti Om, nggak ada cinta untuk pasangan halalnya," omel Ciara."Duduk, Isbay … udah ya marahnya. Dapat nomer Bening dari siapa?" Haidar merangkul istrinya untuk duduk di atas ranjang."Mama Sita," sahutnya. Ciara terdiam melihat sorot mata suaminya yang tidak mungkin Haidar menduakannya. Hampir saja Haidar terpancing emosi, tetapi untungnya bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 10. Air Mataku

    Ciara: "Hahaha, ngurusnya Sayangkuh! Buatnya mah gak ribet asal Om udah mau." Haidar: "Tau gak, Nduk? Wanitaku ini laksana air mata, kamu lambang dari segala teduh maupun rapuhku. Mau tidak mau, kamu tetap ikut merasakan apa yang menerpaku." Ciara: "Hahaha, mboten napa-napa, melow banget!" Haidar: "Ada hakmu yang belum aku penuhi." Ciara: "Mm, tapi sudah banyak hak lain yang Om berikan. Yang penting kita paham akan hak dan kewajiban, paham itu bisa menempatkan sesuai tempatnya juga. Maaf kalau merengek, tapi sejujurnya Cia mau anak kita lahir juga dengan benih cintamu, Sayang! Bukan sekedar nafsu. Om bahagia kan nikah sama Cia?" Haidar: "Bahagia, maaf ya … belum bisa utuh membahagiakanmu." Ciara: "Om Sayang dinginnya udah mulai anget nih, hehe … kangen!" Haidar: "Apa sih? Kalau beneran kangen, ya kamu makan dong, jangan ditunda lagi!" Ciara: "Asal VC-nya jangan dimatiin dulu." Haidar: "Iya." Ciara: "Om Sayang, Cia tuh ...." Haidar: "Ditelan dulu, nanti bicara lagi." *** "A

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 11. Ratuku

    "Mau ke pesantren." "Untuk apa? Abah sama Ummah jam segini sudah istirahat, santri-santri pun juga, gak baik bertamu di jam segini, Cantik. Besok ya?" kata Haidar. "Aku cuma mau lihat gerbangnya doang habis tuh pulang!" rengeknya. "Ya udah, yuk berangkat!" Haidar melirik sejenak dan tanpa aba-aba mengangkat istrinya untuk masuk mobil. Keinginannya dituruti begitu saja sudah senang banget. Meskipun hanya untuk melihat gerbang pesantren, selama tidak merugikan istrinya, Haidar tetap berangkat. Lelahnya sudah lenyap dengan pengakuan cinta dan rasa syukur yang tumbuh dalam dirinya. "Om udah siapin tiket honeymoonnya sesuai pilihan kamu waktu itu sama Mama. Nggak berubah pikiran kan?" tanya Haidar. "Nggak dong, udah cocok," jawab Ciara. "Ehmm, kenapa menangis?" Haidar terkejut setelah menoleh, ternyata air mata sang istri bercucuran. "Kangen mondok, huaaaaa!" "Hahaha …." Haidar tertawa lepas. "Apa yang lucu?" sahut Ciara ketus. "Gak lucu, tapi kamu imut banget kalau nangis gitu,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 12. Matahariku

    "Apa! Nggak usah jeda-jeda gitu napa sih kalau ngomong!" rajuk Ciara. "Isbay-Isbay, oke bicara ... dan Om tuh hutangnya banyak banget sama kamu," jawab Haidar. "Hutang apaan? Gak ada hutang apapun," jawab Ciara. "Hutang perasaan," kata Haidar. "Sudahlah, Cia gak permasalahin itu. Lagian, kata Om yang harus dipikir tuh senengnya aja, bukan sedihnya jika ingin bahagia. Lebih baik fokus doa deh di sini, semoga Allah cepat memberi Huda, Dhuha, dan Badri." "Aamiin. Ya udah kita langsung ke makam sekarang," ucap Haidar. "Mengke riyen, mau makan brem dulu, hehe." Ciara mengedipkan matanya dan melirik tangan Haidar yang membawa bremnya. Haidar belajar banyak belajar mengenali wanita dari istrinya. Mulai dari wanita yang telah terkoordinasi dengan sensitif, peka, cemburuan, dan dan lain-lain. Ciara memberi banyak bahasa untuk Haidar rangkai dalam hidupnya. Kisah pertemuannya tiba-tiba, tapi memberi ruang yang begitu luas untuk kebahagiaannya. "Mau disuapin?" tanya Haidar. "Maulah, menu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01

Bab terbaru

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 119. Sayang, Aku Cinta Kamu!

    Haidar segera bangun lagi dan berharap tangis yang didengar bukanlah tangis untuk kematian sang istri dan anak. Bendera kuning yang tertancap, Haidar harap itu hanya salah penempatan. Mencoba berlari meskipun kakinya seperti tetap berhenti di tempat."Assalamu'aalikum. Mama, ini ada apa!" Haidar mengepalkan tangan, melihat semua keluarga berkumpul dengan tangis."Abiiiiiiiiii! Huaaaaaaaa!" Ketiga anak kembarnya langsung memeluk Haidar."Nak, i-ibu sama adik masih di rumah sakit sudah membaik kan? Iya kan?" tanya Haidar.Masih belum ada jawaban. Kembar tiga justru semakin menangis saat dagu mereka diraba oleh Haidar. Jika tidak ada jawaban, jawaban dari diam itu sudah bisa diartikan. Emosi Haidar membludak, ia justru bertanya dengan berteriak!"Orang sebanyak ini kenapa tidak ada yang menjawab!" Air matanya tidak mampu ditahan, ini terlalu sakit.KLING.[ "Selama

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 118. Sayang, Sini Kupeluk!

    Keadaan Ciara dan Kiara kritis. Tentunya tidak berada di ruang biasa. Sita segera menghubungi Haidar akan kabar tersebut. Firasat Haidar nyata, Ciara bukannya melanggar perintah Haidar,melainkan terpaksa ke luar karena mengejar putrinya. Sita: "Hai, pulang sekarang." Haidar: "Ada apa, Mam?" Sita: "(Mengirim foto rumah sakit)" Sita tak mampu mengatakan secara langsung. Raganya terasa lemah sembari memangku ketiga cucu kembarnya yang kini tengah menangis. Ia juga berpikir, pasti di sana Haidar sedang hancur dengan kabar yang akan diberitahukan. Haidar: "Mam, siapa yang sakit? Perasaan Haidar dari kemarin gak enak. Siapa Mam?" Sita: "Yang penting kamu pulang, Nak." Haidar: "Siap pulang, Haidar segera urus, tapi siapa yang sakit? Anak-anak sama Ciara baik-baik saja?" Sita: "Ciara sama Adik Kia." Haidar: "Ya Allah, sakit barengan?" Sita: "Kecelakaan di depan rumah." Haidar: "Innalillaah, kenapa mereka ke luar? Mama kenapa juga membiarkan? Sudah Haidar bilang loh, jangan ke luar!

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 117. Sayang, Kamu Hebat!

    "Hmmm, nggaklah menurut Ocyang, dia ya dia, Toya ya Toya. Saudara jauh juga, gak terlalu kelihatan deket mereka," kata Haidar. "Kita nggak tahu secara onlinennya!" sahut Ciara. "Sayang ...." Haidar hanya menatap istrinya dengan lama kemudian memberinya pelukan. Sempat berdebat juga antara ada ulah campur tangan Toya. Pikiran Ciara memang suka begitu, tetapi cepat juga kembali ke mode awal. Bodoamat pun menjadi jurus, mereka diamkan sosmednya dulu, baru besok pagi dilihat. *** Haidar: "Sayangku." Ciara: "Iya Sayang." Haidar: "Perasaan Ocyang gak enak. Jangan keluar rumah." Ciara: "Terus? Anak-anak sekolahnya gimana?" Haidar: "Izin aja." Ciara: "Ada apa sebenarnya? Ocyang dapet kabar?" Haidar: "Iya, Sayang." Ciara: "Izin alasannya apa coba?" Haidar: "Biar Ocyang yang izinin. Kamu gak usah mikir itu." Ciara: "Emang ada apa? Ngomong yang jelas dong!" Haidar: "Ada yang berulah karena salah paham." Ciara: "Hah?" Haidar: "Hati-hati lagi dengan Toya dan Galaxy. Galaxy tidak ik

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 116. Sayang, Kamu Cerdas!

    Haidar: "Ibu Cia ...." Ciara: "Tau ah. Nggak chat nggak langsung, bikin kesel terus." Haiadar: "Tau gitu kenapa dirindukan?" Ciara: "Ini nih bodohnya cinta." Haidar: "Kangen, asli pengen ucel-ucel kamu!" Ciara: "Parah sekali OM-OM ini! Apaucel-ucel?" Haidar: "Aisshh pura-pura gak paham." Ciara: "Ucel-ucel itu kan bahasa meremas-remas untuk baju." Haidar: "Kamu dikasih kata yang terfilter dikit gak paham, giliran meremas-remas pasti langsung paham." Ciara: "Hahaha, ciri-ciri istrimu ini cerdas." Haidar: "Kok malah cerdas?" Ciara: "Iya dong, denger kata meremas-remas pasti Ocyang di sana langsung----" Haidar: "Wanitaku, hahaha ... cerdasnya gak ketulungan. Video Call yok!" Ciara: "Haaahh? Pasti mau liat itunya aku." Haidar: "Pikiran kamu .... huuuhhhhh, ya liat wajah kamulah, di sini Ocyang lagi kumpul dengan Segara dan yang lain." Ciara: "Eh, wkwkwk." Tidak lupa Ciara bercerita tentang kejadian-kejadian bersama kembar tiga dan juga Kiara hari ini. Seperti bikin konten a

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 115. Sayang, Kamu Cantik!

    Ketenangan jiwa dan raga itu sebenarnya terdapat di mana, bisa diperoleh dari mana dan kapan saja hal tersebut bisa singgah dengan sungguh? Jawabannya, setiap detik itu adalah kesempatan untuk meraih pernyataan tersebut. Ciara belum jadi menghidupkan mobilnya dan melihat ke belakang tentang berita penumpahan ice cream. Jika dia sekarang tidak tenang, mendengar pernyataan dari Mas Uja tadi akan langsung marah seperti waktu di rumah kala itu. "Tumpah?" "Iya, kena celana Mas Uja! Adik kok nggak flend, sih!" celetuk Mas Uja. "Maaf, Adik no cengaja, Ibu." Kiara memeluk Mas Uja, tetapi justru Mas Uja menghindari. "Huaaaaaa!" Kiara menangis karena dicuekin Mas Uja. "Mas Uja, nggak boleh gitu dong sama Adik. Adik kan nggak sengaja. Peluk Adiknya dan Adik juga hati-hati kalau makan nggak boleh sambil loncat-loncat. Mas Uja ganti celana dulu itu di belakang Mas, Ibu mau beliin ice cream lagi." Ciara mencium dulu ke keempat anaknya. Mumpung masih di tempat ice cream, Ciara membelikan kembal

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 114. Pernikahan Bukan Jalan Pudar

    Manja itu suatu sifat yang misterinya melekatkan antara yang satu dengan yang lain. Orang kalau terlalu mandiri juga tidak baik karena dengan terlalu mandiri, dia tidak punya akses antara keduanya yang lebih menonjol dan terkesan seperti orang lain itu tidak terangkat. Namun, kalau terlalu manja bisa juga menimbulkan sebuah pertengkaran hebat karena adanya hal tidak sesuai antara diri yang satu dengan yang lain. Musalkan, yang ini ingin melangkah ke A, tetapi dipaksa untuk lebih dahulu ke B demi menuruti keinginannya si A."Isbay nggak pernah bosan," jawab Ciara."Nah, itu sudah terjawab. Gak ada rasa bosan untuk kamu, Cantik.Pernikahan bukan jalan bubar, termasuk kesehatan kamu.” Haidar mengecup kening istrinya sejenak."Uwaahh, bangga rasanya punya njenenengan. Makasih udah perhatian dengan banyak hal. Apapun seperti istimewa karena bersamamu," ungkap Ciara."Iya, karena membahagiakanmu, membuatmu ny

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 113. Pada Akhirnya Aku Sadar

    "Kamu pura-pura nggak tahu, kan?” tanya Haidar.“Pura-pura? Enggak! Emang apa yang benar?”Haidar tak kuat untuk menahan tawa lagi ketika istrinya tidak paham dengan apa yang ia maksud. Padahal, itu adalah sesuatu yang sudah melekat dalam diri mereka ketika berada di dalam kamar dan sudah menjadi kebiasaan tradisi terindah sepanjang jalan. Ya seperti tidak mungkin saja kalau Ciara tidak paham dengan apa yang Haidar ucapkan, padahal arahnya sudah jelas ke sana.Namun, memang malam itu Ciara tidak paham apa-apa. Pahamnya tentang sekedar energi yang terkuras karena mereka marah-marah. Waktu awal pembicaraan juga sudah membicarakan tentang energinya yang keluar penuh karena menghadapi emosi-emosi menghadapi mereka berdua. Haidar masih terdiam dan terus memandang ke arah wajah Ciara sampai salting akut dan ujung-ujungnya kembali ke area ngambek lagi.“Aku bukan boneka, Oc!”Sekalinya Haidar sudah mengataka

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 112. Dengan Penuh Energi

    "Kapok tuh aquarium kesayangan njenengan pecah! Isbay gak ngerasa bersalah, terserah mau dibenci karena di situ gak ada ikannya! Beresin sendiri Isbay gak mau ngeberesin!" Ciara meninggalkan Haidar dan kamar yang berantakan."Kalau kamu memang minta Ocyang marah, baik. Ocyang tidak keberatan untuk menuruti."Jujur, Haidar sangat kecewa. Setiap orang itu punya barang berharga. Aquariumnya kecil, tetapi itu sangat dirawat oleh Haidar. Sampai segitunya Ciara marah, mana malah melawan. Sebenarnya, kecewa besarnya Haidar bukan perkara aquarium pecah, Haidar kecewa besar dengan langkah Ciara yang terkesan tidak menghargai keberadaan Haidar sebagai suami.KLING KLING."Hallo, gimana? Oh, ada kerja sama ke luar kota, sipp. Besok kita berangkat," ucap Haidar dalam telepon."Ternyata cari gara-gara. Pengen trending kasus perselingkuhan, begitu hah?" bentak Ciara.Sukses membuat Ciara semakin geram.

  • Istri Galaknya Om CEO    Bab 111. Menjemput Pagi

    Yang harus dipikirkan lagi setelah perkara Gus Fahim beres, tidak ada. Tinggal menunggu pulih dan mempersiapkan pernikahan Tiara dengan Gus Fahim. Kabarnya, Kang Musa juga akan segera melamar Bening. Haidar terdiam dan menatap Ciara yang sedang berkomunikasi dengan putra dan putrinya. Dua tahun kemudian Putra kembar tiganya sudah berusia 4 tahun, sedangkan putri kecilnya itu sekarang sudah berusia 2 tahun. Kalau berbicara dengan waktu dan memikirkan dengan yang terjadi, hari tentu terkesan begitu cepat. Akan tetapi, berjalannya sudah begitu jauh, tak menyangka ternyata rumah tangga mereka sudah berjalan selama 5 tahun lebih. Hubungan antara keluarga Haidar dengan Toya Galaxy pun juga membaik. Mereka sering bersama dan berbagi tips ketika mengantarkan Uda, Uha, dan Uja belajar di tempat yang sama dengan Barbie. Sekarang Uja yang sangat manja itu sudah semakin pintar saja, tetapi tetap memiliki sifat khasnya, yaitu manja. Meskipun sering cemburu juga, dia sangat perhatian dengan adik

DMCA.com Protection Status