All Chapters of Merebut Hati Suamiku: Chapter 131 - Chapter 140

200 Chapters

SEASON 2 || Lamaran

Setelah diperingatkan oleh Arsen, Kaindra mulai menghindari Shaynala. Berangkat ke kantor pagi-pagi sekali dan pulang larut malam, ia bahkan tidak pernah makan di rumah, semua itu dilakukan untuk menghindari Shaynala dan menjaga hatinya.Hingga tiba lah hari di mana acara lamaran digelar, pagi ini Shaynala sudah sampai di rumah Rashita. Sengaja, karena ia pun juga menghindari Kaindra. Ia tahu pagi ini Kaindra akan sarapan di rumah, juga melakukan kesibukan lain untuk acara lamaran.Gadis itu tahu dari kemarin Kaindra menghindarinya, apalagi tujuannya kalau bukan untuk menata hati? Maka Shaynala juga melakukan hal sama, ia akan membantu Kaindra untuk tidak lagi memikirkannya."Terima kasih, ya, Ning. Kamu mau repot-repot datang sepagi ini," ucap Rashita."Sama-sama," sahut Shaynala dengan memaksakan senyuman."Aku bahagia sekali pagi ini, impianku menikah dengan pria yang kucintai sebentar lagi akan terwujud. Doaku tidak sia-sia, semau tirakat yang ku lakukan membuahkan hasil memuaskan
Read more

SEASON 2 || Bingung Judul

Shaynala pulang lebih dulu tanpa mengikuti acara ramah tamah, ia langsung masuk kamar dan meminta mbak ndalem untuk membawakan jahe panas. Ia sudah mengatur rencana akan berlagak masuk angin, dengan begini semua orang tidak akan curiga kenapa ia harus pulang lebih dulu.Saat baru saja membaringkan tubuhnya di kasur, sebuah dering ponsel terdengar kencang yang tak ayal menyentaknya. Shaynala kembali bangun, mengambil ponselnya dari dalam tas dan mendapati nama Karin terpampang di layar pipih itu."Halo, Rin," sapanya setelah menempelkan ponsel pada daun telinga."Aku mengganggumu, Na?""Tidak, aku lagi santai. Ada apa? Apa ada kabar tentang penyidikan mu?" tanya Shaynala dengan perasaan berdebar.Sungguh! Ia sangat ingin tahu tentang wanita misterius itu."Iya, Na. Ada kabar buruk dan maaf aku harus mengatakan ini. Aku dan tim ... tidak bisa mendapatkan informasi apa-apa, seperti ada yang menutup akses saat kami ingin memasukkan pelacak ke nomor itu. Sudah satu bulan kami berusaha, tap
Read more

SEASON 2 || Bekas Lipstik

Jamal memanggil dua asisten pribadinya dan meminta mereka mengumpulkan beberapa anak buah pilihan, orang-orang terlatih yang akan dipilih dan ditugaskan untuk membereskan anak buah Ryon yang sudah disebar. "Jangan sampai ada yang tahu masalah ini, siapkan dana besar untuk menyuap siapapun yang menghalangi mu. Kau harus pastikan supir dan pemasok bahan baku tutup mulut, jangan sampai ketahuan kalau kau adalah asistenku. Kalau ada yang bertanya, katakan saja kau bekerja untuk Kaindra atau Ryon," jelas Jamal pada pria botak bertubuh gempal yang berdiri di hadapannya itu."Baik, Tuan. Saya akan menjalankan tugas ini dengan baik."Jamal mengangguk puas, kemudian ia mengalihkan pandangannya pada pria bertubuh kekar di hadapannya. "Kau sudah membuat lamaran pekerjaan sebagai penjaga gudang?" tanyanya."Sudah, Tuan. Tinggal menunggu interview saja, mereka mengatakan paling lama satu bulan.""Bagus. Kau harus mendapatkan posisi itu, sehingga saat bahan baku jelek masuk bisa lolos kontrol. Sua
Read more

SEASON 2 || Sikap Kaindra

Pagi ini Aaraf diam-diam pergi ke kantor untuk menyelidiki kecurigaannya kemarin, beruntung kemarin ia bisa mengalihkan pembicaraan sehingga Ilham dan Rashita tidak sampai berpikir macam-macam."Pak Aaraf," ucap salah satu staf dan langsung menundukkan kepala."Aku mau cek CCTV ruangan CEO.""Silakan, Pak." Pria itu menyingkirkan tubuhnya untuk jalan Aaraf lewat."Pastikan tidak ada yang tahu kedatanganku ke ruangan ini."Pria yang merupakan staf penjaga ruang CCTV itu langsung mengangguk. "Baik, Pak," sahutnya.Aaraf meneruskan langkahnya masuk, ia menuju salah satu komputer terbesar di sana dan mendudukkan dirinya di kursi empuk itu. Jemarinya bergerak lincah di atas keyboard, tidak lama kemudian layar komputer itu memutar sebuah video yang merekam area lantai ruangan Kaindra.Seiring dengan detik waktu yang terus berganti, kening keriput itu semakin mengernyit saat melihat seorang gadis yang sering masuk ke ruangan Kaindra. "Mereka sering berinteraksi, siapa dia?" gumamnya bingung
Read more

SEASON 2 || Bingung Judul

Di dalam kamarnya, Kaindra mengobrak-abrik semua barang yang ada di atas meja untuk meluapkan emosi. Napasnya terengah-engah dengan dada naik turun, beberapa kali ia menjambak rambutnya dengan wajah yang sangat frustasi."Aaargh ...!"Menjatuhkan tubuh ke atas ranjang, kelopak matanya terpejam erat dengan rahangnya yang mengetat sempurna. Kaindra kesal karena sudah susah payah menghindari Shaynala, tetapi gadis itu malah mengajaknya berbicara.Terkesan terlalu berlebihan, tetapi inilah rasanya menjadi Kaindra. Mati-matian melupakan gadis yang dicintainya, tetapi gadis itu malah menyapanya dan membangkitkan cinta yang selama ini ia kubur. Kini, ia bingung bagaimana caranya menghentikan debaran di dadanya yang kembali datang.Semua usaha yang dilakukannya seakan sia-sia, Shaynala kembali merasuki pikirannya dan entah bagaimana caranya belajar melupakan wajah cantik itu. Kaindra harus memulai dari awal dan ia sangat benci hal ini. "Aku selalu berdebar saat di dekatmu, Ning. Kenapa kamu
Read more

SEASON 2 || Terbongkar

Tepat saat adzan ashar berkumandang, Arsen dan Shaynala baru saja sampai di kediaman mereka. Kediaman mewah itu tetap bersih karena ada beberapa staf yang ditugaskan untuk berjaga sekaligus membersihkan di sana."Mas langsung mandi, ya, Dek. Rasanya tubuhku lengket banget," ucap Arsen yang hanya diangguki oleh Shaynala.Bola matanya bergerak mengikuti suaminya yang berjalan menaiki tangga, entah kenapa rasa cinta yang selama ini ia bangun mendadak sirna.Shaynala selalu belajar mencintai suaminya, tetapi kekecewaan siang tadi benar-benar menghantam jiwanya. Tidak ada lagi toleransi, mulai sekarang ia tidak akan membiarkan Arsen menyentuh seujung kuku pun bagian tubuhnya. "Aku akan menggugat cerai setelah mendapatkan semua buktinya dari Karin!" gumamnya.Terserah orang mau bilang apa, yang jelas ia tidak mau hidup dengan pembohong. Shaynala bertekad mengganti nominal dana yang pernah disuntikkan oleh Papa mertuanya, meskipun ia tidak tahu sampai kapan bisa melunasinya.•Keesokan pagi
Read more

SEASON 2 || Membalik Rencana

Larissa hidup di sebuah rumah terpencil yang dekat dengan hutan, rumah berlantai dia itu dijaga ketat oleh beberapa anak buah Arsen. Ia tidak bisa ke mana-mana, bahkan ingin jalan-jalan ke halaman depan saja harus diikuti tiga pengawal.Ia berusaha menikmati hidup penuh tekanan ini, sambil menjalankan perintah Kinara untuk memeras uang Arsen. Ia akan mendapat bayaran dari wanita paruh baya itu, ditambah uang dari Arsen yang semakin membuatnya bergelimang harta.Tangannya mengelus perutnya yang mulai membesar memasuki usia kandungan lima bulan, tiga minggu sekali Dokter kandungan sewaan Arsen akan datang untuk memeriksa Larissa. Ia senang karena mengira Arsen perhatian padanya dan calon anak mereka, tanpa tahu rencana yang disiapkan Arsen untuk melenyapkannya nanti."Maaf, ya, Nak. Kita harus berjauhan dengan Ayahmu, tapi Mama janji akan membawamu ke hadapan Ayahmu, dan memperjuangkan semua hak mu. Kamu akan mendapatkan harta yang banyak, begitu juga kehidupan mu akan terjamin," gumamn
Read more

SEASON 2 || Permintaan Arsen

Bruno dan Melati benar-benar berlakon layaknya sepasang kekasih, berangkat dan pulang bersama, makan siang bersama di kantin, bahkan keduanya terang-terangan mengatakan kalau mereka dulu LDR dan baru sekarang bisa satu kantor. Dua minggu terakhir ini Ryon dibuat bingung, ia tidak menyangka kalau Melati berpacaran dengan Bruno. "Lalu, kenapa dia sering terekam kamera sedang bersama Kaindra?" gumam Ryon.Ia langsung mengabarkan hal ini kepada Aaraf, pria paruh baya itu tidak kalah bingung dengan laporan Ryon. Tanpa keduanya sadari, mereka sudah masuk dalam jebakan Bruno dan Melati. Entah Melati dan Bruno yang terlalu pintar, atau Aaraf dan Ryon yang kurang strategi dalam menguak kedok Melati. "Baiklah, saat Kaindra pulang nanti aku akan langsung bertanya padanya," ucap Aaraf kepada Ryon yang berada di seberang telepon."Baik, Pak," sahut Ryon."Yeah, terima kasih sudah atas penyelidikanmu ini. Aku tutup dulu teleponnya.""Sama-sama, Pak. Sudah menjadi tugas saya untuk menjalankan pe
Read more

SEASON 2 || Bimbang

"Aaargh ...!"Arsen memekik seraya memegangi kepalanya, pria itu langsung bangun dan berlari menuju kamar mandi. Menutup pintu kamar mandi dengan kencang dan meninggalkan Shaynala yang hanya mampu menatap datar dari ranjang.Gadis itu tersenyum kecut, hatinya memanjatkan rasa syukur saat Arsen tidak jadi menyentuhnya. Sementara di dalam kamar mandi, Arsen langsung berdiri di bawah shower dan menyalakan kerannya.Guyuran air dingin perlahan mulai meredakan rasa pusingnya, denyut ngilu di pelipisnya mulai hilang seiring seluruh tubuhnya yang sudah basah.'Kenapa aku tidak bisa menghapus bayangan Larissa di kamar hotel itu? Kenapa teriakannya masih sering menghantui pikiranku?!' makinya dalam hati.Arsen menghantam dinding marmer itu dengan kepalan tangannya, napasnya memburu naik-turun saat gendang telinganya berdenging seiring dengan suara Larissa yang tidak mau pergi dari kepalanya.'Apa aku sudah gila?!' batinnya.Yeah! Selama lima bulan ini ia tidak pernah bisa menghilangkan gangguan
Read more

SEASON 2 || Kenyataan Pahit

Hari ini adalah acara pengembalian lamaran, keluarga Ilham sampai di pesantren tepat pada pukul sembilan pagi. Seperti biasa acara akan dibuka dengan doa dan beberapa sambutan, kemudian dilanjutkan penentuan tanggal pernikahan.Ilham memutuskan untuk menggelar pernikahan enam bulan dari hari ini, hal itu langsung disetujui oleh semua pihak. Semuanya yang hadir memanjatkan rasa syukur, senyum bahagia terukir jelas di bibir semua orang.Namun, tidak dengan Kaindra. Pria itu hanya diam seraya menundukkan kepala. Sesekali ia akan tersenyum saat ada yang mengajaknya berbicara, selebihnya ia kembali diam seakan tidak bersemangat."Enam bulan lagi, Kang. Bukan waktu yang lama, setelah itu kamu bisa selalu dekat dengan gadis pujaanmu itu," bisik Farraz — sahabat Kaindra sekaligus kang ndalem yang mengabdi di pesantren ini."Apa, sih, Kang." Kaindra menatap Farraz dengan sorot mata tidak suka."Lah itu, dari tadi kamu diam saja seperti orang murung. Pasti kamu sedih karena tidak bisa melihat R
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
DMCA.com Protection Status