Arsen menggebrak meja ketika baru saja membaca pesan dari Larissa, tetapi yang membuatnya lebih kesal adalah bisa-bisanya Shaynala bersama wanita itu."Dasar jalang sialan!" desisnya.Ibu jarinya kembali mengutak-atik ponsel, mencari nomor Shaynala dan lantas meminta sambungan telepon. Tidak seberapa lama kemudian terdengar suara lembut sang istri dari seberang panggilan."Kamu lagi ada di mana, Dek?" tanya Arsen."Aku lagi di rumah sakit, Mas. Tadi nabrak orang, kasihan orangnya nggak punya keluarga, jadi aku temani saja. Apalagi dia seorang wanita hamil, aku nggak tega mau ninggalin."Pria itu menggeram emosi. "Kirimkan alamat rumah sakitnya, Mas akan kirim beberapa bodyguard untuk menjaga wanita itu. Nanti kamu pulang saja, ya.""Eum ... baiklah, kalau kamu yang minta aku nurut. Tapi setiap pagi aku akan ke rumah sakit, ya, untuk melihat keadaannya," ucap Shaynala di seberang sana.Arsen memejamkan matanya dengan rahang menegas layaknya orang yang sedang sangat kesal. "Iya, boleh,"
Read more